TEMPO.CO, Jakarta - Tim Riset Uji Klinis dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) melanjutkan penelitian vaksin booster. Mereka akan menguji vaksin booster AstraZeneca dan Pfizer dalam ukuran penuh dan setengah dosis dari pemakaian vaksin primer AstraZeneca.
“Riset yang sekarang tanpa vaksin Sinovac,” ujar ketua tim, Eddy Fadlyana, Jumat malam, 18 Maret 2022.
Riset lanjutan vaksin booster itu sudah dimulai pekan ini oleh tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang dipayungi Unpad. Relawan yang diperlukan sebanyak 400 orang dengan domisili khusus di Jakarta. Dari target waktu penyuntikan selama enam pekan, sejauh ini baru terjaring seratus orang relawan.
Rentang usia utamanya berkisar 18-59 tahun dengan tambahan kalangan lanjut usia. Tim peneliti berharap, dengan memakai vaksin primer AstraZeneca, vaksin booster AstraZeneca dan Pfizer dengan dosis setengah atau penuh punya tingkat imunogenisitas dan efektivitas yang sama.
“Diharapkan kadar antibodinya tidak jauh berbeda tapi tingkat keamanannya jauh lebih aman,” ujarnya.
Sebelumnya, pada Desember 2021, tim riset Unpad bekerja sama dengan UI melakukan uji klinis vaksin booster Sinovac, AstraZeneca, dan Pfizer. Peserta ada yang diberi dosis penuh 0,5 mililiter, dan setengahnya atau 0,25 mililiter. Dari target 1.500 orang di Jakarta dan Bandung, total relawan yang terlibat saat itu sebanyak seribu orang.
Pada uji vaksin booster pertama itu, tim kesulitan mencapai target relawan lanjut usia yang sebanyak 20 persen. “Hanya terpenuhi sekitar 10 persen, banyak kendala kalau lansia itu ada komorbid, jadi nggak bisa direkrut jadi relawan,” kata Eddy.
Kendala itu, menurutnya, tidak menjadi masalah karena yang utamanya kalangan usia 18-59 tahun. Kelompok lansia hanya sebagai tambahan.
Hasil dari riset pertama setelah sebulan penyuntikan vaksin booster, kata Eddy, dipakai pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan vaksin booster setengah dosis ke masyarakat. Menurutnya vaksin booster setengah dosis meningkatkan antibodi yang setara seperti dosis penuh dalam kurun sebulan sejak booster dilakukan. Sedangkan reaksi ikutan atau efek sampingnya lebih kecil.
Baca juga:
Lolos dari Antibodi, Omicron Bisa Dihadang Sistem Imun Sel T
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.