TEMPO.CO, Jakarta - Telkom University membuat alat pendeteksi kondisi tanah yang dinamakan Si Soil. Teknologi pertanian itu terintegrasi dengan aplikasi dan terhubung dengan Internet of Things.
“Riset Si Soil ini selama tiga tahun didiukung LPDP sebesar Rp 4 miliar lebih,” kata Wisnu sardjono Soenarso, Direktur Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP saat peluncuran Si Soil di Telkom University Bandung, Senin, 11 September 2023.
Si Soil merupakan hasil karya dari riset berjudul Sistem Cerdas Kontrol Unsur Hara Tanah Portable untuk Tanaman Kedelai Berbasis Internet of Things (IoT) Menggunakan Long Range Communication. Tim risetnya dipimpin oleh Doan Perdana, dosen di program studi Teknik Telekomunikasi Telkom University. LPDP menurut Wisnu merasa senang karena hasil riset itu langsung diaplikasikan di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Wisnu berharap penggunaan Si Soil tidak hanya di Karanganyar. “Tadi saya sampaikan secara informal ke rektor silakan dijual ke seluruh wilayah Indonesia,” ujarnya.
LPDP menurut Wisnu siap menjadi penjamin atau memberikan surat garansi kalau diperlukan, khsusnya kepada Kementerian Pertanian untuk pemakaian alatnya. “Sehingga proyek yang didanai Rp 4 miliar ini return of investment-nya jelas,” kata dia.
LPDP menurutnya dalam dua sampai tiga tahun terakhir telah melakukan reposisi dana riset. Pembiayaan diberikan kepada riset yang bermanfaat bagi masyarakat. “Tidak hanya jadi laporan yang kalau ditumpuk bisa sampai ke langit-langit ke luar gedung begitu,” ujarnya.
Selain itu LPDP juga berbagi biaya pendanaan riset dengan mitra industri. Tujuannya agar hasil riset bisa menghasilkan produk yang bisa dinikmati masyarakat.
Baca juga: Mobil Dinas Berasap Tebal di Jakarta: Sopir Kena Sanksi, Kepala Dinas Minta Maaf
Si Soil ukur unsur hara dan kadar air
Rektor Telkom University Adiwijaya mengatakan, Si Soil merupakan sistem sistem informasi untuk mengkur unsur hara dan kadar air di dalam tanah. Tujuannya agar produktivitas pertanian bisa meningkat dari pemilihan tanaman dan prospek hasilnya. Sementara menurut Asisten Daerah Bidang Ekonomi Kabupaten Karanganyar Titis Sri Jawoto, Si Soil akan berfungsi banyak di daerahnya yang mengembangkan agrobisnis.
Si Soil dapat mendeteksi unsur nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) atau NPK di tanah pertanian termasuk yang di dalam pot. Fitur lainnya yaitu mendeteksi tingkat keasamaan atau pH dan kelembaban tanah secara real time.
Memakai tenaga surya alatnya bisa dipasang selama 24 jam dan terkoneksi dengan aplikasi di smartphone atau website. Penggunaan hanya perlu menancapkan alat itu ke dalam tanah.
Hasil pengukuran akan muncul di layar monitor. Si Soil juga dilengkapi dengan kecerdasan buatan yang dapat memberikan prediksi waktu pemupukan yang akan datang. Akibatnya petani dapat lebih efektif dan efisien dalam penggunaan pupuk sehingga biaya bisa ditekan dan pencemaran tanah dari pupuk yang berlebihan bisa dihindari.
Pilihan Editor: Polusi Udara Jakarta dan Palembang Pukul 5 Pagi Masuk Kategori Tidak Sehat
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.