Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waspada, Banjir Rob Ekstrem Pantura Mungkin Terjadi Kembali 2034

image-gnews
Foto udara kondisi banjir limpasan air laut ke daratan atau rob yang merendam kawasan Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, Senin, 23 Mei 2022. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Foto udara kondisi banjir limpasan air laut ke daratan atau rob yang merendam kawasan Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, Senin, 23 Mei 2022. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Banjir rob ekstrem yang melanda Kota Semarang dan beberapa daerah lain di pantai utara Jawa Tengah mengingatkan kepada ancaman efek siklus nodal bulan. Terjadi setiap 18,6 tahun sekali, siklus nodal bulan terjadi ketika posisi bulan dekat dengan ekuator.

“Itu berpotensi menimbulkan pasang maksimum,” kata peneliti di Pusat Riset Antariksa, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, dalam webinar 'Banjir Rob di Musim Kemarau' pada Kamis, 2 Juni 2022.

Menurut Thomas, kejadian terbaru efek siklus nodal pada 2015. Negara seperti Amerika Serikat pun, dia menambahkan, telah mengeluarkan peringatan dini dan studi dampak banjir pesisir di wilayahnya karena efek yang sama.

“Sekitar 2034 banjir pasang akan lebih tinggi daripada ketika bulan jauh dari ekuator,” ujar profesor riset dan mantan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional itu mengungkapkan. 

Penyebab banjir rob

Dia mengatakan rob alias banjir pesisir atau atau coastal flooding telah menjadi isu global. Selain efek siklus nodal itu, sebab utama terjadinya pasang maksimum air laut yaitu akibat faktor astronomis diferensial gravitasi bulan dan matahari.

“Juga gelombang tinggi di pantai yang terpengaruh faktor angin dan gabungan keduanya,” katanya.

Thomas menerangkan, gravitasi matahari mempengaruhi pasang surut air laut di bumi dengan cara memperkuat dan memperlemah gravitasi bulan yang menimbulkan efek pasang surut laut. Efek gravitasi matahari yang memperkuat gravitasi bulan terjadi dua kali.

“Pada saat bulan baru dan bulan purnama akan terjadi pasang maksimum,” ujarnya. 

Sedangkan pada bulan di fase perbani awal dan akhir justru sebaliknya, yaitu pelemahan pasang maksimum. "Di pantai yang landai atau yang tanahnya terus turun (tanah ambles), pasang maksimum bisa menyebabkan banjir rob," katanya menambahkan

Banjir rob Semarang 23-24 Mei tak normal

Namun pada banjir rob besar 23-24 Mei lalu di pantura Jawa Tengah, Djamaluddin menepis peran bulan. Pada tanggal itu, bulan sedang dalam fase perbani akhir atau Third Quarter. Adapun purnama telah muncul sepekan sebelumnya atau 16 Mei 2022.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Sementara pasang air laut karena gravitasi bulan saat itu diperlemah oleh gravitasi matahari."

Selain itu, pada 23 Mei 2022, jarak bulan dengan bumi sekitar 375 ribu kilometer atau mendekati jarak rata-rata 384 ribu kilometer. Posisi bulan telah menjauh dari jarak terdekatnya dengan bumi atau perigee pada 17 Mei sejauh 360 ribu kilometer.

“Jadi, rob 23 Mei bukan karena faktor astronomis," katanya sambil menambahkan, "Pasang air laut yang disebabkan oleh faktor astronomi sifatnya normal.” 

Seruak badai

Sebelumnya, Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan dari Pusat Riset Iklim dan Atmosfer di BRIN mengkaji penyebab banjir di pesisir atau rob atau banjir rob di pantai utara Jawa Tengah pada pekan ini. Mereka menemukan angin kencang lebih dari 10 meter per detik yang memicu kenaikan gelombang di Laut Jawa dekat pesisir utara Pulau Jawa. 

“Itu berkontribusi menyebabkan banjir rob di pantura, dari Brebes hingga Semarang,” kata Ketua Tim, Anis Purwaningsih, lewat keterangan tertulis, Rabu 25 Mei 2022.

Sejumlah warga berjalan melewati banjir rob di Tirto Gang 12, Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu, 25 Mei 2022. Menurut Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid, akibat tingginya air laut pasang menyebabkan sejumlah wilayah di Kota Pekalongan dengan 19 ribu jiwa dan sekitar 5.000 KK terdampak banjir rob dengan ketinggian antara 5-60 centimeter. ANTARA/Harviyan Perdana Putra

Dari hasil kajian yang dilakukan, Anis dan timnya mendapati adanya seruak badai (storm surge) berupa hujan deras dan angin kencang yang terjadi secara persisten di Laut Jawa 19–22 Mei 2002. Itu ditegaskan sebagai kejadian langka atau sangat jarang terjadi.

Kontribusi angin kencang yang menyebabkan banjir rob di pantura itu mencakup wilayah Jawa Tengah. Data intensitas tertinggi hujan di lautan diketahui berada pada lokasi di sekitar lautan sebelah utara Pekalongan. 

Saat itu kajian tim menyatakan periode badai di Laut Jawa belum berakhir dan ada kemungkinan membuat banjir rob di pantura wilayah selain Jawa Tengah. “Perlu waspada hingga awal Juni.”

Baca juga:
Dosen ITB Prihatin dengan Polemik Penyebab Banjir Rob Semarang

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

20 jam lalu

Foto udara proses pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

Peneliti sesar gempa aktif di IKN berharap bisa kembali dan lakukan riset lanjutan. Data BMKG juga sebut potensi yang berbeda.


Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

23 jam lalu

Ahli Klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, dikukuhkan sebagai profesor riset bidang kepakaran iklim dan cuaca ekstrem, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.


Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

23 jam lalu

Peneliti Ahli Utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova, dikukuhkan sebagai Profesor Riset dengan kepakaran pencemaran laut, pada Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.


Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

1 hari lalu

Pembangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, 26 Februari 2024. ANTARA/HO-Bagian Hukum dan Komunikasi Publik Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR
Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

Selain soal sesar gempa di sekitar IKN dan syarat TOEFL untuk pelamar kerja di PT KAI, ada pula prediksi ketibaan musim kemarau di Jawa Barat.


Fakta Seputar Sirekap yang Digunakan Lagi oleh KPU di Pilkada 2024

1 hari lalu

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Idham Kholik saat jeda istirahat rekapitulasi suara nasional dan luar negeri di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, 1 Maret 2024 [Tempo/Eka Yudha Saputra]
Fakta Seputar Sirekap yang Digunakan Lagi oleh KPU di Pilkada 2024

KPU berjanji mengevaluasi dan memperbaiki Sirekap untuk Pilkada 2024 sesuai dengan putusan MK.


Ini Temuan Peneliti BRIN soal Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara

1 hari lalu

Pengunjung mengunjungi lokasi titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa, 30 Mei 2023. Lokasi titik nol IKN Nusantara itu setiap harinya ramai oleh pengunjung dari berbagai instansi serta organisasi dan kelompok masyarakat yang melakukan kunjungan dan melaksanakan kegiatan di kawasan tersebut. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Ini Temuan Peneliti BRIN soal Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara

Peneliti BRIN menjelaskan hasil penelitian awal potensi sesar aktif yang berada di sekitar Ibu Kota Nusantara.


Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

2 hari lalu

Peneliti mengoperasikan penggunaan kendaraan listrik Micro Electric Vehicle-Teleoperated Driving System (MEVi) di BRIN, Bandung, Jawa Barat, Rabu, 16 Februari 2022. Mobil ini memungkinkan pengguna mengoperasikannya dari jarak jauh. ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

Implementasi program kendaraan listrik dinilai harus didukung ekosistem yang memadai.


Air Pasang Fase Bulan Purnama, Wilayah Mana Saja yang Berpotensi Dilanda Banjir Rob?

2 hari lalu

Warga melintasi banjir rob yang selalu menggenangi salah satu jalan Desa Bedono, Sayung, Demak, Ahad, 31 Maret 2024. Sejak tahun 1996 abrasi semakin parah, penurunan daratan mencapai 30 cm per tahun, area kampung tersebut banyak tenggelam air laut sehingga warga banyak yang pindah ke desa lain. TEMPO/Budi Purwanto
Air Pasang Fase Bulan Purnama, Wilayah Mana Saja yang Berpotensi Dilanda Banjir Rob?

BMKG memetakan potensi banjir rob di berbagai wilayah selama fase bulan purnama. Masyarakat pesisir diminta waspada.


BRIN Batal Tutup Jalan Serpong-Parung, Ratusan Warga Tangsel dan Bogor Membubarkan Diri

3 hari lalu

Perwakilan BRIN temui massa unjuk rasa tolak penutupan jalan provinsi Serpong-Parung, Selasa 23 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
BRIN Batal Tutup Jalan Serpong-Parung, Ratusan Warga Tangsel dan Bogor Membubarkan Diri

Kepada massa pengunjuk rasa, Ana memastikan status lahan yang dijadikan jalan provinsi merupakan aset BRIN.


Tunggu Jawaban BRIN, Ratusan Warga Tangsel dan Kabupaten Bogor Kembali Gelar Unjuk Rasa

3 hari lalu

Ratusan warga Kabupaten Bogor dan Kota Tangerang Selatan unjuk rasa di depan kantor BRIN di Serpong, Selasa 23 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Tunggu Jawaban BRIN, Ratusan Warga Tangsel dan Kabupaten Bogor Kembali Gelar Unjuk Rasa

Warga berencana tetap menggelar unjuk rasa, bila BRIN tak memenuhi permintaan mereka.