Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Fajar, Anak Buruh Tani yang Jadi Warek UNU Yogyakarta di Usia 29 Tahun

Reporter

Editor

Devy Ernis

image-gnews
Fajar Kelana dilantik sebagai Wakil Rektor UNU Yogyakarta di usia 29 tahun. Foto: Istimewa
Fajar Kelana dilantik sebagai Wakil Rektor UNU Yogyakarta di usia 29 tahun. Foto: Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Di usianya yang belum genap 30 tahun, Fajar Sidik Abdullah Kelana didapuk  menjadi Wakil Rektor Universitas Nahdlatul Ulama atau UNU Yogyakarta pada November 2023. Pencapaiannya itu diperoleh Fajar dengan perjuangan. "Dibilang senang, ya senang pasti karena gak banyak anak muda yang punya kesempatan kayak gini," ucap Fajar kepada Tempo pada Desember 2023.

Fajar bukanlah berasal dari keluarga yang memiliki privilese. Berasal dari Sumberlawang, desa terpencil di Sragen, Jawa Tengah, Fajar lahir dari keluarga petani. "Keluarga saya kebetulan buruh tani. Ibu kebetulan juga enggak mengenyam pendidikan bahkan enggak lulus SD," katanya.

Lelaki kelahiran 1994 itu kehilangan ayahnya tak lama setelah ia lahir. Sejak saat itu, Fajar hidup di Sragen bersama ibu dan kakaknya hingga 1998. Saat masa kritis moneter, mereka hijrah ke Jakarta untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Sang ibu bekerja serabutan mulai dari cuci gosok hingga berjualan. "Itu dikerjain semua buat sekolahin anak-anaknya," ucapnya.

Fajar bersyukur, ia mendapatkan kesempatan pendidikan yang lebih baik di Jakarta. Prestasi akademiknya terbilang bagus sejak di bangku pendidikan dasar hingga menengah atas. Dia selalu mendapatkan peringkat terbaik. Fajar bisa sekolah karena biaya dari sebuah yayasan di Jakarta. Ia bersekolah di SDN 07 di Rawangun, lanjut ke SMPN 92 Rawamangun hingga menyelesaikan sekolah di SMA 61 Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Motivasinya untuk tetap semangat sekolah adalah ibunya. Dia tak ingin merepotkan orang tuanya. "Jadi ya secara ekonomi sudah susah, kalau bisa enggak neko-neko. Ya mikirnya yaudahlah belajar yang rajin aja dan alhamdulillah akhirnya cukup baik prestasinya," ujarnya.

Sempat Kesulitan untuk Bayar Biaya Kuliah

Saat duduk di kelas 2 SMA pada 2011, Fajar mulai berpikir untuk melanjutkan sekolah ke jenjang perguruan tinggi. Dia mulai mencari tahu ke alumni mengenai jurusan kuliah. Karena menyukai matematika dan fisika, Fajar akhirnya memutuskan untuk memilih jurusan Teknik Mesin di Universitas Gadjah Mada atau UGM. 

Fajar mencoba mengikuti tes lewat jalur ujian tertulis setelah lulus SMA pada 2012. "Jadi waktu itu dari Jakarta ke Yogya naik bus sendiri. Bulan puasa, tidurnya di terminal karena saya enggak punya duit buat cari penginapan segala macam," ucap Fajar.

Setelah mengikuti tes, Fajar akhirnya lolos. Namun, dia dan ibunya bingung dari mana biaya untuk kuliah. Penghasilan ibunya tak cukup untuk membiayai Fajar kuliah. Apalagi, dia harus membayar uang pangkal yang tak sedikit. "Saya waktu itu datang ke UGM, daftar ulang, terus dikasih tau. Ini uang pangkalnya Rp 40 juta. Wah, bingung. Terus saya langsung bilang dari keluarga enggak mampu, kira-kira bisa enggak dapat keringanan," kata dia.

Akhirnya, permintaan Fajar dikabulkan kampus. Ia diminta mengurus berbagai dokumen administratif yang harus dibawa kembali ke kampus. Ia pulang ke Jakarta untuk mengurus semua dokumen tersebut. Biaya yang semula Rp 40 juta dikurangi menjadi Rp 10 juta.

"Saya kontak yayasan yang bantu-bantu saya, orang tua asuh dari keluarga yang cukup mampu. 'Pak, bu ini saya diterima di kampus UGM. Ada kebutuhan ini, kira-kira masih bisa support gak ya." Ternyata masih bisa di-support sama mereka. Alhamdulillah," tuturnya.

Untuk biaya kuliah, Fajar harus menyiapkan Rp 75 ribu per satu satuan kredit semester (SKS). Jika mengambil 24 SKS, artinya dia perlu membayar sekitar Rp 1,8 juta. Ia pun mencari peluang beasiswa. 

Selama berkuliah empat tahun, ia berusaha sebaik mungkin untuk menjaga prestasi akademiknya. Ia bahkan tak mau bekerja sampingan khawatir takut menganggu perkuliahan. Sang ibu takut jika Fajar telah berpenghasilan, kuliahnya jadi tertinggal. "Tapi bantu riset dosen, bantu dosen konferensi, segala macam. Jadi yang kurang lebih mendukung akademik saya juga, jangan yang di luar akademik. Itu pesen dari ibu," ujarnya.

Ketika kuliah, Fajar sempat aktif dalam organisasi badan eksekutif mahasiswa. Ia juga ikut merintis pembentukan tim riset mobil listrik pertama di UGM bersama teman-temannya. Tim mobil listrik bernama Arjuna UGM itu dibuat pada 2012 dan masih eksis sampai sekarang. 

Kuliah S2 di Swedia Berkat LPDP

Fajar menamatkan studi S1 pada 2016, tepat empat tahun masa studi. Setahun sebelumnya pada 2015, dia sudah ada terbesit berkeinginan untuk melanjutkan sekolah. "Sudah kepikiran akan lanjut S2, kayaknya seru nih. Soalnya masih banyak ilmu teknik mesin yang luas banget dan pengen gali lagi. Apalagi sudah mulai era inovasi teknologi," kata Fajar.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rektor Unri Cabut Laporan Polisi Soal Mahasiswa yang Kritik UKT

15 jam lalu

Kronologi Khariq Anhar Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau (Unri) mencuat usai video kritiknya soal Iuran Pengembangan Institusi (IPI) di Unri dilaporkan oleh Rektor Unri Sri Indarti pada 15 Maret 2024. Foto: Istimewa
Rektor Unri Cabut Laporan Polisi Soal Mahasiswa yang Kritik UKT

Rektor Unri Sri Indarti mengatakan bahwa persoalan ini sudah selesai dan tidak dilanjutkan.


Kementerian Luar Negeri Komentari Maraknya Gelombang Unjuk Rasa Pro-Palestina

16 jam lalu

Pengunjuk rasa pendukung Palestina di Gaza berdiri di dekat barikade di sebuah perkemahan di Universitas California Los Angeles (UCLA), ketika konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Los Angeles, California, AS, 1 Mei 2024. Ketegangan meningkat di kampus-kampus Amerika ketika para pendukung pro-Israel menyerang perkemahan pengunjuk rasa pro-Palestina di UCLA. REUTERS/David Swanson
Kementerian Luar Negeri Komentari Maraknya Gelombang Unjuk Rasa Pro-Palestina

Kementerian Luar Negeri menilai gelombang unjuk rasa pro-Palestina di sejumlah negara adalah bentuk kekecewaan mahasiswa pada negara atas perang Gaza


Pembubaran Ibadah Rosario Mahasiswa di Tangsel, Wali Kota: Komunikasi yang Tersumbat

20 jam lalu

Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie memantau TPS terdampak banjir di Kompleks  Maharta, Pondok Aren, Rabu 14 Februari 2024. Tempo/Muhammad Iqbal
Pembubaran Ibadah Rosario Mahasiswa di Tangsel, Wali Kota: Komunikasi yang Tersumbat

Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie meminta seluruh ketua RT dan RW menjalin komunikasi yang lebih baik dengan warganya


Mahasiswa Soroti Kenaikan Biaya UKT, Apa Beda UKT dengan SPP?

21 jam lalu

Mahasiswa ITB menggelar aksi menolak skema pembayaran uang kuliah melalui platform pinjaman online di depan gedung Rektorat ITB, Bandung, Senin, 29 Januari 2024. Keluarga Mahasiswa ITB mencatat ada 120 orang mahasiswa yang menunggak Uang Kuliah Tunggal atau UKT dan terancam tidak bisa mengikuti kuliah atau dipaksa cuti kuliah. TEMPO/Prima Mulia
Mahasiswa Soroti Kenaikan Biaya UKT, Apa Beda UKT dengan SPP?

Mahasiswa di berbagai kampus tolak kenaikan UKT. Apa beda UKT dan SPP?


Sejumlah Kasus Kematian di Kampus Akibat Penganiayaan, Terakhir Taruna di STIP Jakarta

21 jam lalu

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan menghadirkan pelaku pembunuhan taruna STIP Marunda, Jakarta Utara, berinisial TRS dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu, 4 Mei 2024. Foto: ANTARA/Mario Sofia Nasution
Sejumlah Kasus Kematian di Kampus Akibat Penganiayaan, Terakhir Taruna di STIP Jakarta

Mahasiswa STIP Jakarta bernama Putu Satria Rastika dinyatakan meninggal setelah dianiaya seniornya. Ini bukan kejadian pertama kematian di kampus.


Menuai Protes dan Kritik dari Mahasiswa, Ini Kilas Balik Penerapan UKT

21 jam lalu

Mahasiswa UGM menggelar aksi dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional di Balairung UGM Kamis, 2 Mei 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Menuai Protes dan Kritik dari Mahasiswa, Ini Kilas Balik Penerapan UKT

Seluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia sudah menerapkan sistem UKT ini sejak 2013.


10 Beasiswa Luar Negeri yang Buka Pendaftaran Mei 2024

22 jam lalu

Ilustrasi beasiswa. Freepik
10 Beasiswa Luar Negeri yang Buka Pendaftaran Mei 2024

Deretan beasiswa luar negeri S1, S2, dan S3 yang membuka pendaftaran pada Mei 2024


USAID dan Kementerian Agama Bikin Acara Global Santri Fest

22 jam lalu

Ilustrasi beasiswa santri Foto Kementerian Agama
USAID dan Kementerian Agama Bikin Acara Global Santri Fest

USAID bekerja sama dengan Kementerian Agama RI mengadakan yang ditujukan memberikan informasi praktis bagi para santri soal beasiswa di Amerika Serika


Warga Tepis Isu Pengeroyokan Mahasiswa Unpam Saat Berdoa Rosario di Kampung Poncol

23 jam lalu

Polisi berjaga di kos-kosan mahasiswa Universitas Pamulang di Kampung Poncol, Tangerang Selatan. Tempo/Muhammad Iqbal
Warga Tepis Isu Pengeroyokan Mahasiswa Unpam Saat Berdoa Rosario di Kampung Poncol

Warga Kampung Poncol, Kelurahan Babakan Kota Tangerang Selatan menyebut mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) di wilayah ini kerap berkumpul.


Sivitas Akademika Universitas Andalas Gelar Aksi Bela Palestina: Unand Student For Justice In Palestine

1 hari lalu

Caption:Aksi bela Palestina yang dilakukan mahasiswa, tenaga pendidik, dan dosen Universitas Andalas (Unand) di sekitar Bundaran Rektorat Unand, pada Rabu, 8 Mei 2024. TEMPO/Tiara Juwita
Sivitas Akademika Universitas Andalas Gelar Aksi Bela Palestina: Unand Student For Justice In Palestine

Setelah puluhan kampus di Amerika, kini sivitas akademika Universitas Andalas (Unand) gelar aksi bela Palestina dengan tema Unand Student For Justice.