Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penuaan: Kecepatan Mental tidak Melambat Hingga Usia 60 Tahun

image-gnews
Ilustrasi lansia bersama cucunya. shutterstock.com
Ilustrasi lansia bersama cucunya. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kemampuan kita memproses informasi saat pengambilan keputusan belum akan drop sampai usia 60. Temuan studi terbaru yang dipublikasi dalam Jurnal Nature 17 Februari 2022 ini berbeda dari keyakinan yang telah meluas bahwa kecepatan mental mulai menurun pada usia 20-an tahun.

Mischa von Krause dari Institut Psikologi, Heidelberg University, Jerman, dan koleganya menganalisis data yang dikumpulkan dari sekitar 1,2 juta orang berusia 10 sampai 80 tahun. Mereka awalnya bagian dari eksperimen yang didesain untuk mengukur bias rasial yang tersirat (implisit).

Mischa dkk memberi tugas sederhana kepada para partisipan eksperimen itu, yakni mengurutkan kata dan gambar. Misalnya, melabeli wajah-wajah sebagai putih atau hitam. Atau, mengelompokkan kata-kata suka cita atau rasa sakit sebagai baik atau buruk. Seluruh pilihan dibuat dengan cara menekan satu dari dua tombol pilihan yang disediakan.

Mendukung studi-studi sebelumnya, para peneliti menemukan waktu reaksi orang-orang semakin cepat dari usia remaja ke sekitar usia 20 tahun, lalu melambat saat mereka bertambah lebih tua. Penurunan itu yang biasanya diatribusikan kepada kecepatan mental yang melambat pula, "Tapi ternyata tidak," kata Mischa.

Timnya menggunakan sebuah model kognisi yang sudah ada berbasis riset sebelumnya, yang mengansumsikan orang-orang membuat keputusan dengan terus menerus mempertimbangkan informasi sampai mereka mencapai sebuah ambang kepastian. Menurut model ini, bertambahnya waktu reaksi mulai usia 20 tahun kemungkinan karena seseorang menginginkan kepastian lebih besar sebelum membuat keputusan seiring dengan usianya yang bertambah, informasi visual yang diterima mata membutuhkan lebih banyak waktu untuk sampai ke otak, dan semakin tua usia orang-orang dalam eksperimen itu menjadikan mereka semakin lama untuk berani secara fisik menekan tombolnya.

Sedangkan kecepatan mental, menurut hasil analisis dalam studi itu, tetap meningkat di usia 20-an tahun, dan tetap tinggi sampai usia 60. "Hingga masa dewasa yang lebih tua, kecepatan pemrosesan informasi dalam penyelesaian tugas-tugas yang kami pelajari tak berubah banyak," kata Mischa. Dia menambahkan, "Hanya saja orang-orang menjadi lebih awas dalam setiap keputusannya dengan meningkatnya usia - mereka mencoba untuk menghindari kesalahan-kesalahan. Pada waktu yang sama saraf motorik melambat dengan semakin menua."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Temuan studi ini menantang asumsi kalau orang-orang di usia 40-an dan 50-an secara mental lebih lambat daripada mereka yang di fase dewasa muda. Ini, kata Mischa, bisa berdampak ke beberapa hal di kehidupan nyata, seperti siapa yang direkrut atau mendapatkan promosi di lingkungan kerja.

Hasil studi yang sekarang juga mendukung banyak studi skala kecil sebelumnya yang juga menemukan penurunan dalam kecepatan mental yang terjadi mulai usia 60. "Mereplikasi apa yang sudah dilakukan sebelumnya, tapi dengan jumlah partisipan yang jauh lebih besar sehingga menyediakan bukti yang semakin kuat untuk hasil awal ini," kata Roger Ratcliff dari Ohio State University.

NEW SCIENTIST, NATURE

Baca juga:
Kematian karena Omicron, Data Kemenkes: 33 dari 1.090 Adalah Balita

 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

2 hari lalu

Ilustrasi otak. medicalnews.com
10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

Semua kebiasaan ini bukan menjadi hal menakutkan karena bisa diubah dengan pola hidup sehat.


Sering Lupa? Lakukan 5 Tips Berikut untuk Meningkatkan Daya Ingat

2 hari lalu

Ilustrasi orang lupa
Sering Lupa? Lakukan 5 Tips Berikut untuk Meningkatkan Daya Ingat

Dengan menerapkan tips-tips ini dalam kehidupan sehari-hari, Anda dapat meningkatkan daya ingat Anda dan mengurangi kecenderungan untuk lupa.


Tidak Selalu Buruk, Berikut 5 Manfaat Lupa untuk Kerja Memori Otak

2 hari lalu

Ilustrasi orang lupa
Tidak Selalu Buruk, Berikut 5 Manfaat Lupa untuk Kerja Memori Otak

Lupa ternyata memiliki manfaat penting untuk kesehatan otak dan kreativitas Anda.


Stimulasi Kognitif Terbanyak Bantu Lindungi Otak dari Masalah Daya Ingat

4 hari lalu

Ilustrasi dosen sedang mengajar. shutterstock.com
Stimulasi Kognitif Terbanyak Bantu Lindungi Otak dari Masalah Daya Ingat

Pekerjaan paling umum dengan tuntutan kognitif tertinggi yang bantu lindungi otak dari masadalah daya ingat adalah mengajar.


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

9 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


4 Bumbu Dapur Sahabat Kesehatan Otak dan Penangkal Alzheimer

10 hari lalu

Ilustrasi bumbu lada hitam. REUTERS
4 Bumbu Dapur Sahabat Kesehatan Otak dan Penangkal Alzheimer

Salah satu metode efektif untuk meningkatkan kesehatan otak dan mencegah penyakit Alzheimer adalah dengan mengonsumsi makanan yang baik buat otak.


Memahami Penyebab Post-Holiday Blues yang Biasa Menyerang usai Liburan

10 hari lalu

Ilustrasi arus balik. ANTARA
Memahami Penyebab Post-Holiday Blues yang Biasa Menyerang usai Liburan

Post-holiday blues adalah perubahan suasana hati sebagai akibat dari transisi antara masa liburan kepada kondisi rutin yang harus dihadapi kembali.


Pakar Tak Anjurkan Hadiahi Diri dengan Makanan, Ini Alasannya

10 hari lalu

Ilustrasi wanita makan cokelat. Freepik.com/Kroshka__Nastya
Pakar Tak Anjurkan Hadiahi Diri dengan Makanan, Ini Alasannya

Anda mungkin merasa perlu menghadiahi diri dengan makanan enak setelah hari berat dan panjang. Namun pakar mengingatkan cara ini tak baik buat mental.


3 Jenis Tes Kesehatan Mental

20 hari lalu

Ilustrasi pria konsultasi dengan Psikolog. shutterstock.com
3 Jenis Tes Kesehatan Mental

Jika kesehatan mental terganggu mempengaruhi kemampuan berpikir dan suasana hati yang berdampak terhadap perilaku


Kaitan Kesehatan Usus Kecil dan Otak Menurut Psikiater

23 hari lalu

Ilustrasi usus. 123rf.com
Kaitan Kesehatan Usus Kecil dan Otak Menurut Psikiater

Kesehatan usus kecil memiliki kaitan dengan kesehatan otak. Berikut penjelasannya menurut spesialis kesehatan jiwa.