Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dampak Karantina Covid-19 pada Peningkatan Gangguan Kesehatan karena Stres

image-gnews
Warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 dibawa ke rumah karantina di Hotel Rosenda, Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa 22 Juni 2021. Satgas COVID-19 Kabupaten Banyumas berencana akan menambah rumah karantina karena dua rumah karantina yang ada sudan terisi penuh, serta menambah jumlah tempat tidur pasien COVID-19 menjadi 1000 guna mengantisipasi lonjakan pasien COVID-19. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
Warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 dibawa ke rumah karantina di Hotel Rosenda, Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa 22 Juni 2021. Satgas COVID-19 Kabupaten Banyumas berencana akan menambah rumah karantina karena dua rumah karantina yang ada sudan terisi penuh, serta menambah jumlah tempat tidur pasien COVID-19 menjadi 1000 guna mengantisipasi lonjakan pasien COVID-19. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Upaya rumah sakit untuk melindungi orang-orang dari Covid-19 dengan melarang mereka untuk sementara waktu menemui anggota keluarga atau kerabatnya yang sedang dirawat secara intensif kemungkinan telah berkontribusi ke peningkatan signifikan gangguan kesehatan yang berkorelasi dengan stres. Ini seperti yang ditunjukkan dalam studi oleh tim peneliti dari University of Colorado, Amerika Serikat.

Studi, dipublikasi dalam JAMA Internal Medicine terbaru, melaporkan kalau hampir dua per tiga dari mereka yang dilarang berkunjung untuk bertemu dengan pasien yang adalah anggota keluarga terkasihnya itu menderita gangguan karena stres tiga bulan kemudian.

"Temuan kami menduga batasan visitasi ini mungkin berkontribusi memperburuk krisis kesehatan publik sekunder, sebuah epidemi kelainan yang berkorelasi dengan stres di antara anggota keluarga dari pasien yang sedang berada di ICU," kata Timothy Amass, asisten profesor di Fakultas Kedokteran, Universitas Colorado.

Amass yang juga penulis utama laporan studi itu menjelaskan bahwa pemberlakuan larangan visitasi di rumah sakit untuk mencegah penyebaran virus yang sangat menular dan penyakitnya yang mematikan pada waktu suplai obat-obatan sangat terbatas. Rumah sakit dan pejabat kesehatan publik juga memperhitungkan kapasitas fasilitas perawatan yang tersedia.

Namun, Amass dan timnya menemukan kalau dampak dari pembatasan itu memiliki efek yang bertahan lama pada banyak orang yang tidak diizinkan bertemu anggota keuarganya yang sedang dirawat itu. Menurut studi, memiliki anggota keluarga yang dikarantina karena Covid-19 berasosiasi dengan level tinggi gejala post-traumatic stress seperti depresi dan gangguan kecemasan.

Studi mensurvei orang-orang tiga bulan setelah anggota keluarganya dirawat di rumah sakit, menemukan kalau 64 persen dari para partisipan yang mencatat skor tinggi pada tes yang mengukur gejala post-traumatic stress. Itu lebih dari dua kali lipat dari level pra pandemi, ketika sekitar 30 persen anggota keluarga dari pasien yang dirawat ICU melaporkan gangguan terkait stres.

Untuk studi tersebut, Amass dan para koleganya mensurvei 330 anggota keluarga tiga bulan setelah kerabatnya dibawa ke ICU karena Covid-19. Para pasien itu dilarikan antara 1 Februari dan 31 Juli 2020, di masa awal pandemi, ke delapan rumah sakit di Colorado, Washington, Louisiana, New York, dan Massachusetts.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Amass dkk mengatakan kebijakan karantina mungkin juga memperkuat rasa tidak percaya antara anggota keluarga pasien dan penyedia layanan kesehatan. Mereka menulis, "Pandemi Covid-19 yang terus berlanjut ini menantang kemampuan anggota keluarga setiap pasien untuk membangun relasi dengan dokter, hilangnya rasa percaya ini bisa jadi yang diterjemahkan dalam meningkatnya gangguan yang berkorelasi dengan stres."

Wisatawan internasional memeluk kerabatnya saat tiba di Bandara Sydney setelah pelonggaran pembatasan COVID-19, dengan warga Australia yang divaksinasi penuh diizinkan masuk ke Sydney dari luar negeri tanpa karantina untuk pertama kalinya sejak Maret 2020, di Sydney, Australia, 1 November 2021. Setelah 18 bulan jutaan orang Australia sekarang bebas bepergian tanpa izin atau perlu dikarantina pada saat kedatangan. REUTERS/Jaimi Joy

Satu peserta studi yang disurvei melukiskan pengalaman menyedihkannya sebagai berikut: "Mereka berseru kepada kami, 'Apakah Anda ingin kami mencopot listriknya (ventilator)?'...Saya bilang, bagaimana bisa begitu?...Mereka mengatakan kalau mulut dan kedua bola matanya bergerak tapi mereka bilang dia sudah mati...Jadi, mereka tetap melakukan dan mencabut listriknya juga."

Para peneliti menambahkan kalau studi-studi tambahan dibutuhkan untuk mencari hubungan antara aturan larangan visitasi dan karantina pasien Covid-19 itu dengan faktor-faktor yang menyebabkan rasa tidak percaya tersebut.

MEDICALXPRESS

Baca juga:
Kasus Kontaminasi Vaksin Moderna Lagi, BPOM Pastikan di Indonesia Aman

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

13 jam lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Pendidikan Dokter Spesialis menjadi penting mengingat rasio dokter dibanding penduduk Indonesia sangat rendah, yakni 0,47 per 1.000 penduduk.


Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

1 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. Program ini diharapkan dapat mempercepat pemenuhan dokter spesialis di daerah-daerah tertinggal, perbatasan dan Kepulauan. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Vaksin AstraZeneca menjadi satu di antara vaksin yang digunakan banyak negara termasuk Indonesia dalam melawan pandemi virus corona. Sarah Gilbert juga melepas hak paten dalam proses produksi vaksin tersebut, sehingga harga vaksin bisa lebih murah. Sarah dan sejumlah ilmuwan yang terlibat dalam pembuatan vaksin telah dianugrahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II tahun ini. REUTERS
Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.


Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

3 hari lalu

Balita Palestina Leila Jeneid, yang menderita kekurangan gizi parah, menerima perawatan di Rumah Sakit Kamal Adwan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas di Gaza di mana kekurangan makanan dan nutrisi penting telah menjadi perjuangan kolektif di daerah kantong tersebut, di Jalur Gaza utara, 26 Maret 2024. REUTERS/Osama Abu Rabee
Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara


Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Abdul Azis Syah Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Rabu, 11 Maret 2020. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD di Indonesia telah menelan 100 korban meninggal dari total 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020. ANTARA/Syifa Yulinnas
Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?


Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

4 hari lalu

Dr. Adnan Al-Bursh. Istimewa
Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.


Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia


Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Pada acara vaksinasi booster ini tersedia dosis vaksin Astra Zeneca, Sinovac, dan Pfizer di Polsek Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat 17 Juni 2022. Adanya virus omicron subvarian baru yaitu BA.4 dan BA.5 yang berpotensi membuat lonjakan kasus Covid-19. Tempo/Muhammad Syauqi Amrullah
Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.


Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Mesin robot ekstraksi vaksin Covid-19 bernama AutoVacc, yang dirancang oleh Pusat Penelitian Teknik Biomedis Universitas Chulalongkorn untuk mengekstrak dosis ekstra dari botol vaksin AstraZeneca, terlihat di Bangkok, Thailand 23 Agustus 2021. Gambar diambil 23 Agustus 2021. REUTERS/Juarawee Kittisilpa
Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.