TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu dari bintang-bintang yang bersinar terang di langit malam, Gamma Columbae, kini sesungguhnya hanya bersisa inti bintang yang telanjang. Tetap, Gamma Columbae masih dapat dlihat dengan mata telanjang dari lokasinya di konstelasi Columbae di Galaksi Bima Sakti, sekitar 900 tahun cahaya dari Bumi.
Belum diketahui bagaimana inti-inti kebanyakan bintang berfungsi. Ini karena mereka terhalang atau dihalangi oleh selubung gas. Lapisan atau awan gas inilah yang membangkitkan sejumlah besar energi dan cahaya dari bergabungnya atom-atom hidrogen untuk menciptakan helium, yang dikenal sebagai fusi nuklir.
Awan gas normalnya terus menyelubungi inti, bahkan setelah inti itu kehabisan bahan bakarnya.
Baru belakangan, Norbert Przybilla dari Universitas Innsbruck di Austria dan rekan-rekannya menggunakan teknik spektroskopi untuk mengamati dan menganalisis unsur-unsur di Gamma Columbae. Mereka menyadari temuan indikasi minimnya karbon namun kaya nitrogen dari pengamatan itu hanya bisa diterima jika apa yang mereka lihat adalah langsung permukaan inti bintang.
"Gamma Columbae memperlihatkan tanda-tanda kimia dari sebuah inti bintang," kata Przybilla sambil menambahkan, tentu saja, reaksi fusi tidak terjadi di permukaan inti itu. "Apa yang kita lihat saat ini pastinya selubung gas di mana fusi nuklir terjadi di masa lalu."
Mempublikasikan hasil studinya itu dalam jurnal Nature Astronomy pada 31 Oktober 2022, Przybilla dan timnya memperkirakan Gamma Columbae akan berada dalam fase ini sampai 10 ribu tahun ke depan. Periode ini dipandang sangat pendek untuk sebuah bintang yang umurnya bisa sampai jutaan tahun.
Berdasarkan komposisinya, Gamma Columbae diperkirakan telah mencapai 90 persen dari masa hidupnya yang setidaknya sepuluh juta tahun. "Bintang ini mungkin memiliki kurang dari dua juta tahun kehidupan tersisa sebelum meledak," kata Georges Meynet, profesor di Departemen Astronomi, Fakultas Sains, di University of Geneva, Swiss, juga anggota tim peneliti.
Meskipun sebelumnya telah dilakukan pengukuran berkualitas tinggi terhadap Gamma Columbae, berlimpahnya jejak kimia yang berbeda di sana tidak pernah dianalisis dengan berkecukupan. Przybilla, Meynet, dan Andreas Irrgang dari Friedrich-Alexander University Erlangen-Nuremberg, Bamberg, Jerman, sedang menyusuri basisdata bintang-bintang dan jejak kimianya ketika mereka mendapati unsur-unsur kimia yang tidak biasa dari Gamma Columbae.
Mereka memperhatikan bahwa komposisi kimia permukaan Gamma Columbae sangat berbeda dari bintang-bintang lainnya dengan massa yang sama. “Ini sesuai komposisi yang diharapkan dapat ditemukan di daerah inti bintang yang tiga atau empat kali lebih masif, di mana reaksi nuklir mengubah komposisi materi,” kata Meynet.
Observasi lebih jauh atas Gamma Columbae diharapkannya membuat bisa memahami lebih baik tentang bagaimana bintang-bintang berevolusi begitu mereka mulai kehabisan suplai hidrogen untuk reaksi fusi. Sama halnya bagaimana Gamma Columbae telah terlucuti dari awan gasnya.
Przybilla dkk menduga awan gas itu berasal dari bintang pendamping, meski belum merasa pasti. Mereka mensimulasikan evolusi bintang ini dengan mengasumsikan bahwa awalnya tiga kali lebih besar daripada yang ada saat ini dengan menghapus selubung luarnya. Hasil simulasi sesuai dengan pengamatan, yang menunjukkan bahwa Gamma Columbae berasal dari sistem biner, yang berarti ia dulu mengorbit dengan bintang lain di sekitar pusat gravitasi yang sama.
“Hipotesis kami adalah bahwa ia menelan temannya," tutur Meynet, "Fenomena itu bisa memicu reaksi signifikan termasuk, khususnya, pengusiran awan gas yang menyelubunginya.”
Gamma Columbae, memiliki massa seukuran lima kali matahari, berlokasi 'hanya' 870 tahun cahaya dari Bumi. Kedekatan itu, menurut Derek Ward-Thompson dari University of Central Lancashire, sejatinya memungkinkan para astronom bisa mengumpulkan lebih banyak informasi dalam beberapa pekan atau bulan ke depan.
“Ini (Gamma Columbae) relatif dekat dan tak terperhatikan--itu benar-benar mengejutkan," katanya.
ZAHRANI JATI HIDAYAH (NEW SCIENTIST, INDIA EDUCATION DIARY)