TEMPO.CO, Jakarta - Pentagon menentang peluncuran satelit mata-mata Rusia yang diyakini membayangi salah satu rekan Amerika-nya di orbit yang sama.
Satelit Rusia itu, yang dikenal sebagai Kosmos 2558, diluncurkan pada 1 Agustus dan tampaknya telah ditempatkan di orbit yang hampir sama dengan satelit pengintai rahasia Amerika yang diluncurkan pada 2 Februari.
Menurut pelacak satelit yang berbasis di Belanda, Marco Langbroek, pada 2 Agustus Kosmos 2558 membayangi orbit satelit Amerika dengan perbedaan hanya 0,04 derajat dan pemisahan 37 mil (60 kilometer).
"Itu perilaku yang benar-benar tidak bertanggung jawab," kata Jenderal James H. Dickinson, Komandan Komando Luar Angkasa AS (SPACECOM) dalam sebuah laporan yang dirilis oleh NBC News dan dikutip Space, 10 Agustus 2022.
"Kami melihat bahwa satelit itu berada di orbit yang mirip dengan salah satu aset bernilai tinggi kami untuk pemerintah AS. Jadi kami akan terus seperti yang selalu kami lakukan, untuk terus memperbarui dan melacaknya," lanjut Dickinson.
Kru kamera NBC News diizinkan masuk ke Pusat Operasi Antariksa Gabungan Antar Badan (JICSpOC) di Pangkalan Angkatan Udara Schriever di Colorado Springs, Colorado. Menurut laporan NBC News, ini adalah pertama kalinya kamera diizinkan masuk ke dalam fasilitas itu.
Misi JICSpOC adalah untuk mengumpulkan dan mengintegrasikan data dari berbagai satelit dan stasiun pemantauan berbasis darat, dan kemudian membagikan informasi tersebut ke seluruh komunitas militer dan intelijen AS.
"Kami memiliki beberapa kemampuan luar angkasa yang sangat bagus hari ini yang akan segera memberi tahu kami jika ada peluncuran," kata seorang perwira Angkatan Luar Angkasa yang tidak disebutkan namanya dalam laporan NBC.
Kosmos 2558 dikabarkan menjadi apa yang disebut "satelit inspektur" yang mampu bermanuver dekat dengan pesawat ruang angkasa lain, secara relatif. Satelit Rusia lainnya telah diamati di masa lalu menunjukkan perilaku yang sama.
Misi dan kemampuan satelit Amerika yang "dibuntuti" oleh Kosmos 2558 tidak diketahui, tetapi diyakini mampu mengumpulkan intelijen citra.
Ini bukan pertama kalinya Amerika Serikat mengutuk kegiatan Rusia yang tidak bertanggung jawab di orbit. Pada tahun 2021, Rusia menembakkan rudal untuk menghancurkan salah satu satelitnya sendiri yang sudah tidak berfungsi, meninggalkan ribuan puing orbital yang dapat dilacak, beberapa di antaranya mendorong Stasiun Luar Angkasa Internasional untuk bermanuver keluar dari bahaya.
"Perilaku berbahaya dan tidak bertanggung jawab membahayakan keberlanjutan jangka panjang luar angkasa dan dengan jelas menunjukkan bahwa klaim Rusia menentang senjata dan persenjataan luar angkasa adalah tidak jujur dan munafik," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price saat itu.
SPACE | NBC
Baca:
Roket Terbaru India Gagal Tempatkan Satelit di Orbit dalam Misi Pertamanya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.