TEMPO.CO, Jakarta - Banyak cerita menyebut orang Cina merupakan penemu bubuk mesiu yang bisanya digunakan sebagai senjata api. Nyatanya sebelum dikembangkan oleh ilmuan Cina, seorang penemu muslim sudah jauh lebih dulu menemukan komposisi bubuk mesiu. Bahkan saat orang Eropa masih memakai senjata tajam, militer Islam telah menggunakan senjata api.
Melansir ft.umj.ac.id, sebagai seorang ilmuan, pengetahuan Hasan Ar-Rammah tentang bubuk mesiu sangat mengagumkan. Dalam bukunya yang berjudul Al-Furusiyyah wa Al-Manasib Al-Harbiyyah, ia berhasil menulis 107 rumus atau resep penggunaan mesiu. Hasan menulis buku tersebut tahun 1270 M sampai 1280 M. Secara khusus buku itu ditulis atas permintaan seorang tokoh muslim terkenal, Najm al-Din Hasan Al-Rammah.
Sebanyak 22 resep mesiu yang diracik Hasan dipakai khusus untuk roket. Menurutnya, komposisi bahan untuk meluncurkan sebuah roket terdiri dari 75 persen potasium nitrat, 9,06 persen sulfur dan 15,94 persennya karbon. Pada abad ke-13 M, Hasan sudah melakukan perhitungan yang mendekati komposisi ideal yaitu 75 persen potasium nitrat, 10 persen sulfur, dan 15 persen karbon. Adapun sisa rumus atau komposisi racikan mesiu lainnya digunakan untuk kepentingan militer dan membuat mercon.
Sejarawan berpendapat bahwa Hasan tidak menemukan rumus tersebut seorang diri. Mengingat banyaknya jumlah rumus penggunaan mesiu untuk beragam tipe persenjataan. Pada lembar pertama bukunya, Hasan menyebut pengetahuan yang ia tulis sebagai warisan pengetahuan. Yang mana ada kemungkinan seluruh pengetahuan tersebut menurun dari kakeknya. Karena bubuk mesiu telah dikenal di Suriah dan Mesir pada abad ke-12 M atau awal abad ke-13 M.
Peradaban Barat pun mengakui pencapain Hasan. Johnson mengatakan dunia Islam adalah peradaban yang pertama kali mengembangkan senjata yang sesungguhnya. Ia pun sanggup menerangkan saltpetre melalui proses kimia dan kristalisasi.
Pada tahun 1270 M, Hasan juga tercatat sebagai seorang insinyur Muslim pertama yang mencetuskan dan menerangkan tentang torpedo. Hasan menggambarkan sebuah torpedo melesat dengan sebuah sistem roket yang diisi bahan peledak dan memiliki tiga titik api. Ini juga ia jelaskan dalam bukunya.
Hasan bukanlah ilmuwan Muslim pertama yang mengenal potasium nitrat. Pada abad ke-10 M sudah ada Insinyur Muslim seperti Al-Razi, Al-Hamdani, dan risalah berbahasa Arab-Suriah yang menerangkan tentang potasium nitrat dan rumus-rumus tentang mesiu. Di tahun 1240 M, potasium nitrat juga sudah diungkapkan oleh Ibnu Al-Baitar.
Namun oleh peradaban Barat, Roger Bacon diklaim sebagai orang pertama yang menemukan mesiu. Nyatanya penemuan yang dibanggakan tersebut adalah hasil menjiplak buku-buku kimia yang berasal dari Arab. Tidak mengherankan apabila para sejarawan meragukan kebenaran dan efektivitas rumus yang dihasilkan Bacon. Selain itu, Albert Magnus seorang ilmuwan Jerman yang juga menguasai mesiu dari 'Liber Ignium'. Nyatanya buku tersebut merupakan terjemahan dari kitab bahasa Arab ke bahasa Spanyol.
PUSPITA AMANDA SARI
Pilihan Editor: Ledakan di Blitar, 1 Meninggal dan 3 Orang Tertimbun
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.