TEMPO.CO, Yogyakarta - Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menjatuhkan sanksi etik kepada profesornya, Karna Wijaya. Postingan Karna di media sosial sempat viral karena diduga menghina dosen Universitas Indonesia Ade Armando yang dikeroyok saat aksi demontrasi di DPR pada April 2022.
Sanksi etik untuk Karna Wijaya itu diputuskan melalui Keputusan Rektor Universitas Gadjah Mada Nomor 1843/UN 1.P/KPT/DSDM/2022 yang ditandatangani Rektor UGM Ova Emilia tertanggal 19 Juli 2022. “Sanksi etik dalam Keputusan Rektor ini telah mempertimbangkan rekomendasi dari Dewan Kehormatan Universitas melalui Keputusan Dewan Kehormatan UGM Nomor 1 Tahun 2022 pada tanggal 17 Juni 2022,” kata Ova Rabu 3 Agustus 2022.
Sanksi etik yang dijatuhkan kepada Karna Wijaya ada dua jenis. Yaitu kewajiban menyampaikan permintaan maaf secara tertulis melalui media massa arus utama nasional paling lambat 14 hari sejak keputusan rektor berlaku serta tidak mengulangi lagi perbuatan yang sama.
Selain itu, selama dua semester Karna Wijaya tidak berhak mendapatkan hibah penelitian yang diberikan Universitas Gadjah Mada dan/atau Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM. “Yang bersangkutan juga akan mengikuti program pembinaan pegawai yang dilaksanakan oleh Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM," kata Ova.
Ova mengatakan jika nanti terbukti tidak melaksanakan sanksi etik maka Karna akan dijatuhi sanksi yang lebih berat. Dewan Kehormatan UGM juga merekomendasikan Karna Wijaya untuk dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang, sehingga Rektor UGM memutuskan agar pemeriksaan disiplin yang bersangkutan ditangani oleh tim pemeriksa sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Proses pengusulan dan pendampingan pemeriksaan disiplin tersebut akan difasilitasi oleh UGM dalam hal ini Direktorat SDM.
Karna Wijaya sebelumnya mengunggah postingan berisi ejekan kepada Ade Armando terkait celana Ade agar dikembalikan karena mau dipakai mengajar. Saat dihubungi Tempo kala itu, Karna Wijaya membantah telah melakukan penghinaan.
Dosen Jurusan Kimia FMIPA UGM yang pernah mendapatkan penghargaan sebagai finalis dosen teladan nasional itu menjelaskan unggahannya soal Ade Armando sebenarnya hanya guyonan biasa saja. Seperti saat ia berkomentar tentang klitih, begal, sampai kelangkaan minyak goreng.
"Tapi postingan yang Ade Armando itu digoreng pihak tertentu, disebar ke grup Facebook Kagama (Keluarga Alumni Gadjah Mada), mungkin karena ada muatan politisnya," kata Karna yang juga pernah mendapatkan penghargaan kesetiaan pengabdian dari pemerintah RI itu.
PRIBADI WICAKSONO
Baca juga: Wajib Jilbab di Sekolah Negeri, Dosen UM Surabaya Sebut Kebiajakn Populis Gaet Mayoritas