Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peneliti BMKG: Suhu Udara Jakarta Kini 1,6 Derajat Lebih Panas Dibanding Masa Kolonial

image-gnews
Ilustrasi anak-anak di saat cuaca panas. shutterstock.com
Ilustrasi anak-anak di saat cuaca panas. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Warga Jakarta telah mengalami perubahan iklim lokal yang drastis. Kenaikan suhu udara Jakarta tercatat lebih tinggi daripada lonjakan suhu udara global--terhitung dari masa sebelum revolusi industri. 

Angka kenaikan suhu rata-rata hariannya telah mencapai 1,6 derajat Celsius selama 100 tahun berdasarkan data 1866-1966. Suhu udara yang dimaksud adalah suhu permukaan yang cakupan waktunya hingga skala jam dan datanya dikumpulkan sejak masa kolonial.

Bandingkan dengan data dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) tahun lalu yang menyatakan suhu Bumi 1,45 derajat lebih panas daripada masa pra-industri. "Itu juga berarti, secara lokal, Jakarta sudah melebihi batas kenaikan suhu udara sebesar 1,5 derajat yang ditetapkan menurut Perjanjian Paris," kata Siswanto, peneliti di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG, saat dihubungi, Rabu 5 Juni 2024.

Siswanto menemukan kenaikan suhu udara Jakarta yang lebih tinggi itu dari hasil studinya terhadap kondisi iklim selama 130 tahun ke belakang. Hasil studi itu dituang ke dalam tesis yang mengantarnya meraih gelar PhD di Vrije Universiteit Amsterdam, Belanda, pada Mei tahun lalu. 

Peneliti di Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG itu mengumpulkan data periode 1866 hingga 1966 dari BMKG-nya Belanda. Data kemudian disambungnya dengan yang dimiliki BMKG. "Untuk masa depan, datanya saya bangkitkan pakai model IPCC laporan 2013," katanya menerangkan.

Hasilnya, dia memiliki catatan suhu udara di wilayah yang kini menjadi Jakarta untuk periode 1850-2020 dan proyeksi Jakarta 2030 dan 2050. Selain suhu harian rata-rata, lonjakan angka didapatinya pula untuk suhu maksimum harian dan suhu minimum harian. Yang pertama meningkat 2,1 derajat Celsius per 100 tahun, yang kedua 0,85 derajat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berdasarkan temuan Siswanto atas data historis yang ditelitinya, hanya Jakarta yang lonjakan suhu udaranya lebih tinggi. Kenaikan suhu rata-rata harian di Indonesia secara keseluruhan masih lebih rendah dibandingkan yang terjadi global. 

Selama periode 1850-2020, kenaikan suhu rata-rata harian global dan Indonesia sebesar 1,2 dan 1,0 derajat Celsius dibandingkan sebelum revolusi industri (1865-1900). Kenaikan menjadi 0,8 dan 0,5 derajat per 100 tahun.

Ditemukan pula, 2020 menjadi tahun terpanas kedua setelah 2016 dalam seluruh periode pengukuran sejak 1850. Khusus untuk Jakarta, 2016 terpanas kedua setelah 2019--sebelum rekornya dipatahkan oleh 2023.

Pilihan Editor: PPDB Bersama untuk Melanjutkan ke Sekolah Swasta Gratis Syaratkan Siswa Teken Perjanjian Mengikat

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BMKG Prediksi Jakarta Cerah Berawan Sepanjang Hari, Bogor Hujan Menjelang Magrib

32 menit lalu

Langit terlihat cerah hingga tampak biru dengan gugusan awan yang menyertainya di kawasan Jalan Jend Sudirman, Jakarta, Kamis 14 September 2023. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkap langkah-langkah yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas udara di Jakarta dalam sepekan terakhir dengan menggeral Operasi 'bilas polusi udara' digelar sejak Senin (4/9) hingga Senin (11/9). TEMPO/Subekti.
BMKG Prediksi Jakarta Cerah Berawan Sepanjang Hari, Bogor Hujan Menjelang Magrib

BMKG memprakirakan cuaca Jakarta cerah berawan sejak pagi hingga malam, Sabtu, 21 September 2024. Suhu siang mencapai 34 derajat Celcius.


Pengungsi Gempa Bandung Kena ISPA Hingga Kecemasan, IDI Sebut Butuh Obat Mendesak

6 jam lalu

Terminal isi ulang daya ponsel di tenda pengungsian yang didirikan Kementerian Sosial dan BNPB di lapang Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pasca gempa magnitudo 4.9, 19 September 2024. Gempa dangkal sesar Garsela ini mengguncang 30 desa di delapan kecamatan di Kabupaten Bandung dan 11 desa di tiga kecamatan di Kabupaten Garut. 2.020 unit rumah di Kabupaten Bandung rusak dan 204 unit rumah di Kabupaten Garut rusak.  TEMPO/Prima Mulia
Pengungsi Gempa Bandung Kena ISPA Hingga Kecemasan, IDI Sebut Butuh Obat Mendesak

Beragam jenis penyakit merebak di kalangan pengungsi korban gempa bermagnitudo 4,9 di Garut dan Bandung. Kebutuhan obat belum terpenuhi sepenuhnya.


7 Peneliti Undip Masuk Daftar 2 Persen Ilmuwan Teratas di Seluruh Dunia yang Dirilis Stanford-Elsevier

11 jam lalu

Tujuh ilmuwan dari UNDIP berhasil masuk dalam daftar 2% Ilmuwan Teratas di Seluruh Dunia untuk tahun 2024 yang disusun oleh Universitas Stanford. Dok. UNDIP
7 Peneliti Undip Masuk Daftar 2 Persen Ilmuwan Teratas di Seluruh Dunia yang Dirilis Stanford-Elsevier

Tujuh ilmuwan Undip masuk dalam daftar 2 persen ilmuwan teratas di seluruh dunia 2024 yang dirilis Universitas Stanford dan Elsevier.


Di Tengah Perubahan Iklim, Bulog Sebut Metode Pertanian dan Distribusi Tradisional Tak Lagi Memadai

13 jam lalu

Petani menanam padi di area persawahan kering yang dialiri air memakai mesin pompa di kawasan Babelan, Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 5 September 2023. BMKG memprediksi sejumlah wilayah Indonesia bakal berstatus waspada kekeringan sampai dengan November karena dipengaruhi oleh fenomene El Nino. TEMPO/Tony Hartawan
Di Tengah Perubahan Iklim, Bulog Sebut Metode Pertanian dan Distribusi Tradisional Tak Lagi Memadai

Direktur Bulog mengatakan ada kebutuhan mendesak untuk menyikapi produksi beras di tengah perubahan iklim.


Pemulihan Pasca Gempa Garut Dimulai, BNPB: Ada Dana Tunggu Rp 500 Ribu per Keluarga

14 jam lalu

Sejumlah bangunan roboh saat gempa magnitudo 5.0 mengguncang Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 18 September 2024. Gempa dangkal dengan kedalaman 10 kilometer ini terjadi akibat adanya aktivitas sesar Garut Selatan. TEMPO/Prima Mulia
Pemulihan Pasca Gempa Garut Dimulai, BNPB: Ada Dana Tunggu Rp 500 Ribu per Keluarga

BNPB menyebut efek gempa M4,9 di Garut pada 18 September 202, tidak sebesar di Kabupaten Bandung. Rehabilitas berjalan saat tanggap darurat.


Menduga Ada Banyak Segmen, BMKG: Sesar Garsela Zona Paling Aktif Gempa di Pulau Jawa

17 jam lalu

Pusat gempa M4,9 di Sesar Garsela pada Rabu pagi, 18 September 2024, di antara peta seismisitas selatan Bandung dan sekitarnya periode Januari 2009-Agustus 2024. Sumber: BMKG
Menduga Ada Banyak Segmen, BMKG: Sesar Garsela Zona Paling Aktif Gempa di Pulau Jawa

BMKG memastikan gempa yang menyebabkan kerusakan di Kabupaten Bandung dan Garut pada Rabu pagi lalu dipicu aktivitas Sesar Garsela.


BMKG Perkirakan Jakarta Cerah dan Berawan Sepanjang Hari

19 jam lalu

Ilustrasi Cuaca DKI Jakarta yang berawan. Tempo/Tony Hartawan
BMKG Perkirakan Jakarta Cerah dan Berawan Sepanjang Hari

Pada pagi hari seluruh wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu mengalami cuaca cerah berawan.


Prakiraan Cuaca BMKG: Siklon Tropis Soulik Picu Hujan di Aceh-Sumut dan Gelombang Tinggi 2,5 Meter

19 jam lalu

Peta Siklon Tropis Soulik. Foto: BMKG
Prakiraan Cuaca BMKG: Siklon Tropis Soulik Picu Hujan di Aceh-Sumut dan Gelombang Tinggi 2,5 Meter

Kecepatan angin maksimum Siklon Tropis Soulik diperkirakan persisten dalam 24 jam ke depan.


Supermoon Bisa Picu Banjir Rob, Bagaimana Faktanya?

20 jam lalu

Supermoon, juga dikenal sebagai bulan Sturgeon terbit di atas Yerusalem, 1 Agustus 2023. REUTERS/Ronen Zvulun
Supermoon Bisa Picu Banjir Rob, Bagaimana Faktanya?

Kenali fakta mengenai supermoon yang ilmuwan katakan dapat memicu terjadinya banjir rob di Indonesia.


Setelah Pulasan Kini Soulik, Siklon Tropis Sebabkan Cuaca di Jawa Kering Lagi

20 jam lalu

Peta Siklon Tropis Soulik. Foto: BMKG
Setelah Pulasan Kini Soulik, Siklon Tropis Sebabkan Cuaca di Jawa Kering Lagi

Di sisi lain, Siklon Tropis Soulik sebabkan pola konfluensi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Kepulauan Riau yang dapat tingkatkan cuaca hujan.