TEMPO.CO, Jakarta - Infeksi virus corona di Asia telah melampaui angka 100 juta kasus pada pekan ini. Total jumlah kasus sejak pandemi berawal pada Maret 2020 lalu tersebut belakangan didominasi oleh virusnya yang subvarian Omicron BA.2 ,yang bertanggung jawab menyebabkan ledakan wabahnya yang terbaru.
Reuters menyebut kalau Asia saat ini mencetak satu juta kasus baru Covid-19 setiap dua hari. Dengan jumlah penduduknya yang menyumbang separuh populasi dunia, Asia disebutkan pula berkontribusi untuk 21 persen dari seluruh kasus Covid-19 global yang sudah atau pernah dilaporkan hingga saat ini.
Varian Omicron BA.2 yang sangat menular, namun tidak se-mematikan varian lain, telah mendorong pertumbuhan angka kasus tersebut dalam beberapa pekan belakangan di negara-negara seperti Korea Selatan, Vietnam dan Cina. Secara keseluruhan, menurut data WHO, Omicron BA.2 telah mendominasi hingga 86 persen sampel yang pernah diperiksa dengan genome sequencing.
Korea Selatan sekaligus menjadi negara tertinggi untuk rata-rata harian penambahan kasus baru Covid-19 di dunia. Angka rata-rata kematian di negara ini dilaporkan masih cukup tinggi, lebih dari 300 setiap harinya, ketika di banyak negara lainnya sudah mulai melandai.
Di Cina, situasi penularannya saat ini adalah yang terburuk sejak pandemi ditetapkan Maret 2020. Peningkatan kasusnya di Shanghai, juga didominasi oleh infeksi Omicron BA.2, telah membuat pusat bisnis dan keuangan Cina itu harus menjalani penguncian wilayah alias lockdown. Per Senin lalu, tahap kedua lockdown itu telah diberlakukan bagi 26 juta penduduk Shanghai.
Cina sudah melaporkan lebih dari 45 ribu kasus baru Covid-19--yang bergejala saja--sejak awal tahun ini. Angka itu lebih tinggi daripada total kasus Covid-19 yang dicatatnya sepanjang 2021. Fakta lain adalah 90 persen dari total populasi penduduknya sudah mendapat vaksin lengkap.
Para pakar di luar Cina meragukan efektivitas lockdown melawan varian Omicron (BA.1) dan Omicron BA.2 yang mudah sekali menular. "Sudah jelas sekali dari pengalaman di Australia dan negara lainnya di dunia kalau penguncian wilayah tidak efektif melawan Omicron--jadi sangat mungkin gelombang besar kasus baru akan segera datang (di Cina)," kata Adrian Esterman, pakar biostatistika di University of South Australia.
Dari angka 100 juta kasus Covid-19 yang sudah tertembus di Asia, Sebanyak 43 juta di antaranya datang dari India. Angka dari India itu lebih besar daripada total kasus positif di Jepang, Korea Selatan dan Vietnam sebagai tiga negara yang saat ini sedang terdampak paling parah di Asia.
Penambahan jumlah kasus baru Covid-19 di India sekitar dua pekan ini telah jauh melandai, dengan rata-rata kurang dari 2 ribu kasus per hari. Bandingkan dengan Januari lalu yang bisa lebih dari 300 ribu per hari.
Untuk data kematian, Asia telah melewati angka satu juta kasus sejak awal Maret lalu. Angka itu mungkin sudah tertembus lebih lama lagi karena beberapa negara tak melaporkan kematian karena penyakit lain yang berelasi dengan Covid-19.
Dalam dasbor Covid-19 Johns Hopkins University, per artikel ini dibuat, Jumat 1 April 2022, Korea Selatan masih berada di puncak untuk data penambahan kasus baru sepanjang sebulan terakhir. Angkanya sebesar 9,4 juta dengan penambahan angka kematiannya lebih dari 7.800 orang.
Di urutan kedua adalah Jerman dengan hampir 6 juta kasus baru dan menembus 6 ribu kematian dalam periode yang sama. Menyusul data kedua negara itu adalah Vietnam yang sebulan belakangan telah melaporkan 5,7 juta kasus baru Covid-19 dan 2.002 kematian.
REUTERS, NEW SCIENTIST, JHU
Baca juga:
Omicron BA.2 Telah Menguasai Kasus Covid-19 di Amerika Serikat
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.