Sama-sama bertema samurai, sulit untuk tidak membandingkan Rise of the Ronin dengan Ghosts of Tsushima yang dirilis pada 2020. Kota-kota era Edo di Ronin tidak seindah perbukitan dan air terjun yang dihiasi bunga di Pulau Tsushima.
Ghost juga memiliki art direction yang lebih menarik. Variasi warna dan desainnya juga jauh lebih menyejukkan mata dibanding Ronin.
Namun, Rise of the Ronin memiliki narasi yang lebih kompleks dibandingkan game buatan Sucker Punch itu. Tidak ada “penjahat” seperti orang-orang Mongol yang dihadapi Jin Sakai di Ghost of Tsushima.
Keshogunan Tokugawa melakukan apa yang mereka anggap harus dilakukan untuk mencapai Jepang yang lebih baik. Para Daimyo versi Rise of Ronin juga memiliki jalan yang berbeda. Bentrok antara dua kelompok ini terasa lebih tegang karena pemain menghabiskan banyak waktu dengan berbagai karakter di kedua kubu.
Bingung memilih faksi? Wajar. Para petinggi Team Ninja, yang tak lain adalah pencipta Rise of the Ronin, juga kesulitan saat harus menentukan pilihan. Direktur cerita, Nobumichi Kumabe, mencontohkan Kogoro Katsura sebagai karakter yang bisa membuat dia memilih faksi para Daimyo. Namun, direktur level design Hayato Shibuya mengatakan bahwa Katsura juga sangat seru untuk dilawan sebagai musuh boss.
Fumihiko Yasuda, sutradara dan produser, mengatakan kompleksitas Rise of the Ronin dibuat sedemikian rupa untuk membenamkan para pemain dalam Jepang era Edo.
“Biasanya kami membuat desain level linier yang mengarah ke bos yang sangat kuat,” kata Yasuda, yang membuat Ninja Gaiden 3 (2012) dan Nioh (2017). “Kali ini kami membuat game di mana pemain dapat terbawa sepenuhnya dalam dunia dan cerita yang kami buat.”
Rise of Ronin
Platform: PlayStation 5
Pengembang: Team Ninja
Penerbit: Sony Interactive Entertainment
Rilis: Jumat, 22 Maret 2024
Batasan Umur: Dewasa
Harga: Rp 1.029.000
Pilihan Editor: Sony Bersiap Luncurkan PS5 Pro, Performa Konsol Diklaim Tiga Kali Lipat Lebih Hebat