Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Deputi Bidang Meteorologi BMKG: Puncak Musim Kemarau pada Juli dan Agustus

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.
Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika disingkat BMKG, musim hujan di tahun 2024 dimulai pada November 2023 dan mencapai puncaknya sekitar Januari hingga Februari 2024. Setiap daerah akan mengalami curah hujan yang bervariasi, ada yang lebih tinggi atau lebih rendah dari biasanya.

Awal musim hujan biasanya berkaitan dengan perubahan angin muson timur menjadi angin muson barat. BMKG memprediksi angin muson timur masih akan aktif hingga November 2024, terutama di bagian selatan Indonesia, sementara angin muson barat akan datang lebih lambat dari biasanya.

Musim hujan diperkirakan menyeluruh di Indonesia pada bulan Maret hingga April, sehingga pada bulan Juli seharusnya sudah memasuki musim kemarau. Namun, hujan masih sering terjadi di berbagai wilayah Indonesia. BMKG menyatakan bahwa puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2024. Meskipun demikian, hujan dengan intensitas rendah masih dapat terjadi.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau, tetapi hujan masih mungkin terjadi dengan intensitas curah hujan di bawah 50 mm per dasarian. Dia juga menyebutkan adanya potensi peningkatan curah hujan signifikan dalam sepekan ke depan di beberapa wilayah Indonesia akibat dinamika atmosfer skala regional hingga global, seperti aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin, dan Rossby Equatorial. Faktor lain adalah suhu permukaan laut yang hangat di sekitar Indonesia yang mendukung pertumbuhan awan hujan.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, memperkirakan bahwa fenomena-fenomena cuaca tersebut dapat menimbulkan potensi hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat dan angin kencang di sebagian besar wilayah Indonesia pada tanggal 5-11 Juli 2024. Wilayah yang diperkirakan terdampak meliputi Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Andri mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap kemungkinan bencana hidrometeorologi seperti longsor dan banjir bandang, terutama bagi yang tinggal di perbukitan, dataran tinggi, dan sepanjang daerah aliran sungai.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terkait hujan lebat disertai angin kencang dan hujan es yang terjadi di Sawangan, Kota Depok pada 3 Juli, Andri menjelaskan bahwa kejadian tersebut disebabkan oleh awan Cumulonimbus (CB) yang terbentuk akibat konveksi kuat.

Proses hujan terjadi karena kondensasi uap air yang sangat dingin di lapisan atas atmosfer, di mana es yang terbentuk berukuran besar. Saat es turun ke lapisan atmosfer yang lebih rendah dan hangat, terjadi hujan. Namun, tidak semua es mencair sempurna, sehingga terjadi hujan es, dengan suhu puncak awan Cumulonimbus mencapai minus 80 derajat Celcius.

Pergantian musim saat ini sulit diprediksi karena berbagai faktor. Oleh karena itu, penting bagi Anda yang sering beraktivitas di luar ruangan untuk berhati-hati dan mengantisipasi datangnya hujan.

ANTARA
Pilihan editor: Hujan Deras di Musim Kemarau, Mengenal Apa Itu Rossby Ekuator

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Heboh Gempa Beruntun di Berau dan Tensor G4 Google dalam Top 3 Tekno

9 jam lalu

Peta pusat gempa M2,8 di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Jumat malam, 24 Februari 2024. ANTARA/HO-BMKG
Heboh Gempa Beruntun di Berau dan Tensor G4 Google dalam Top 3 Tekno

Gempa berkekuatan M5,5 yang diikuti belasan lindu susulan di Berau, Kaltim, mengisi Top 3 Tekno pada Senin, 16 September 2024.


Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

12 jam lalu

Penampakan supermoon yang dikenal sebagai bulan biru dan
Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

Peristiwa Supermoon diwarnai potensi banjir rob di pesisir Indonesia. Sementara di luar negeri, Supermoon akan dibayangi gerhana bulan parsial.


18 Gempa Beruntun di Berau Kaltim, BMKG: Mirip Insiden pada 1921

13 jam lalu

Gempa M5,5 di Berau Kalimantan Timur, pada Ahad malam, 15 September 2024, diikuti sebanyak 18 kali gempa susulan (Dok. BMKG)
18 Gempa Beruntun di Berau Kaltim, BMKG: Mirip Insiden pada 1921

Gempa M5,5 di Berau, Kalimantan Timur, diikuti 18 kali lindu susulan. Wilayah tersebut punya riwayat gempa besar di masa lalu.


BMKG: Gempa Bermagnitudo 4,1 Guncang Sukabumi dan Sekitarnya, Akibat Aktivitas Sesar Dasar Laut

15 jam lalu

Ilustrasi BMKG dan gempa bumi. Shutterstock
BMKG: Gempa Bermagnitudo 4,1 Guncang Sukabumi dan Sekitarnya, Akibat Aktivitas Sesar Dasar Laut

Menurut BMKG, gempa tektonik bermagnitudo 4,1 mengguncang Sukabumi, Jawa Barat, dan sekitarnya, Senin 16 September 2024, pukul 07.01 WIB.


BMKG Prakirakan Cuaca Sebagian Kota Besar Hujan Ringan

17 jam lalu

Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memeriksa alat Actinograph untuk mengukur intensitas radiasi matahari di Taman Alat Cuaca BMKG Jakarta, Rabu, 11 Oktober 2023. BMKG memprediksi musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan berlangsung hingga akhir Oktober dan awal musim hujan terjadi pada awal November 2023. Tempo/Tony Hartawan
BMKG Prakirakan Cuaca Sebagian Kota Besar Hujan Ringan

BMKG memprakirakan cuaca sebagian besar wilayah Indonesia berpotensi hujan ringan, Senin, 16 September 2024.


Warga Berau dan Daerah Lain di Kaltim Dikejutkan Gempa Darat M5,5: Terasa Banget

1 hari lalu

Ilustrasi gempa. REUTERS
Warga Berau dan Daerah Lain di Kaltim Dikejutkan Gempa Darat M5,5: Terasa Banget

Belum ada konfirmasi dari BMKG atas info guncangan gempa Berau yang sampai juga ke kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).


Dua Kali Gempa Darat dari Berau Guncang Kalimantan Timur Malam Ini, Simak Penjelasan BMKG

1 hari lalu

Peta pusat gempa Kaltim, 15 September 2024. X.com/BMKG
Dua Kali Gempa Darat dari Berau Guncang Kalimantan Timur Malam Ini, Simak Penjelasan BMKG

Data dari BMKG kembali membuktikan Kalimantan, terutama Kaltim di mana Ibu Kota Nusantara (IKN) tengah dibangun tak bebas dari ancaman gempa.


Prakiraan Cuaca Sepekan di Jawa Barat, Mulai Pancaroba dengan Hujan Ringan

1 hari lalu

Ilustrasi hujan. Pexels/Bibhukalyan
Prakiraan Cuaca Sepekan di Jawa Barat, Mulai Pancaroba dengan Hujan Ringan

Wilayah Jawa Barat bagian barat akan memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan atau pancaroba dengan hujan ringan.


Gempa M5,1 dari Laut Kidul Jawa Barat Guncang Sukabumi Sampai Bandung

1 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi
Gempa M5,1 dari Laut Kidul Jawa Barat Guncang Sukabumi Sampai Bandung

Gempa tektonik bermagnitudo 5,1 mengguncang wilayah Sukabumi hingga Bandung. BMKG mencatat terjadi pada Ahad sore, 15 September 2024 pukul 16.54 WIB.


Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Ada Potensi Hujan di Wilayah Tangerang

1 hari lalu

Ilustrasi BMKG. Shutterstock
Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Ada Potensi Hujan di Wilayah Tangerang

Setelah tanpa hujan merata kemarin, bagaimana cuaca Jabodetabek hari ini? Simak prediksi BKMG berikut ini.