TEMPO.CO, Jakarta - Satelit Cina yang diluncurkan awal bulan ini terpantau telah melepaskan sebuah objek ke orbit di sampingnya. Sebelumnya, Cina meluncurkan satelit Shijian 23 dengan roket Long March 7A pada 8 Januari 2023. Misinya mengirim satelit ke orbit transfer awal untuk mencapai orbit geostasioner (GEO) yang dituju, sekitar 35.786 kilometer di atas Bumi.
Data yang dirilis oleh Skuadron Pertahanan Luar Angkasa (18 SDS) Angkatan Luar Angkasa AS, yang berfokus pada kewaspadaan domain luar angkasa, menunjukkan bahwa Shijian 23 mencapai orbit geosinkronisasi sekitar 15 Januari 2023, melayang menuju posisi yang diinginkan di sabuk GEO. Katalogisasi oleh 18 SDS lebih lanjut mengungkapkan bahwa Shijian 23 merilis objek pada 16 Januari 2023.
18 SDS mencantumkan objek sebagai "AKM" atau motor tendangan apogee, yang digunakan dalam beberapa peluncuran untuk membantu satelit mencapai orbit tujuannya. Namun, ada kemungkinan bahwa objek tersebut adalah subsatelit, kemungkinan akan digunakan bersama dengan satelit induk untuk pengujian di orbit.
Menengok pada tahun 2021, Cina meluncurkan satelit Shijian 21 Cina, juga mencapai GEO dan merilis satelit, yang kemudian digunakan untuk pengujian. Shijian 21 kemudian melanjutkan untuk berlabuh dengan satelit navigasi dan memberi posisi pada Cina Beidou-2 G2 yang sudah tidak berfungsi dan menariknya keluar orbit dari jalur pesawat ruang angkasa aktif di GEO.
Sabuk geostasioner sangat berguna untuk berbagai aplikasi, karena satelit yang mengorbit di sana bergerak selaras dengan rotasi Bumi, membuatnya tampak tetap di langit di atas planet. Orbit ini sangat berguna untuk menyediakan komunikasi konstan, data meteorologi, dan pengawasan di area yang dipilih. Menghapus satelit mati dan puing-puing dari sabuk ini akan membantu menjaga orbit tetap tersedia untuk digunakan.
Namun, apa yang direncanakan Cina untuk Shijian 23 belum terungkap. Kabar dari media pemerintah Cina hanya menyebut penugasan satelit terutama untuk eksperimen ilmiah dan verifikasi teknis. Pelacakan yang sedang berlangsung dapat memberikan petunjuk tentang aktivitas satelit.
Hal yang masih belum terungkap lainnya adalah adanya laporan awal setelah peluncuran dari kontraktor luar angkasa utama Cina dan media pemerintah Xinhua mencantumkan dua satelit tambahan, Shiyan 22A dan 22B, sebagai muatan di atas peluncuran. Cerita yang diperbarui dari Xinhua sehari kemudian menghilangkan referensi ke dua satelit terakhir.
SPACE
Baca:
SpaceX Akhirnya Luncurkan 51 Satelit Internet Starlink Setelah Penundaan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.