Campak Mewabah, Dokter Anak: Komplikasi Paling Sering Pneumonia

Reporter

Dokter melakukan tindakan ke pasien bernama Surfana (1 tahun) saat penanganan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Agats, Kabupaten Asmat, Papua, 27 Januari 2018. Data terakhir jumlah pasien campak dan gizi buruk di RSUD tersebut mencapai 88 orang. ANTARA/M Agung Rajasa
Dokter melakukan tindakan ke pasien bernama Surfana (1 tahun) saat penanganan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Agats, Kabupaten Asmat, Papua, 27 Januari 2018. Data terakhir jumlah pasien campak dan gizi buruk di RSUD tersebut mencapai 88 orang. ANTARA/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Jakarta - Anak yang terkena campak sangat berisiko meningkatkan infeksi karena turunnya kekebalan tubuh atau antibodi. Penyakit ini tidak boleh disepelekan karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang berujung kematian. Terutama pada kelompok anak yang tidak pernah mendapatkan imunisasi dan ditambah dengan malnutrisi.

"Komplikasi campak itu ke mana-mana, dimulai dari mata, bisa ke jantung, dan paling sering pneumonia," kata Ketua Unit Kerja Koordinasi Penyakit Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Anggraini Alam, dikutip dari Antara.

Berbicara dalam konferensi pers mengenai KLB Campak, Jumat 20 Januari 2023, Anggraini menuturkan kematian tertinggi pada infeksi campak apabila sudah sampai ke paru atau pneumonia. Angka kematiannya bisa lebih dari 50 persen sampai mendekati 90 persen.

Saat ini, Anggraini menambahkan, IDAI mengeluarkan rekomendasi tata laksana campak untuk kelompok anak yang berisiko campak berat karena tidak pernah mendapatkan imunisasi dan malnutrisi. IDAI juga meminta kewaspadaan pada anak yang memiliki komorbid dan daya tahan tubuh rendah karena HIV, leukimia dan diabetes melitus.

Tata laksana yang bisa dilakukan, antara lain, jika ada kotoran mata sampai berwarna hijau. Perlakuannya bisa memberikan salep antibiotik, kompres air hangat saat demam, dan cukupi cairan agar tidak dehidrasi. "IDAI mengeluarkan rekomendasi tatalaksana campak karena penyakit ini tidak ada antivirusnya," ucapnya.

Campak adalah penyakit yang potensial menyebabkan wabah karena merupakan penyakit yang sangat menular, terutama melalui udara. Maka itu, vaksin campak sangat diperlukan untuk menekan angka kematian akibat campak.

Kementerian Kesehatan telah menetapkan jadwal imunisasi vaksin campak lengkap, yaitu pada usia 9 bulan, 18 bulan, serta ketika anak menginjak kelas 1 SD. Pandemi Covid-19 diduga berdampak kepada penurunan cakupan imunisasi itu, dan 'panen' wabahnya terjadi saat ini berupa penetapan Kejadian Luar Biasa di 31 provinsi.

“Tidak ada istilah terlambat kalau untuk imunisasi. Bagi yang belum mendapatkan vaksin, segeralah divaksin,” kata Kepala Staf Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Djatnika Setiabudi.

Seseorang yang tertular campak akan mengalami fase gejala awal, seperti demam tinggi, batuk pilek, hingga mata merah. Fase ini merupakan fase yang paling mudah menularkan. Penularan campak terjadi tidak melalui sentuhan kulit, tetapi melalui percikan droplet di udara.

“Jika seseorang tidak divaksin campak, kemungkinan tertular campak makin besar,” katanya menambahkan. Dan dampak beratnya yaitu rentan mengalami komplikasi penyakit lain seperti pneumonia, radang otak, hingga gizi buruk.

Baca juga: Ahli Sepakat Imunisasi Dasar Anak Langkah Awal Penting Melawan Covid-19


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.








Puskeswan Kota Tangerang Buka Panggilan Rumah untuk Vaksin dan Pengobatan Hewan

11 jam lalu

Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Kota Administrasi Jakarta Selatan Berkolaborasi dengan Kecamatan Tebet dan Kelurahan Tebet Barat dalam kegiatan Vaksinasi Rabies. Kamis, 24 November 2022. Pelaksanaan vaksinasi hewan bertujuan untuk mempertahankan DKI Jakarta untuk bebas rabies, dalam kegiatan hari ini tersedia 150 dosis vaksin rabies. TEMPO/Magang/Martin Yogi Pardamean
Puskeswan Kota Tangerang Buka Panggilan Rumah untuk Vaksin dan Pengobatan Hewan

Masyarakat dapat menghubungi kontak Puskeswan Kota Tangerang di nomor 0813-9434-3260


Ridwan Kamil Bakal Rampungkan Pengaspalan di Periode Kedua Gubernur Jabar

1 hari lalu

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil alias Kang Emil melakukan syuting program Tempo The Leader bersama CEO TEMPO Media, Arif Zulkifli di Kantor Tempo, Palmerah, Jakarta, Rabu, 29 Maret 2023. Kang Emil menunggu waktu berbuka puasa atau ngabuburit bersama sejumlah jurnalis Tempo. TEMPO/Charisma Adristy
Ridwan Kamil Bakal Rampungkan Pengaspalan di Periode Kedua Gubernur Jabar

Ridwan Kamil mengatakan dua tahun pandemi membuat target program Jabar Juara tidak rampung seratus persen.


Tanda Anak Terkena TBC, Orang Tua Mesti Waspada

6 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Tanda Anak Terkena TBC, Orang Tua Mesti Waspada

Batuk lebih dari dua minggu bisa jadi salah satu gejala tuberkulosis (TBC) pada anak yang harus diantisipasi orang tua.


Penumpang MRT Jakarta Tembus 92 Ribu Per Hari, Dirut Sebut Mendekati Angka Sebelum Pandemi

6 hari lalu

Penumpang menaiki rangkaian kereta MRT di Stasiun Bundaran HI, Jakarta, Selasa, 15 November 2022. PT MRT Jakarta (Perseroda) melakukan perubahan kebijakan waktu operasional yang berlaku mulai Selasa, 15 November 2022. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Penumpang MRT Jakarta Tembus 92 Ribu Per Hari, Dirut Sebut Mendekati Angka Sebelum Pandemi

PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT MRT Jakarta) mencatat jumlah penumpang telah mencapai 92 ribu orang per hari pada Maret 2023.


Tema Hari Hutan Internasional 2023: Hutan dan Kesehatan, Bagaimana Atasi Deforestasi?

10 hari lalu

Komunitas perhutanan sosial Ciwidey, Jawa Barat, Indonesia - lokasi agroforestri dengan kopi, alpukat, kismis, nanas, pisang, pinus, kayu putih dan lainnya.  UNEP/Taufany Eriz
Tema Hari Hutan Internasional 2023: Hutan dan Kesehatan, Bagaimana Atasi Deforestasi?

Hari Hutan Internasional 2023 bertema Hutan dan Kesehatan. Bagaimana atasi ancaman luas hutan yang berkurang dan deforestasi di Indonesia?


Inovasi Baru Atasi TBC untuk Pasien dengan Resistensi Obat

10 hari lalu

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Inovasi Baru Atasi TBC untuk Pasien dengan Resistensi Obat

Meski TBC dapat disembuhkan bila diobati dengan tepat, TBC resistan obat (TBC RO) masuk dalam kategori darurat kesehatan di seluruh dunia.


Target Bebas TBC pada 2030, Dokter Ingatkan Pelacakan seperti Covid-19

11 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Target Bebas TBC pada 2030, Dokter Ingatkan Pelacakan seperti Covid-19

Dokter mengatakan penyebaran TBC perlu dilacak seperti COVID-19. Apalagi hingga saat ini Indonesia masih berusaha untuk mencapai target bebas TBC.


Jokowi Cerita Sempat Bingung dengan Singkatan PPKM dan PSBB

11 hari lalu

Presiden Jokowi. TEMPO/Subekti
Jokowi Cerita Sempat Bingung dengan Singkatan PPKM dan PSBB

Presiden Jokowi mengaku sempat bingung dengan istilah PSBB dan PPKM yang sempat diberlakukan saat pandemi Covid-19 melanda.


Jokowi Cerita Kebingungan Atasi Covid-19 di Awal Pandemi

11 hari lalu

Presiden Joko Widodo menyampaikan keterangan pers terkait kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Istana Negara, Jakarta, Jumat 30 Desember 2022. Pemerintah memutuskan untuk mencabut kebijakan PPKM per 30 Januari 2022 berdasarkan kajian-kajian terkait pandemi COVID-19 di Indonesia yang semakin terkendali. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Jokowi Cerita Kebingungan Atasi Covid-19 di Awal Pandemi

Jokowi mengaku saat itu langsung menghubungi beberapa negara yang pernah mengalami endemi dan lebih dulu terpapar Covid-19.


Singapura Jadi Negara Pertama di Asia Tenggar Penerima Vaksin Pneumokokus Baru

13 hari lalu

Logo Pfizer. REUTERS/Carlo Allegri
Singapura Jadi Negara Pertama di Asia Tenggar Penerima Vaksin Pneumokokus Baru

Pneumonia adalah penyebab kematian ketiga dan penyebab rawat inap terbanyak keempat di Singapura.