Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

6 Fakta Lubang Hitam, Si Rakus Pemakan Obyek Angkasa

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Lubang Hitam Sagittarius A*. Event Horizon Telescope collaboration
Lubang Hitam Sagittarius A*. Event Horizon Telescope collaboration
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Lubang hitam atau black hole adalah benda misterius yang masih minim pengetahuan manusia tentangnya. Lubang hitam adalah obyek angkasa yang sulit sekali untuk dilihat karena gaya gravitasinya yang sangat luar biasa bahkan mampu menarik cahaya ke dalamnya. Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah fakta-fakta yang diketahui tentang lubang hitam:

1. Dua jenis lubang hitam memiliki skala massa yang berbeda jauh

Dilansir dari laman NASA, pada umumnya, ada dua macam lubang hitam, yaitu kelas bintang dan supermasif. Kelas bintang memiliki massa dari tiga hingga puluhan kali massa matahari, bintang di sistem tata surya kita. Lubang hitam ini terbentuk dari sebuah bintang masif yang mati.

Lubang hitam supermasif berada di tengah-tengah sebuah galaksi. Massanya jauh dari lubang hitam bintang, yaitu ratusan ribu hingga miliaran kali lipat massa Matahari.

Selain kedua jenis itu, ada pula lubang hitam massa sedang (intermediate-mass black hole). Lubang hitam ini kemungkinan terbentuk dari lubang hitam kelas bintang yang bergabung dengan lubang hitam yang lain.

2. Ditemukan berdasarkan bukti tak langsung

Melansir dari CNN, lubang hitam menarik segala macam obyek angkasa, termasuk partikel cahaya. Maka dari itu, lubang hitam tidak dapat dilihat secara langsung. Untuk membuktikan keberadaan lubang hitam, ilmuwan perlu melakukan observasi terhadap berbagai obyek langit, kemudian mengidentifikasi dampak yang diberikan lubang hitam terhadap obyek-obyek tersebut.

3. Memiliki garis batas yang dinamakan event horizon

Area yang ada di sekeliling lubang hitam disebut event horizon. Area tersebut merupakan garis batas ketika kita butuh kecepatan lebih dari kecepatan cahaya untuk lolos dari tarikan maut gaya gravitasi lubang hitam. Ini merupakan alasan mengapa cahaya terperangkap oleh gravitasi lubang hitam. Kecepatan cahaya merupakan batas kecepatan yang ada di alam semesta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

4. Ditemukan puluhan tahun setelah diperkirakan ada

Dikutip dari Space, Albert Einstein memperkirakan keberadaan lubang hitam pada 1916 dengan teori relativitas umum. Selama beberapa puluh tahun, lubang hitam masih merupakan obyek teoritis saja. Kemudian pada 1964, ilmuwan mencurigai adanya pancaran X-ray yang terdeteksi di langit. Pada 1971, mereka menyimpulkan bahwa pancaran tersebut berasal dari sebuah bintang biru yang mengorbit benda tak terlihat, yang merupakan lubang hitam.

5. Hanya sejumput yang dapat ditemukan

Secara teori, ada satu dari seribu bintang di alam semesta yang memenuhi syarat untuk menjadi lubang hitam. Maka, setidaknya ada seratus juta lubang hitam kelas bintang yang ada di Galaksi Bima Sakti. Sayangnya, jumlah lubang hitam yang dapat ditemukan hanya sedikit sekali. Lubang hitam supermasif Sagittarius A* merupakan salah satu dari sekian lubang hitam di Galaksi Bima Sakti yang telah teridentifikasi.

6. Gambar lubang hitam pertama

Melansir dari laman NASA, pada 2019, kelompok ilmuwan berhasil menangkap gambar lubang hitam pertama di dunia. Gambar ini diambil menggunakan delapan teleskop radio yang ada di penjuru dunia dirangkai seolah-olah menjadi teleskop raksasa bumi. Hal ini merupakan pencapaian hebat untuk umat manusia, dan karena kita mengerti seperti apa rupa lubang hitam, maka penemuan ini membuka kajian baru tentang lubang hitam.

RISTYAWAN PRATAMA

Baca juga: Misterius, Lubang Hitam Bersinar Cerah Setiap 9 Jam

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Uji Coba Observatorium Timau Ditargetkan Medio 2024

27 Januari 2024

Cermin sekunder dan penyangganya telah terpasang dalam kubah Observatorium Nasional Timau, Nusa Tenggara Timur. (Foto: Abdul Rachman/BRIN)
Uji Coba Observatorium Timau Ditargetkan Medio 2024

Pembangunan Observatorium Timau dirintis sejak 2017.


Teleskop James Webb Temukan Lubang Hitam Tertua di Alam Semesta yang Terlihat

20 Desember 2023

Teleskop James Webb Temukan Lubang Hitam Tertua di Alam Semesta yang Terlihat

Para astronom meyakini lubang hitam lahir dari runtuhnya bintang-bintang raksasa.


Teleskop NASA Temukan Lubang Hitam Terjauh yang Pernah Terdeteksi

7 November 2023

Tim peneliti NASA berhasil menemukan tanda-tanda lubang hitam yang sedang berkembang hanya 470 juta tahun pascaperistiwa Dentuman Besar (Big Bang). (NASA)
Teleskop NASA Temukan Lubang Hitam Terjauh yang Pernah Terdeteksi

Lubang hitam tersebut berada pada tahap awal pertumbuhan yang belum pernah disaksikan sebelumnya.


Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

7 November 2023

Tata Surya. FOto: Space.com
Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

Astronom menemukan tujuh planet 'digoreng' oleh bintangnya.


Ahli: Matahari Mengembang 1.000 Kali Lipat di Masa Akhirnya dan Melenyapkan Bumi Sekejap

2 November 2023

Dua bintik hitam besar di matahari, yang dikenal sebagai sunspots (bintik matahari), muncul pada bulan Februari 2013, dan masing-masing seluas enam kalli Bumi. Kredit: NASA/SDO/AIA/HMI/Goddard Space Flight Center
Ahli: Matahari Mengembang 1.000 Kali Lipat di Masa Akhirnya dan Melenyapkan Bumi Sekejap

Rho Coronae Borealis adalah bintang katai deret utama berwarna kuning-oranye dengan 96 persen massa Matahari Bumi.


Teleskop James Webb Deteksi Kristal Kuarsa Berbentuk Awan di Planet WASP-17b

23 Oktober 2023

Ilustrasi atmosfer WASP-17b yang kaya akan silikat. (Kredit gambar: NASA, ESA, CSA, Ralf Crawford (STScI))
Teleskop James Webb Deteksi Kristal Kuarsa Berbentuk Awan di Planet WASP-17b

Atmosfer Planet WASP-17b yang membengkak menjadikannya target yang bagus untuk Teleskop James Webb.


Mengenal 5 Rasi Bintang di Alam Semesta

11 Oktober 2023

IAU mengamanatkan Indonesia untuk menamai bintang HD 117618 dan planet yang mengitarinya sesuai Henry Draper Catalogue di rasi bintang Centaurus. Kredit: hai-ias.org/nameexoworlds/
Mengenal 5 Rasi Bintang di Alam Semesta

Saat ini rasi bintang yang tercatat di NASA berjumlah 88. Berikut lima rasi bintang di antaranya.


Mengapa Bintang Bersinar?

11 Oktober 2023

Ilustrasi bintang super raksasa merah yang bertransisi menjadi supernova Tipe II. (Observatorium W. M. Keck/Adam Makarenko)
Mengapa Bintang Bersinar?

Bintang adalah salah satu benda langit yang penting dalam susunan kosmik. Lantas, mengapa bintang bersinar?


Pemasangan Teleskop Baru Observatorium Nasional Timau di NTT Tunggu Teknisi Jepang

26 September 2023

Cermin sekunder dan penyangganya telah terpasang dalam kubah Observatorium Nasional Timau, Nusa Tenggara Timur. (Foto: Abdul Rachman/BRIN)
Pemasangan Teleskop Baru Observatorium Nasional Timau di NTT Tunggu Teknisi Jepang

Pemasangan cermin teleskop Observatorium Nasional Timau di Nusa Tenggara Timur belum rampung.


Ini yang akan Terjadi jika Bumi Tak Berputar

25 September 2023

Ilustrasi asteroid di dekat bumi. spaceflightinsider.com
Ini yang akan Terjadi jika Bumi Tak Berputar

Jika Bumi secara tiba-tiba berhenti berputar, akan memiliki konsekuensi drastis pada iklim, cuaca, waktu, dan kehidupan di planet ini.