TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nizam mengatakan Ferienjob kurang pas untuk disebut sebagai bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Menurut dia, Ferienjob hanya peluang bekerja bagi mahasiswa yang sedang dalam masa libur perkuliahan.
"Ferienjob itu bukan MBKM. Ferienjob itu kesempatan bagi mahasiswa yang sedang liburan untuk bekerja," kata Nizam kepada Tempo di Jakarta pada Senin, 11 Desember 2023.
Sebelumnya, Minister Counsellor Penerangan, Sosial dan Budaya Kedutaan Besar RI di Berlin, Jerman Devdy Risa juga mengutarakan pernyataan serupa. Ferienjob adalah hal yang biasa bagi mahasiswa di Jerman.
Mahasiswa akan bekerja selama tiga bulan masa liburan dengan bentuk pekerjaan kasar yang mengandalkan tenaga fisik. Misalnya pengemasan paket, mengantarkan barang, mencuci piring di restoran atau bekerja di pabrik. "Ferien itu artinya liburan dan ini memang diberikan untuk masa-masa libur mahasiswa di sini. Jadi, ini bukan hal yang baru untuk di Jerman sendiri. Mahasiswa Indonesia yang lagi sekolah di sini, lagi waktu-waktu libur, mereka ikut kerja. Tapi, intinya memang untuk mencari uang," kata Devdy.
Akan tetapi, sejumlah kampus di Indonesia membuka kesempatan Ferienjob bagi mahasiswanya dengan iming-iming konversi kegiatan dalam satuan kredit semester atau SKS, seperti halnya MBKM. Diantaranya sejumlah kampus di Jambi dan Jakarta.
Nizam mengatakan kurang pas jika kampus mengklaim bahwa Ferienjob adalah bagian dari MBKM. "Itu yang menurut saya sih kurang pas, ya. Memang mahasiswa belajar bekerja. Ya, itu ya baik-baik saja. Itu kan juga melatih resiliensi, menjadi tahan banting dan mengetahui bagaimana kerja di Jerman, misalnya ya. Belajar budaya juga. Dari kacamata itu sih, mahasiswa dapat pengalaman. Tapi, dari kacamata MBKM, sebetulnya kurang pas," kata dia.
Untuk menelusuri ini, kata Nizam, kementeriannya telah berkoordinasi dengan kedutaan di Jerman untuk mendalaminya. "Dipetakan anak-anak ini sebetulnya di sana ngapain. Betul-betul kerja di tempat yang layak, yang baik sesuai dengan kompetensinya, atau bagaimana," ujarnya.
Nizam menjelaskan program MBKM yang selama ini berjalan telah melalui proses yang panjang. Pada intinya, harus dipastikan bahwa mahasiswa akan mendapatkan kompetensi yang sesuai. Program harus dirancang dan dikurasi sedemikian rupa, dibahas dengan mitra dan dipastikan agar konversi 20 SKS yang dijanjikan benar-benar dirasakan oleh mahasiswa.
"Yang penting mungkin kalau itu akan dikonversi, harus dipastikan betul kompetensinya apa selama dia mengikuti program itu. Kalau program MBKM yang kami kurasi, kami rancang, kami bahas betul dengan mitra, itu kami pastikan 20 SKS itu betul-betul diperoleh," kata Nizam.
Nizam menegaskan penghentian Ferienjob bukan berarti melarang mahasiswa untuk mencari pengalaman. Namun, tidak serta-merta seluruh program yang dilakukan di luar kampus dapat diklaim sebagai bagian dari program yang formal seperti halnya MBKM. "Tidak bisa karena kerja volunteer, kerja ini, lalu kemudian diklaim seperti MBKM tanpa merancang betul kompetensinya," kata dia.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi telah menerbitkan surat untuk menghentikan program Ferienjob bagi mahasiswa Indonesia karena diduga ada sejumlah pelanggaran. Surat itu diterbitkan pada 27 Oktober 2023.
Ditanya mengenai kelanjutan program itu, Nizam mengatakan "Yang jelas kami tidak mungkin meng-endorse, yang jelas kami tidak mungkin merekomendasikan."
Pilihan Editor: KBRI Berlin Bicara Soal Ferienjob di Jerman: Kesempatan Kerja, Bukan Program Magang