TEMPO.CO, Jakarta - Startup Atur Toko menyatakan siap mendukung pengembangan bisnis perusahaan menengah dan besar di skala lokal bahkan global, setelah selama ini fokus kepada UMKM. Perusahaan rintisan teknologi omnichannel lokal di Indonesia ini menyiapkan beragam fitur terbarunya untuk bisa menjangkau lebih jauh tersebut.
Dengan pengembangan fitur terintegrasi yang dilakukan, hingga saat ini Atur Toko memiliki produk unggulan OmniPOS, BuatToko, dan AturToko+ yang di dalamnya terdapat layanan AturSosmed, AturChat, AturGudang, TiktokShop, hingga Application Development. Sistem yang terintegrasi memungkinkan perusahaan untuk memonitor tokonya di berbagai platform marketplace hanya dengan satu dasbor Atur Toko yang di dalamnya sudah memuat data penjualan, stok produk, layanan branding, pinjaman modal, hingga chatboard.
"Melalui penambahan fitur produk jasa tersebut, Atur Toko mulai memantapkan untuk menjangkau korporasi menengah dan besar sebagai mitra strategisnya," kata CEO dan Co-Founder Atur Toko, Bagus Dewantara, dalam keterangan tertulis.
Startup yang berdiri 2019 ini juga optimistis untuk mengembangkan sayap hingga ke kancah global di Asia Tenggara. Sebagai langkah awal, Atur Toko disebutnya turut terlibat dalam perhelatan Malaysia Agriculture, Horticulture and Agrotourism (MAHA) Expo yang diselenggarakan Pemerintah Malaysia pada Agustus lalu.
MAHA Expo merupakan kegiatan dua tahunan yang bertujuan untuk mempromosikan industri agrikultur dan berbasis agro (agro-based). Di event ini, Atur Toko terlibat secara white labelling dalam pembuatan platform digital eMAHA, online marketplace untuk membantu UKM yang terlibat di MAHA Expo berjualan di e-commerce.
Adapun penambahan ragam fitur terbaru yang diumumkan Atur Toko adalah membuat OmniPOS terintegrasi dengan social commerce yang saat ini berkembang pesat: Tiktok Shop. Dengan penambahan Tiktok Shop, marketplace yang terintegrasi dengan teknologi OmniPOS berjumlah total enam marketplace dan belakangan lima. Yang lainnya adalah Shopee, Tokopedia, Blibli, Lazada, dan Bukalapak.
TikTokShop disebutkan belakangan ramai menjadi tren belanja masyarakat. Mengutip dari Asosiasi Franchise Indonesia, pengguna aktif bulanan TikTok di Indonesia mencapai angka 99,1 juta orang pada April 2022.
Jumlah tersebut menjadikan Indonesia sebagai pengguna terbesar kedua aplikasi asal Cina tersebut setelah Amerika Serikat dengan jumlah 136,4 juta. "Kedua hal ini adalah tren yang harus disambut dengan strategi baru oleh para pemilik bisnis," kata Bagus.
Baca juga:
Pertalite Lebih Boros Pasca-naik Harga? Dosen ITB Ungkap Masalahnya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.