Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Asal-usul Hari Bumi Diperingati Tiap Tahun pada 22 April

image-gnews
Ilustrasi suasana ramah lingkungan. Greendiary.com
Ilustrasi suasana ramah lingkungan. Greendiary.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Bumi Sedunia diperingati tiap tahun pada 22 April. Momentum mengampanyekan kesadaran perlindungan lingkungan dan keberlanjutan global. Hari Bumi bermula dari Gaylord Nelson, senator Amerika Serikat. Ia mendorong perlindungan lingkungan melalui kampanye yang saat ini dikenal dengan World Earth Day atau Hari Bumi Sedunia.

Gagasan tentang Hari Bumi

Pada 1969, Nelson mengadakan tur nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah lingkungan. Tur tersebut juga bertujuan untuk menarik perhatian media dan pemerintah agar mengambil tindakan terhadap masalah tersebut.

Mengutip Earthday.org, Nelson terinspirasi gerakan antiperang mahasiswa. Ia ingin menanamkan energi protes mahasiswa antiperang dengan kesadaran publik yang muncul tentang polusi udara dan air.

Nelson mengumumkan gagasan untuk mengajar di kampus-kampus ke media nasional dan membujuk Pete McCloskey, anggota Kongres Republik yang berpikiran konservasi untuk menjadi wakil ketuanya.

Mereka merekrut aktivis muda Denis Hayes untuk mengatur pengajaran kampus. Tanggal 22 April dipilih sebagai hari kerja antara liburan musim semi dan ujian akhir untuk memaksimalkan partisipasi siswa.

Aksi berlangsung pada 22 April 1970 yang kemudian dikenal sebagai perayaan pertama Hari Bumi  Pada tahun yang sama, kongres Amerika Serikat membentuk Environmental Protection Agency (EPA) yang bertujuan untuk mengurangi polusi dan memperkenalkan perlindungan lingkungan di seluruh Amerika Serikat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah sukses di Amerika Serikat, Hari Bumi menyebar ke seluruh dunia. Pada 1990, ada 141 negara berpartisipasi dalam perayaan Hari Bumi Sedunia. Pada perayaan tersebut, para peserta melakukan aksi lingkungan seperti membersihkan pantai, menanam pohon, dan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.

Menurut PBB, pada 2016 sebanyak 174 negara menandatangani  kesepakatan global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan pemanasan global, yakni Paris Agreement. Perjanjian ini juga bertujuan untuk mengatasi perubahan iklim dan mengembangkan ekonomi yang berkelanjutan. Perayaan Hari Bumi Sedunia menjadi momentum penting untuk mengingatkan tentang keberadaan Bumi sebagai rumah bersama. Momentum untuk menjaga lingkungan lestari untuk generasi mendatang.

Ada banyak cara mendukung perlindungan lingkungan, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menggunakan transportasi umum, menanam pohon, dan mengurangi penggunaan listrik. Setiap tindakan kecil bisa memberikan dampak yang besar bagi Bumi.

Pilihan Editor: Hari Bumi: Kisah Otto Soemarwoto Pilih Bela Ekologi Indonesia di Era Soeharto

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


UIII Punya Program Studi Perubahan Iklim untuk Magister, Dosennya Tak Hanya dari Indonesia

19 jam lalu

Petugas dari Manggala Agni Daos Ogan Komering Ilir (OKI) dan Daops Lahat melakukan pemadaman kebakaran lahan gambut di Desa Deling, Pangkalan Lampan, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Sabtu 26 Agustus 2023. Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sumatera menerjunkan 45 orang personel Manggala Agni dari Daops OKI dan Lahat, untuk melakukan pemadaman kebakran lahan gambut di wilayah tersebut yang sudah terbakar sejak 17 hari yang lalu. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
UIII Punya Program Studi Perubahan Iklim untuk Magister, Dosennya Tak Hanya dari Indonesia

UIII membuka program studi Perubahan Iklim ini untuk dapat berkontribusi kepada negara dalam menjaga dan memelihara ekologi.


Sri Mulyani Hadiri Pertemuan AIIB di Mesir, Bahas Perubahan Iklim dan Investasi Transisi Energi

1 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers Devisa Hasil Ekspor di Kemenko Perekonomian, Jumat, 28 Juli 2023. TEMPO/Riri Rahayu
Sri Mulyani Hadiri Pertemuan AIIB di Mesir, Bahas Perubahan Iklim dan Investasi Transisi Energi

Sri Mulyani mengatakan AIIB memiliki peran penting sebagai katalisator dalam mendesain berbagai instrumen pembiayaan.


Indonesia jadi Tuan Rumah Bersama Konferensi Minyak Nabati Kedua di Mumbai India

1 hari lalu

Lahan perkebunan Sawit  di Gane Timur, Halmahera Selatan, Maluku Utara, Selasa 23 Januari 2023. (FOTO/Budhy Nurgianto)
Indonesia jadi Tuan Rumah Bersama Konferensi Minyak Nabati Kedua di Mumbai India

Untuk meningkatkan ketahanan di masa depan dalam menyediakan minyak nabati secara berkelanjutan, diperlukan sejumlah langkah strategis bersama.


OJK Menilai Peran Sektor Keuangan Penting untuk Capai Target Net Zero Emission

2 hari lalu

Gedung OJK. Google Street View
OJK Menilai Peran Sektor Keuangan Penting untuk Capai Target Net Zero Emission

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Institute Agus Sugiarto menilai bahwa peran sektor keuangan sangat penting dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.


IHSG Bertahan di Level 6.970-7.050, Simak 4 Rekomendasi Saham dari Samuel Sekuritas

2 hari lalu

Layar pergerakan Indexs Harga Saham Gabungan atau IHSG di Gedung Busa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat, 16 September 2022. IHSG ditutup terkoreksi di level 7.168 pada perdagangan akhir pekan Jumat. Tempo/Tony Hartawan
IHSG Bertahan di Level 6.970-7.050, Simak 4 Rekomendasi Saham dari Samuel Sekuritas

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG kemarin belum berubah, masih dalam pola konsolidasi dengan dibuka naik, lalu turun.


Luhut ke Negara Barat: Tak Perlu Ajari Kami Soal Perubahan Iklim

2 hari lalu

Presiden Jokowi (tengah) bersama Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kanan) dan Menko Kemaririman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kedua kiri) meninjau Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) di Padalarang Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu, 13 September 2023. Presiden Joko Widodo mencoba kereta cepat dari Stasiun Halim menuju Stasiun Padalarang dan dilanjutkan dengan menggunakan kereta pengumpan dari Stasiun Padalarang menuju Stasiun Bandung. ANTARA/Raisan Al Farisi
Luhut ke Negara Barat: Tak Perlu Ajari Kami Soal Perubahan Iklim

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Padjaitan mengatakan Indonesiua tidak perlu diajari soal perubahan iklim.


Bill Gates Sebut Menanam Pohon untuk Cegah Krisis Iklim Tak Masuk Akal, Pilih Teknologi Ramah Lingkungan

3 hari lalu

Bill Gates pernah menduduki urutan puncak dalam daftar orang terkaya di dunia mulai 1995 hingga 2017 versi majalah Forbes. Namun demikian, pemilik Microsoft tersebut tidak lagi menduduki peringkat pertama sejak 2017 karena Gates menyumbangkan sebagian besar uangnya ke yayasan miliknya, Bill and Gates Foundation. REUTERS
Bill Gates Sebut Menanam Pohon untuk Cegah Krisis Iklim Tak Masuk Akal, Pilih Teknologi Ramah Lingkungan

Bill Gates merasa skeptis terhadap taktik-taktik baru yang digunakan dalam mencegah krisis iklim.


Ini yang akan Terjadi jika Bumi Tak Berputar

3 hari lalu

Ilustrasi asteroid di dekat bumi. spaceflightinsider.com
Ini yang akan Terjadi jika Bumi Tak Berputar

Jika Bumi secara tiba-tiba berhenti berputar, akan memiliki konsekuensi drastis pada iklim, cuaca, waktu, dan kehidupan di planet ini.


Prospera Sebut Pentingnya Kompensasi untuk Kelompok Rentan yang Terdampak Perubahan Iklim

3 hari lalu

Presiden Joko Widodo menghadiri rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 India, Sabtu, (9/9) di New Delhi, India. Dalam forum tersebut, Jokowi meminta seluruh pihak untuk bersama-sama mengurangi emisi.
Prospera Sebut Pentingnya Kompensasi untuk Kelompok Rentan yang Terdampak Perubahan Iklim

Program Kemitraan Indonesia-Australia untuk Perekonomian (Prospera) sebut pentingnya kompensasi untuk kelompok rentan yang terdampak perubahan iklim.


Menlu Retno Ajak Anggota PBB Bangkitkan Kepercayaan, Solidaritas Global

4 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan pernyataan Indonesia dalam Sidang ke-78 Majelis Umum PBB di New York, AS, pada Sabtu, 23 September 2023. ANTARA/HO-Kemlu RI
Menlu Retno Ajak Anggota PBB Bangkitkan Kepercayaan, Solidaritas Global

Menlu Retno menyampaikan bahwa setiap negara memiliki hak yang sama untuk membangun dan tumbuh.