TEMPO.CO, Jakarta - Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) merupakan program pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia bagi penutur asing baik dalam berbicara, menulis, membaca, maupun mendengarkan. BIPA Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menjadi salah satu tempat tujuan belajar bahasa Indonesia bagi mahasiswa luar.
Setiap tahun, UNESA bisa menerima puluhan mahasiswa dari berbagai negara seperti dari Asia hingga Eropa. Salah satunya adalah Chanthoeurn Dock dari Phnom Penh, Kamboja. Pria berusia 30 tahun itu berprofesi sebagai biarawan atau bhante. Dalam aktivitas sehari-hari baik di asrama maupun di lingkungan kampus selalu mengenakan jubah bhante, termasuk saat kuliah.
Pria yang disapa Chanthoeurn itu menuturkan, sudah dua semester dia mengikuti program BIPA di UNESA. Sejauh ini, proses perkuliahan masih dilakukan secara daring dan banyak waktu yang dihabiskan untuk belajar dan mendalami bahasa Indonesia di asrama. Kendati demikian, di waktu senggang, Chanthoeurn kadang keluar nongkrong bersama teman-temannya sembari melihat suasana Kota Surabaya. Salah satu kuliner Indonesia favoritnya adalah nasi goreng.
Chanthoeurn mengatakan belajar bahasa Indonesia penting baginya. Sebab, hal itu terkait dengan aktivitasnya yang kerap meneliti bidang pendidikan dan keagamaan yang menurut dia mungkin bakal banyak terlibat di Indonesia. Apalagi umat Buddha di Indonesia sekitar 2,04 juta jiwa. “Kalau dapat tugas lain atau meneliti di Indonesia. Belajar bahasa dan budaya di sini jadi kunci buat saya,” katanya seperti dikutip di laman resmi UNESA pada Jumat, 6 Mei 2022.
Sekalipun di awal belajar bahasa Indonesia Chanthoeurn mengaku kesulitan, dia terus berusaha untuk mengikuti. Dia mendapat materi dari berbagai pendekatan, berdiskusi dengan dosen, bergaul dengan teman-teman serta kerap mempraktekkannya dalam kegiatan sehari-hari. Sehingga, perlahan dia bisa berbahasa Indonesia.
Pria yang hobi meneliti itu mengaku senang bisa belajar bahasa Indonesia di UNESA. “Senang bisa belajar dan berbaur dengan mahasiswa lain, beda negara hingga latar belakang. Dari segi budaya dan akademik, saya sangat senang menghabiskan seluruh semester saya di UNESA. Metode belajarnya juga menarik bagi kami yang dari luar,” ucapnya.
Sebelumnya, dia tidak membayangkan bisa kuliah dengan nyaman di UNESA. Terlebih, lewat program BIPA inilah kali pertama dia menginjakkan kakinya di Indonesia. Baginya, orang Indonesia ramah-ramah, mudah menerima pendatang dari luar dan mudah bergaul serta pekerja keras. “Budayanya beragam. Mereka juga pintar-pintar, suka membantu satu sama lain dan Anda dapat mempercayai mereka untuk mempekerjakan dan mereka akan memenuhi tujuan Anda,” terangnya.
Baca juga: Google Akan Hapus YouTube Go Agustus Tahun Ini, Simak Alasannya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.