Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Setelah Nova dan Supernova, Kini Ditemukan Mikronova Bintang Mati

image-gnews
Pelangi Terlihat di Sekitar Supernova
Pelangi Terlihat di Sekitar Supernova
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah nova dan supernova, ledakan jenis baru telah ditemukan pada bintang mati, yakni mikronova. Ledakan ini lebih kecil tapi lebih sering dibandingkan ledakan-ledakan yang biasa terjadi pada sistem bintang-bintang.

Ketika bintang, seperti matahari kita, telah mencapai akhir hidupnya, mereka melepaskan lapisan terluarnya, menyisakan inti padatnya saja sebagai sebuah bintang kerdil. Ribuan bintang kerdil putih telah dikenal eksis dalam galaksi kita berpasang-pasangan dengan bintang-bintang yang lebih besar, di mana bintang kerdil putih bisa mengisap--atau akresi--material dari pasangannya.

Selama ribuan tahun, proses akresi ini bisa menuntun ke ledakan yang sangat kuat yang dikenal sebagai nova atau bahkan supernova, di mana bintang lenyap seutuhnya. Simone Scaringi dari Pusat Astronomi Ekstragalaktika, Departemen Fisika, di Durham University, Inggris, dan para koleganya menggunakan Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) milik NASA untuk menemukan ledakan-ledakan mikronova.

"Mikronova sekitar satu juta kali lebih redup daripada sebuah nova yang klasik," kata Scaringi, "Ledakan bertahan hanya setengah hari, bandingkan dengan beberapa minggu untuk nova."

Periode kejadiannya yang singkat bisa jadi yang membuat mereka sebelumnya tak teramati. TESS baru mengungkapnya saat observasi pencarian eksoplanet. Tiga mikronova didapati berjarak 5.000 tahun cahaya dari Bumi, dengan bintang kerdil putih tampak terang sesaat sebelum meredup lagi.

Mekanisme pasti di balik ledakan-ledakan mikronova itu belum jelas benar, tapi perkiraannya disebabkan oleh gas hidrogen yang terakumulasi di kutub-kutub bintang. Hidrogen mencapai suhu dan tekanan yang mampu memicu reaksi fusi dan menyebabkan ledakan termonuklir yang terlokalisir, dengan energi yang dirilis sebanyak yang dilepaskan matahari sepanjang satu hari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hanya bintang kerdil putih yang sangat magnetis yang mungkin mampu mengakumulasi gas hidrogen di kutub-kutubnya dengan cara seperti ini, yang berarti tidak seharusnya semua mengalami yang sama. Menemukan dan mempelajari lebih banyak mikronova diyakini bisa mengungkap rangkaian prosesnya secara lebih pasti, dan kemungkinan menerangkan bagaimana bintang kerdil putih mampu meng-akresi massa yang cukup hingga membuatnya meledak sebagai supernova.

“Ini menunjukkan betapa dinamisnya alam raya kita," kata Scaringi. “Jika Anda tidak melihatnya di saat yang tepat, Anda mungkin akan melewati hal-hal seperti ini." Laporan dari Scaringi dkk dipublikasi secara online di Jurnal Nature 20 April 2022.

NEW SCIENTIST, NATURE

Baca juga:
Pertama Kali, Ilmuwan Saksikan Proses Bintang Meledak


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengapa Aurora Tidak Terlihat di Wilayah Indonesia?

4 hari lalu

Rachel Vennya berfoto dengan latar aurora borealis di Kutub Utara, Februari 2024 (Instagram/@rachelvennya)
Mengapa Aurora Tidak Terlihat di Wilayah Indonesia?

Kemungkinan terjadinya aurora di langit Indonesia sangat rendah karena berada di sekitar khatulistiwa,


5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

17 hari lalu

Menu Long Tail Hotdog di Three house Cafe di Jalan Hasnudin, Bandung, Jawa Barat. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah


Cara NASA Mengontak Kembali Voyager 1, Penjelajah Bintang yang Hilang Kontak Selama 5 Bulan

22 hari lalu

Penjelajahan Empat Dekade Voyager
Cara NASA Mengontak Kembali Voyager 1, Penjelajah Bintang yang Hilang Kontak Selama 5 Bulan

NASA memakai kode baru untuk mencolek kembali pesawat antarbintang, Voyager 1, yang sempat hilang kontak.


Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

36 hari lalu

Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Bambang Susantono saat mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 18 Maret 2024. Rapat tersebut beragendakan perkenalan Kepala Otorita IKN beserta jajarannya dan pemaparan progres pembangunan IKN. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.


Jutaan Orang Terpukau Gerhana Matahari Total di Amerika Utara

37 hari lalu

Gerhana matahari total terlihat di Dallas, Texas, AS, 8 April 2024. NASA/Keegan Barber
Jutaan Orang Terpukau Gerhana Matahari Total di Amerika Utara

Cerita orang-orang yang menikmati dan berburu fenomena gerhana matahari total di Amerika Utara. Tetap terpukau meski sebagian terganggu awan.


Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

38 hari lalu

Pesawat jet riset WB-57 milik NASA. Foto: NASA
Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

Para peneliti matahari telah menunggu bertahun-tahun untuk momen 4 menit gerhana matahari total di Amerika pada Senin pagi-siang ini waktu setempat.


6 Atraksi Wisata yang Disiapkan untuk Melihat Gerhana Matahari Total

38 hari lalu

Fenomena gerhana matahari total saat terlihat dikawasan Las Grutas, provinsi Rio Negro, Argentina, 14 Desember 2020. Gerhana matahari total dapat terlihat di Amerika Selatan, khususnya di wilayah Cile dan Argentina. REUTERS/Chiwi Giambirtone
6 Atraksi Wisata yang Disiapkan untuk Melihat Gerhana Matahari Total

Gerhana matahari total akan terjadi pada 8 Maret 2024


Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

38 hari lalu

Penampakan Gerhana Matahari Total yang diamati dari Pantai Airleu, Com, Distrik Lautem, Timor Leste, Kamis 20 April 2023. FOTO : Observatorium Astronomi ITERA Lampung  atau OAIL
Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

Walaupun Indonesia tidak alami gerhana matahari total yang terjadi hari ini, tetapi ini merupakan fenomena menarik di dunia.


Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

39 hari lalu

Petugas Kantor Kemenag Kota Sabang melakukan pemantauan hilal di Tugu Kilometer Nol Indonesia, Kota Sabang, Aceh, Minggu, 10 Maret 2024. Kementerian Agama menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024 ANTARA/Khalis Surry
Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

Awal Syawal atau hari Lebaran 2024 diperkirakan akan seragam pada Rabu, 10 April 2024. Berikut ini penjelasan astronom BRIN soal posisi hilal terkini.


Fakta-fakta Ihwal Gerhana Matahari Total 8 April 2024

39 hari lalu

Penampakan Gerhana Matahari Total yang diamati dari Pantai Airleu, Com, Distrik Lautem, Timor Leste, Kamis 20 April 2023. FOTO : Observatorium Astronomi ITERA Lampung  atau OAIL
Fakta-fakta Ihwal Gerhana Matahari Total 8 April 2024

Gerhana matahari total akan dimulai di Sinaloa Meksiko, dan kemudian bergerak menuju arah timur laut, melewati Texas, menyeberangi 15 negara bagian AS