TEMPO.CO, Jakarta - Kemampuan kita memproses informasi saat pengambilan keputusan belum akan drop sampai usia 60. Temuan studi terbaru yang dipublikasi dalam Jurnal Nature 17 Februari 2022 ini berbeda dari keyakinan yang telah meluas bahwa kecepatan mental mulai menurun pada usia 20-an tahun.
Mischa von Krause dari Institut Psikologi, Heidelberg University, Jerman, dan koleganya menganalisis data yang dikumpulkan dari sekitar 1,2 juta orang berusia 10 sampai 80 tahun. Mereka awalnya bagian dari eksperimen yang didesain untuk mengukur bias rasial yang tersirat (implisit).
Mischa dkk memberi tugas sederhana kepada para partisipan eksperimen itu, yakni mengurutkan kata dan gambar. Misalnya, melabeli wajah-wajah sebagai putih atau hitam. Atau, mengelompokkan kata-kata suka cita atau rasa sakit sebagai baik atau buruk. Seluruh pilihan dibuat dengan cara menekan satu dari dua tombol pilihan yang disediakan.
Mendukung studi-studi sebelumnya, para peneliti menemukan waktu reaksi orang-orang semakin cepat dari usia remaja ke sekitar usia 20 tahun, lalu melambat saat mereka bertambah lebih tua. Penurunan itu yang biasanya diatribusikan kepada kecepatan mental yang melambat pula, "Tapi ternyata tidak," kata Mischa.
Timnya menggunakan sebuah model kognisi yang sudah ada berbasis riset sebelumnya, yang mengansumsikan orang-orang membuat keputusan dengan terus menerus mempertimbangkan informasi sampai mereka mencapai sebuah ambang kepastian. Menurut model ini, bertambahnya waktu reaksi mulai usia 20 tahun kemungkinan karena seseorang menginginkan kepastian lebih besar sebelum membuat keputusan seiring dengan usianya yang bertambah, informasi visual yang diterima mata membutuhkan lebih banyak waktu untuk sampai ke otak, dan semakin tua usia orang-orang dalam eksperimen itu menjadikan mereka semakin lama untuk berani secara fisik menekan tombolnya.
Sedangkan kecepatan mental, menurut hasil analisis dalam studi itu, tetap meningkat di usia 20-an tahun, dan tetap tinggi sampai usia 60. "Hingga masa dewasa yang lebih tua, kecepatan pemrosesan informasi dalam penyelesaian tugas-tugas yang kami pelajari tak berubah banyak," kata Mischa. Dia menambahkan, "Hanya saja orang-orang menjadi lebih awas dalam setiap keputusannya dengan meningkatnya usia - mereka mencoba untuk menghindari kesalahan-kesalahan. Pada waktu yang sama saraf motorik melambat dengan semakin menua."
Temuan studi ini menantang asumsi kalau orang-orang di usia 40-an dan 50-an secara mental lebih lambat daripada mereka yang di fase dewasa muda. Ini, kata Mischa, bisa berdampak ke beberapa hal di kehidupan nyata, seperti siapa yang direkrut atau mendapatkan promosi di lingkungan kerja.
Hasil studi yang sekarang juga mendukung banyak studi skala kecil sebelumnya yang juga menemukan penurunan dalam kecepatan mental yang terjadi mulai usia 60. "Mereplikasi apa yang sudah dilakukan sebelumnya, tapi dengan jumlah partisipan yang jauh lebih besar sehingga menyediakan bukti yang semakin kuat untuk hasil awal ini," kata Roger Ratcliff dari Ohio State University.
NEW SCIENTIST, NATURE
Baca juga:
Kematian karena Omicron, Data Kemenkes: 33 dari 1.090 Adalah Balita