Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Prediksi 2023 Kaspersky: Balkanisasi Internet, Metaverse, Asuransi Keamanan

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Metaverse. shutterstock.com
Metaverse. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Laporan Prediksi Privasi untuk Tahun 2023 dari Kaspersky mengungkap bahwa pada tahun 2023 kita akan menyaksikan pembentukan pasar yang lebih beragam untuk behaviour tracking atau informasi tentang kebiasaan browsing pengguna akibat penerapan hukum setempat. 

Selain itu, ponsel akan mengambil alih dokumen tradisional dan gagasan metaverse akan menjadi bagian dari realitas kita. Semua perubahan ini pasti akan menuntut keamanan berbagai perangkat dan teknologi. 

“Pada tahun 2022, kami melihat bagaimana aktivitas regulasi menggeser pasar data global pada pemain lokal. Pada saat yang sama, tahun ini menunjukkan bagaimana pengumpulan data konsumen dapat berdampak langsung pada hubungan antara warga negara dan pemerintah,” ujar Vladislav Tushkanov, pakar privasi di Kaspersky, dalam keterangannya, Senin, 12 Desember 2022.

“Selain itu, kami tidak dapat menyangkal bahwa topik seperti metaverse, AI, atau pembelajaran mesin akan tetap menjadi sorotan para pakar privasi pada tahun 2023. Namun, kami percaya bahwa peristiwa geopolitik dan ekonomi tahun 2022, serta tren teknologi baru, akan menjadi faktor utama yang mempengaruhi lanskap privasi pada tahun 2023,” tambahnya.

Menurut para peneliti Kaspersky, perselisihan besar antara berbagai pemangku kepentingan dalam percakapan seputar privasi dan pengumpulan data akan menghasilkan kecenderungan sebagai berikut:

1. Balkanisasi internet akan mengarah pada pasar behaviour tracking yang semakin beragam (dan terlokalisasi) dan pemeriksaan transfer data lintas batas (cross-border).

Sebagian besar halaman web dirayapi dengan pelacak tak terlihat, mengumpulkan data perilaku (behavioural data) yang selanjutnya dikumpulkan dan digunakan terutama untuk iklan bertarget. Meskipun ada banyak perusahaan berbeda dalam bisnis iklan perilaku (behaviour ads), perusahaan teknologi besar yang berbasis di Amerika Serikat, seperti Meta, Amazon, dan Google adalah pemimpin yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Namun, di banyak daerah, pihak berwenang semakin berhati-hati dalam berbagi data dengan perusahaan asing. Itu mendorong bisnis untuk menunjukkan preferensi pada pemain lokal, yang mungkin memiliki berbagai implikasi privasi. Sementara perusahaan teknologi besar mungkin menghabiskan lebih banyak biaya untuk keamanan daripada perusahaan yang lebih kecil, bahkan mereka memiliki andil dalam pelanggaran data. Entitas yang lebih kecil mungkin kurang menarik bagi peretas, tetapi juga kurang mendapat pengawasan dari badan pengatur.

2. Ponsel cerdas akan menggantikan lebih banyak dokumen kertas

Saat ini ponsel cerdas atau perangkat lain banyak digunakan sebagai metode pembayaran, membuat kartu debit dan kredit klasik menjadi usang di beberapa negara. Selain itu, ponsel dapat digunakan untuk keperluan medis – sebagai bukti vaksinasi atau status kesehatan negatif COVID saat ini – atau bahkan sebagai versi digital dari kartu identitas. Poin terakhir mungkin dapat membawa kenyamanan dan risiko. Di satu sisi, sistem yang diterapkan dengan benar dapat membantu menangani verifikasi harian tanpa harus menunjukkan kepada kasir seluruh dokumen dengan perincian lain seperti nama atau alamat. Di sisi lain, menggunakan ponsel cerdas untuk menyimpan data pribadi dalam jumlah yang semakin banyak menciptakan satu titik kegagalan, sehingga menimbulkan masalah keamanan yang serius. Ini menempatkan tuntutan serius pada keamanan perangkat seluler dan cara data disimpan sembari menjaga privasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

3. Perusahaan akan melawan faktor manusia dalam keamanan siber untuk mengendalikan ancaman orang dalam dan rekayasa sosial demi melindungi data pengguna.

Saat perusahaan menerapkan langkah-langkah keamanan siber yang semakin komprehensif, mulai dari perlindungan titik akhir ke XDR (Extended Detection & Response) dan bahkan perburuan ancaman proaktif, manusia tetap menjadi mata rantai terlemah. Kesalahan konfigurasi berbagai solusi cloud untuk penyimpanan data diperkirakan akan menyebabkan lebih sedikit kebocoran data, dan lebih banyak pelanggaran akan diakibatkan oleh kesalahan manusia. Untuk mengurangi ancaman ini, perusahaan dapat berinvestasi dalam solusi pencegahan kebocoran data serta edukasi pengguna yang lebih menyeluruh untuk meningkatkan kesadaran keamanan siber.

4. Kita akan mendengar lebih banyak kekhawatiran tentang privasi pada metaverse

Jumlah data yang dihasilkan orang hanya dengan melakukan pembayaran nontunai dan membawa ponsel sepanjang hari sudah cukup untuk menarik kesimpulan yang paling sensitif. Perangkat rumah pintar, kota pintar dengan pengawasan video di setiap sudut, mobil yang dilengkapi dengan banyak kamera dan adopsi IoT lebih lanjut, serta digitalisasi layanan yang berkelanjutan akan membuat privasi pribadi, setidaknya di perkotaan, berubah menjadi masa lalu. Oleh karena itu, sementara metaverse berjanji untuk menghadirkan pengalaman offline ke dunia online, dunia online sudah terlebih dahulu menguasai dunia fisik.

5. Kesulitan untuk menghentikan kebocoran data, orang akan mendapatkan asuransi untuk menghadapinya

Menjalani kehidupan modern yang nyaman disertai dengan risiko privasi: misalnya, memesan makanan atau menggunakan layanan transportasi online akan menghasilkan, paling tidak, geodata yang sensitif. Namun, kesadaran privasi semakin meningkat, dan orang-orang mulai mengambil tindakan pencegahan untuk mengamankan akun pribadi dan meminimalkan jejak digital mereka. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan mengasuransikan diri terhadap pelanggaran data. Meskipun sudah ada layanan yang mengganti kerugian jika terjadi pencurian identitas, penawaran asuransi yang lebih luas di masa depan diprediksi akan bermunculan.

Baca:
Kaspersky Ungkap 5 Skema Penipuan Piala Dunia 2022

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


2 Cara Blur WhatsApp Web di Chrome untuk Menjaga Privasi Chat

1 hari lalu

Memori penyimpanan WhatsApp harus rutin dibersihkan agar kinerja aplikasi tidak lemot. Ini cara bersihkan penyimpanan WhatsApp. Foto: Canva
2 Cara Blur WhatsApp Web di Chrome untuk Menjaga Privasi Chat

Ada beberapa cara blur WhatsApp Web di Chrome agar chat rahasia Anda tidak dibaca orang lain. Berikut ini beberapa tata caranya.


Google Form, Apa Saja Fungsinya?

3 hari lalu

Logo Google. REUTERS
Google Form, Apa Saja Fungsinya?

Google Form platform online yang memungkinkan pengguna untuk membuat formulir, survei, kuis, dan polling


Begini Cara Menyembunyikan Feed dan Story Instagram

3 hari lalu

Logo Instagram. Kredit: TechCrunch
Begini Cara Menyembunyikan Feed dan Story Instagram

Salah satu fitur yang terus diperbarui Instagram adalah fitur keamanan, termasuk opsi privasi untuk status Instagram.


Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

7 hari lalu

Logo Instagram. Kredit: TechCrunch
Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

Terdapat dua pilihan ketika ingin rehat dari Instagram, yakni menonaktifkan sementara dan menghapus akun secara permanen.


Cara Menonaktifkan dan Menghapus Akun GetContact

7 hari lalu

Simak cara hapus tag nama pribadi di Getcontact. Cara ini memungkinkan pengguna menghapus tag yang tidak sesuai atau tidak diinginkan. Foto: Canva
Cara Menonaktifkan dan Menghapus Akun GetContact

Akun yang terdaftar dalam GetContact dapat dihapus secara permanen dengan cara mudah.


Begini Cara Menyembunyikan Status Online WhatsApp

7 hari lalu

Ilustrasi WhatsApp. (knowitinfo.com)
Begini Cara Menyembunyikan Status Online WhatsApp

Mode sembunyi memungkinkan pengguna untuk merahasiakan kapan ia mengakses aplikasi WhatsApp, sehingga orang lain tidak melihat kapan Anda aktif.


Begini Cara Menonaktifkan Status Online di Instagram

7 hari lalu

Logo baru Instagram. Instagram
Begini Cara Menonaktifkan Status Online di Instagram

Untuk menjaga privasi, berikut adalah langkah mematikan status online di Instagram.


Pahami Soal Hak Privasi, Pelakunya Bisa Kena Sanksi Penjara 5 Tahun dan Denda Maksimal Rp 5 Miliar

8 hari lalu

Batasan usia dalam penggunaan medis sosial merupakan adopsi dari General Data Protection Regulation (GDPR), Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi di Uni Eropa. Freepik.com
Pahami Soal Hak Privasi, Pelakunya Bisa Kena Sanksi Penjara 5 Tahun dan Denda Maksimal Rp 5 Miliar

Seorang prajurit TNI dituduh langgar privasi ketika memotret penumpang kereta api tanpa izin. Apa arti hak privasi dan bagaimana sanksi pelakunya?


Medsos Ramai Prajurit TNI Diduga Diam-diam Potret Penumpang Lain di Kereta Api, Ketahui Hak Privasi dan Jenis Data Pribadi

8 hari lalu

Memotret menggunakan telepon seluler. gigaom.com
Medsos Ramai Prajurit TNI Diduga Diam-diam Potret Penumpang Lain di Kereta Api, Ketahui Hak Privasi dan Jenis Data Pribadi

Seorang prajurit TNI diduga diam-diam memotret penumpang lain di kereta api. Ini jenis-jenis data pribadi yang harus dilindungi sebagai hak privasi.


Tips Hindari Penipuan Online di Masa Libur Lebaran

12 hari lalu

Ilustrasi penipuan online.
Tips Hindari Penipuan Online di Masa Libur Lebaran

Libur lebaran kerap jadi arena para penipu online melancarkan aksinya. Ini tips untuk menghindarinya.