TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan musim kemarau di Jawa Barat pada tahun ini akan berlangsung normal. Menurut Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG Dodo Gunawan, gambaran umum musim kemarau yang akan dihadapi masih kondusif. “Dalam artian tidak ada El Nino dan La Nina,” ujarnya secara daring, Sabtu, 11 Maret 2023.
Menurutnya, pengaruh La Nina terjadi pada 2020-2022, sehingga musim kemarau tetap turun hujan. Dampak baiknya pada sektor pertanian menjadi cukup air, di sisi lain kebencanaan hidrometeorologi meningkat. “Fenomenan La Nina akan berakhir di bulan ini, selanjutnya kemarau normal atau netral, tidak basah juga tidak kering,” kata Dodo.
Sebelumnya, Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Barat Indra Gustari mengatakan pada periode September 2022 hingga awal 2023 sebagian besar wilayah Jawa Barat mengalami musim hujan lebih cepat dengan area mencakup 66 persen zona musim. “Daerah Garut dan Tasikmalaya bagian selatan malah sama sekali tidak mengalami musim kemarau,” ujarnya.
Kini, menurut prediksi BMKG, kondisinya akan terbalik dibanding tahun lalu. Awal musim kemarau di Jawa Barat akan dimulai dari daerah pantai utara atau pantura ke selatan pada kisaran Maret dasarian dua hingga tiga. Selain itu beberapa daerah akan mengawali musim kemarau lebih cepat dari biasanya. “Potensi kekeringan akan mengikuti dan lebih panjang waktunya,” kata Koordinator Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Jawa Barat, Hadi Saputra.
BMKG memprediksi sebagian besar wilayah di Jawa Barat akan mengalami musim kemarau lebih kering dari biasanya atau bersifat kemarau di bawah normal dengan daerah meliputi Bekasi selatan, Bogor, sebagian besar Sukabumi, Cianjur utara dan selatan, sebagian besar Bandung, sebagian besar Purwakarta, Karawang selatan, Subang selatan, Indramayu selatan, sebagian besar Sumedang.
Kemudian Majalengka bagian tengah, sebagian Cirebon, Kuningan bagian barat laut dan utara, sebagian besar Ciamis, Kota Banjar, Garut bagian tengah, timur, dan tenggara, serta sebagian besar Tasikmalaya, dan Pangandaran. “Puncak musim kemarau secara umum pada Agustus di 76 persen wilayah Jawa Barat,” ujarnya.
BMKG mengimbau masyarakat untuk lebih mewaspadai kejadian cuaca ekstrem, seperti hujan es, hujan lebat durasi singkat yang dapat disertai kilat dan angin puting beliung pada masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Tidak hanya bencana, perubahan cuaca yang tidak menentu bisa membuat imunitas seseorang melemah sehingga menjadi rentan terkena penyakit.
Selain itu, menjelang akhir musim hujan, masyarakat dapat melakukan panen air hujan, dan mengisi waduk atau danau yang berguna untuk periode musim kemarau tahun ini.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.