TEMPO.CO, Jakarta - Cuaca ekstrem tidak hanya berhubungan dengan hujan, tapi juga dengan gelombang di laut. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpontensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 31 Desember 2022 -1 Januari 2023.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari barat ke utara dengan kecepatan angin berkisar 5-35 knot. Sementara di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari barat daya ke barat laut dengan kecepatan angin berkisar 8-35 knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan barat Lampung, Selat Sunda, perairan selatan Pulau Jawa, perairan selatan NTT, Laut Jawa, Laut Natuna Utara, perairan utara Jawa Barat-Jawa Timur, Laut Flores dan Laut Arafuru.
Variasi Tinggi Gelombang
Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan gelombang ekstrem di kisaran 6-9 meter yang berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara.
Gelombang sangat tinggi di kisaran 4-6 meter berpeluang terjadi di perairan utara Anambas- Natuna, perairan barat Kepulauan Natuna, perairan utara Subi-Serasan, perairan selatan Sumba, perairan selatan Pulau Sawu, perairan selatan Rote, Samudra Hindia Selatan Jawa Barat-NTT, Laut Flores bagian timur, Laut Banda selatan bagian barat dan Laut Arafuru.
Gelombang di kisaran 2.5-4 meter berpeluang terjadi di perairan barat Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu-Enggano, perairan barat Lampung, Samudra Hindia Barat Kepulauan Mentawai-Lampung, Samudra Hindia Selatan Banten, Selat Sunda, perairan selatan Jawa-NTB, Selat Bali- Lombok bagian selatan, Laut Sawu, perairan Kepulauan Kupang, Selat Sumba bagian barat, Selat Ombai, perairan selatan Natuna, Laut Natuna, Selat Karimata, perairan utara Pulau Belitung, Selat Gelasa bagian utara, Laut Jawa, perairan utara Jawa Tengah-Jawa Timur, Laut Bali, Laut Lombok, Selat Alas, perairan utara Sumbawa, Selat Makassar bagian selatan, perairan Kepulauan Sabalana-Kepulauan Selayar, Laut Flores bagian barat, perairan selatan Kepulauan Wakatobi, Laut Banda bagian utara, Laut Banda Selatan bagian timur, perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Tanimbar, perairan Kepulauan Kai-Aru.
Gelombang 1.25-2.5 meter berpeluang terjadi di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh-Nias, Samudra Hindia barat Aceh-Nias, Teluk Lampung, perairan selatan Flores, perairan utara Sumba, Selat Sumba bagian timur, Selat Sape bagian selatan, Selat Wetar, perairan selatan Kepulauan Anambas, perairan timur Bintan, perairan Bangka, perairan selatan Kalimantan, perairan utara Jawa Barat, Selat Lombok bagian utara, perairan selatan Baubau, Laut Sulawesi bagian timur, perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, perairan Bitung-Kepulauan Sitaro, Laut Maluku, perairan utara Kepulauan Sula, perairan Kepulauan Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Papua Barat-Papua, Samudra Pasifik utara Halmahera-Papua, perairan Fakfak-Amamapare.
Potensi gelombang tinggi di beberapa tempat tersebut berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Untuk itu, BMKG selalu mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan, kapal tongkang, kapal Ferry dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar. Selain itu, bagi masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.
Baca:
BMKG: Waspada Gelombang Tinggi hingga 6 Meter Terjadi di Perairan Ini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.