Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fakta Bioetanol, Pengganti BBM dengan Bahan Baku Melimpah dan Mudah Dibuat

image-gnews
Salah satu minyak nabati yang mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai bahan bakar alternatif adalah minyak kelapa sawit. Pemilihan minyak kelapa sawit sebagai sumber energi alternatif sangat tepat dilakukan di Indonesia karena Indonesia merupakan negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar kedua di dunia.
Salah satu minyak nabati yang mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai bahan bakar alternatif adalah minyak kelapa sawit. Pemilihan minyak kelapa sawit sebagai sumber energi alternatif sangat tepat dilakukan di Indonesia karena Indonesia merupakan negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar kedua di dunia.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) berbahan fosil pelan-pelan dihilangkan. Sebagai gantinya, sedang dikembangkan bahan bakar nabati (BBN) yang bisa dibuat dari tanaman. Indonesia dikenal memiliki keanekaragaman hayati yang kaya, termasuk lebih dari 60 jenis tanaman yang berpotensi menjadi bahan pembuat BBN. 

Salah satu BBN yang sedang populer adalah bioetanol. Bahan bakar itu dapat dihasilkan dari berbagai bahan baku yang melimpah di Indonesia. Karena itulah, bioetanol termasuk ke dalam kategori bahan bakar terbarukan yang dapat digunakan sebagai alternatif bahan bakar fosil.

Dilansir dari website Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada, Bioetanol dibuat melalui fermentasi bahan baku yang mengandung gula atau pati, seperti singkong, ubi jalar, tebu, dan jagung. Semuanya merupakan biomassa yang kaya karbohidrat dan berasal dari tanaman penghasil karbohidrat atau pati. Karena bersumber dari tumbuhan, bioetanol diyakini sebagai bahan bakar ramah lingkungan yang bisa mengurangi pencemaran.

Bioetanol adalah etanol yang dihasilkan dari fermentasi glukosa (gula) dengan bantuan ragi, terutama jenis Saccharomyces cerevisiae. Proses produksinya melibatkan beberapa tahap penting, termasuk fermentasi dan destilasi.

Dilansir dari ejournal.unsrat.ac.id, salah satu bahan pembuat bioetanol yang baik adalah singkong. Sebab tanaman itu memiliki kandungan pati yang tinggi di kisaran 60 hingga 70 persen. Dengan kandungan pati yang tinggi, semakin banyak glukosa yang tersedia untuk diubah menjadi etanol. Alhasil, etanol yang dihasilkan menjadi lebih banyak. 

Bioetanol merupakan zat yang punya banyak manfaat. Tidak hanya bisa menjadi bahan bakar, bioetanol juga bisa digunakan sebagai pelarut juga sebagai bahan minuman keras. 

Ihwal penggunaannya sebagai bahan bakar, bioetanol dapat mengurangi emisi karbon monoksida (CO) secara signifikan dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Ini menjadikannya pilihan yang lebih ramah lingkungan, mengurangi polusi udara dan dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.

Bioetanol juga bisa meningkatkan oktan. Hasil penelitian menunjukkan, mencampurkan 10 persen bioetanol ke dalam bensin akan menaikkan angka oktan premium menjadi sekira oktan 91 atau setara pertamax. Zat tersebut juga mudah dibuat dan tidak memerlukan biaya besar dalam produksinya. Bahkan bioetanol bisa dibuat dalam skala industri rumahan dan UMKM sehingga mudah dibuat masyarakat. 

Pusat Studi UGM menyebutkan, untuk mengkonversi biomassa menjadi bioetanol diperlukan sejumlah langkah, yaitu: 

1. Proses hidrolisis pati menjadi glukosa.

Pada langkah ini pati atau karbohidrat  dihancurkan oleh enzim atau asam mineral menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Jika bahan baku yang digunakan buah-buahan mengandung gula tidak perlu dilakukan hidrolisis

2. Proses Fermentasi, atau konversi gula menjadi etanol dan CO2.

Jumlah dan kadar bioetanol yang dihasilkan sangat tergantung pada proses ini, oleh karena itu proses ini harus dikontrol sehingga dapat dihasilkan bioetanol dalam jumlah banyak dan berkadar tinggi.

3. Memisahkan bioetanol dengan air 

Proses distilasi untuk memisahkan bioetanol dari air sehingga diperoleh bioetanol dengan kadar 95-96%. Karena titik didih air berbeda dengan bioetanol, maka kedua komponen tersebut dapat dipisahkan melalui teknik distilasi.

Proses dehidrasi untuk mengeringkan atau menghilangkan sisa air di dalam bioetanol sehingga tercapai bioetanol dengan kadar lebih dari 99,5 persen (Fuel Grade Ethanol (FGE))

Pilihan Editor: Agar Kemenangan Besar Program Bioetanol Tercapai 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Profil Tesla yang Batal Investasi di Indonesia karena Gunakan Tenaga Listrik Berbasis Fosil

2 hari lalu

Tesla Cybertruck Racikan UP.FIT. (Foto: Unplugged Performance)
Profil Tesla yang Batal Investasi di Indonesia karena Gunakan Tenaga Listrik Berbasis Fosil

Alasan produsen kendaraan listrik Tesla batal berinvestasi di Indonesia dibongkar Menteri Investasi Rosan Roeslani


Pemerintah Batasi Penjualan BBM Bersubsidi, Ini Kriteria Mobil yang Bisa Beli Pertalite dan Solar Subsidi

2 hari lalu

Petugas menunggu jaringan aplikasi  BBM subsidi normal kembali dan mengarahkan pembeli untuk menggunakan BBM non subsidi di SPBU Siliwangi, Semarang, Kamis, 6 Juni 2024. Terkait penjualan BBM bersubsidi pengelola SPBU memilih menutup penjualan karena tidak berani menjual BBM bersubsidi tanpa melalui aplikasi resmi yang sedang error.  Tempo/Budi Purwanto
Pemerintah Batasi Penjualan BBM Bersubsidi, Ini Kriteria Mobil yang Bisa Beli Pertalite dan Solar Subsidi

Pemerintah berencana mulai membatasi penjualan bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi jenis pertalite dan solar pada 1 Oktober 2024 mendatang


Kriteria SPBU yang Tak Boleh Lagi Jual Pertalite

5 hari lalu

Petugas memasang tulisan Pertalite Off di samping mesin pengisian BBM dan hanya melayani non subsidi di SPBU Siliwangi, Semarang, Kamis, 6 Juni 2024. Infornasi dari Pertamina Patra Niaga Jateng DIY menyatakan sedang ada gangguan nasional, Pertamina sedang berkoordinasi dengan PT Telkom dan Sigma. Tempo/Budi Purwanto
Kriteria SPBU yang Tak Boleh Lagi Jual Pertalite

Sebagian SPBU ada yang tidak lagi diizinkan untuk menjual Pertalite, contohnya adalah yang berada di daerah dengan penduduk menengah ke atas.


Harga BBM Nonsubsidi Turun per 1 September 2024, Ini Daftar Lengkapnya

6 hari lalu

Polisi melakukan pengamanan saat berlangsungnya pemasangan informasi harga terbaru bahan bakar minyak (BBM) di salah satu SPBU kawasan Kota Banda Aceh, Aceh, Sabtu 3 September 2022. Pemerintah menetapkan harga Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter, Solar subsidi dari Rp5.150 per liter jadi Rp6.800 per liter, Pertamax nonsubsidi naik dari Rp12.500 jadi Rp14.500 per liter berlaku pada Sabtu 3 September 2022 mulai pukul 14.30 WIB. ANTARA FOTO/Ampelsa
Harga BBM Nonsubsidi Turun per 1 September 2024, Ini Daftar Lengkapnya

Harga BBM nonsubsidi turun per hari ini, Ahad, 1 September 2024. Berikut daftar lengkapnya.


Menjelang Rencana Pembatasan BBM Subsidi, Pertamina DIY-Jateng Catat Sudah Ada 1 Juta Pendaftar

6 hari lalu

Aktivitas pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik PT Pertamina di jalan MT Haryono, Jakarta, Selasa, 2 Juli 2024. Di sisi lain, peningkatan itu berdampak pada membengkaknya belanja negara sekitar Rp 10 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Menjelang Rencana Pembatasan BBM Subsidi, Pertamina DIY-Jateng Catat Sudah Ada 1 Juta Pendaftar

PT Pertamina Patra Niaga Regional JBT mencatat hingga akhir Agustus ini ada sekitar 1 juta lebih pengguna kendaraan roda empat yang mendaftarkan diri sebagai calon penerima manfaat BBM subsidi.


Bahlil soal Subsidi BBM Turun jadi 19,41 Juta KL di 2025: Jangan Ada Lagi Mobil Mewah Pakai Barang Subsidi

9 hari lalu

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia ketika ditemui usai rapat bersama Komisi VII DPR di Gedung Parlemen Senayan, Selasa, 27 Agustua 2024. TEMPO/Riri Rahayu.
Bahlil soal Subsidi BBM Turun jadi 19,41 Juta KL di 2025: Jangan Ada Lagi Mobil Mewah Pakai Barang Subsidi

Kementerian ESDM menyampaikan subsidi energi pada tahun anggaran 2025 tetap difokuskan pada BBM dan LPG.


Beda Pernyataan Bahlil dan Presiden Jokowi soal Waktu Pembatasan BBM Bersubsidi

9 hari lalu

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia seusai rapat dengan komisi VII DPR, Senin, 26 Agustus 2024. TEMPO/Ilona
Beda Pernyataan Bahlil dan Presiden Jokowi soal Waktu Pembatasan BBM Bersubsidi

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak padu soal waktu pembatasan BBM bersubsidi.


Makanan dan Minuman yang Dapat Memicu Gula Darah Tinggi

9 hari lalu

Gula darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan. Lalu, berapa kadar gula darah yang normal? Ini informasinya.  Foto: Canva
Makanan dan Minuman yang Dapat Memicu Gula Darah Tinggi

Penting untuk menerapkan pola hidup sehat dan membatasi konsumsi makanan yang dapat memicu diabetes.


Menteri Bahlil Rencanakan Pembatasan BBM Subsidi, Jokowi: Belum Ada Keputusan

10 hari lalu

Menteri Bahlil Rencanakan Pembatasan BBM Subsidi, Jokowi: Belum Ada Keputusan

Presiden Jokowi merespon soal rencana Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang akan menerapkan kebijakam pembatasan BBM subsidi mulai 1 Oktober 2024.


Jokowi Sebut Belum Ada Keputusan Terhadap Pembatasan Pembelian BBM

10 hari lalu

Presiden Joko Widodo bersama Mensesneg Pratikno saat rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa 27 Agustus 2024. Rapat Terbatas terkait Penanganan Mpox dan Persiapan Penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF) di Bali. TEMPO/Subekti.
Jokowi Sebut Belum Ada Keputusan Terhadap Pembatasan Pembelian BBM

Jokowi mengungkapkan sampai saat ini belum ada rapat bahkan keputusan soal pembatasan pembelian BBM bersubsidi