TEMPO.CO, Jakarta - Kebudayaan di Sulawesi dan di kepulauan Nusa Tenggara bakal diadaptasi menjadi Asset Visual Game (2D/3D) untuk mendukung pengembangan industri game Indonesia. Wacana adaptasi ini dimulai dari kerja sama riset antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Fakultas Industri Kreatif (FIK) Telkom University.
Kepala Pusat Riset Sains, Data, dan Informasi BRIN, Eka Prakasa, mengatakan, kerja sama tepatnya untuk membangun sinergi sumber daya dan kompetensi dalam mendukung pelaksanaan perancangan Asset Visual Game bertema kebudayaan Indonesia. "Kegiatan ini nantinya dapat mempercepat dan memperbanyak jumlah aset game, khususnya dengan tema Budaya Nusantara," kata Eka dikutip dari keterangan tertulisnya, Minggu, 21 Juli 2024.
Dia menilai kolaborasi ini bakal memberi dampak positif terhadap peningkatan talenta muda digital melalui pelbagai skema riset dan penelitian. Penandatanganan kerja sama dilakukan di Bandung, Rabu, 17 Juli 2024.
Dekan FIK Telkom University, Roro Retno Wulan, menilai adaptasi budaya daerah ke bentuk visual game dapat mewadahi pengenalan kebudayaan Indonesia ke generasi muda. Selain preservasi budaya nusantara dan menghargai budaya bangsa secara umum. "Peran Telkom University nantinya akan melakukan penelitian dan memberikan sumbangsih berupa sumber daya manusia dan sumber daya yang bersifat intangible," ujar Retno melalui siaran pers yang sama.
Perancangan aset visual kebudayaan ke model 2D/3D menjadi bagian untuk mendukung program pemerintah pusat, terkait percepatan perkembangan industri game nasional. Para pihak yang ditugaskan bakal melakukan pencarian dan pengumpulan data ke pelbagai sumber di daerah, serta membuat perumusan strategi kreatif untuk desain pemodelan yang dilakukan.
Industri game nasional disebutkan telah berdampak pada ekonomi negara. Data Outlook Pariwisata & Ekonomi Kreatif 2021/2022 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatat subsektor aplikasi dan game menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp 31,25 triliun. Laju pertumbuhan kedua subsektor ekonomi kreatif itu mencapai 9,17 persen secara tahunan, hanya kalah dari pertumbuhan televisi dan radio sebesar 9,48 persen.
Pilihan Editor: Pil Putih Narkotik atau Racun Ekstrak Kecubung dalam Kasus Mabuk Massal di Kasel?
