Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Marak Kasus Bunuh Diri Usia Muda, Ini Pemicunya Menurut Peneliti BRIN

image-gnews
Ilustrasi pencegahan atau stop bunuh diri. Shutterstock
Ilustrasi pencegahan atau stop bunuh diri. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Yurika Fauzia Wardhani, mengatakan mayoritas kasus bunuh diri belakangan menyangkut individu berusia muda. “Saya mengumpulkan informasi kasus bunuh diri dari 2012 sampai 2023. (Jumlah) tertinggi di usia produktif, atau remaja dan dewasa,” katanya melalui keterangan tertulis, Senin, 29 Juli 2024.

Sejauh ini, menurut dia, bunuh diri masih merupakan fenomena kompleks yang akar masalahnya masih abu-abu, sehingga belum bisa disimpulkan secara spesifik. Merujuk data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada lebih dari 800 ribu insiden bunuh diri setiap tahunnya.

Seperti kata Yurika, sebagian besar insiden itu dilakukan individu usia produktif. Untuk usia remaja, dia meneruskan, bunuh diri dipicu tekanan akademis, sosial, serta harapan tinggi untuk lebih berprestasi dan berkompeten di bidang akademi. Ada juga faktor perubahan hormon, emosi, permasalahan keluarga, bullying secara langsung maupun di kanal digital, pengaruh informasi bebas, masalah identitas diri, serta kurangnya sumber dukungan kepada para remaja.

Penyebab bunuh diri di rentang usia dewasa tidak berbeda dengan usia remaja. Alasan yang berbeda ada pada kasus bunuh diri lansia. Isu yang sempat mengundang perhatian adalah bunuh diri pada usia 90 tahun. “Ada beberapa hal yang mendorong bunuh diri di usia lansia dan manula, yaitu kesehatan mental, rasa kesepian, penyakit menahun, dan akses meminta pertolongan yang terhambat,” tutur Yurika.

Bila dibagi berdasarkan jenis kelamin, angka bunuh diri laki-laki tergolong tinggi. Yurika menyebutkan soal budaya patriarki yang menganggap laki-laki lebih tegar dibanding lawan jenisnya. Dengan tren sosial ini, laki-laki cenderung sulit berbagi masalah. Efeknya adalah insiden bunuh diri dengan sejumlah cara, mulai dari minum racun, melukai diri dengan alat, melompat dari tempat tinggi, dan sebagainya.

Menurut Yurika, kasus bunuh diri bisa dihindari dengan peningkatan kesadaran dan pendidikan, pemberian layanan kesehatan mental yang lebih baik, serta dukungan untuk keluarga dan komunitas. Dia juga mendorong kemitraan antar instansi untuk membuat sejenis program pencegahan bunuh diri, dilengkapi dengan penelitian dan pencatatan data.

“Yang rapi dan terpusat agar bisa diakses oleh lembaga yang berkepentingan,” tutur dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN, Ni Luh Putu Indi Dharmayanti, menyatakan bunuh diri tidak hanya mempengaruhi kehidupan individu, namun juga keluarga, lingkungan kerja, dan masyarakat luas. Kehilangan seseorang di usia produktif, kata dia, sama dengan kehilangan potensi dan kontribusi bagi pembangunan bangsa.

“Oleh karena itu, pencegahan bunuh diri adalah tanggung jawab bersama,” ucap Indi.

Dia menekankan soal pentingnya pemahaman terhadap faktor penyebab bunuh diri, mulai dari tekanan ekonomi, masalah kesehatan mental, hingga kurangnya dukungan sosial. Pemahaman yang lebih baik menjadi modal untuk mengembangkan strategi pencegahan yang efektif.

“Selain intervensi medis dan psikologis, pendekatan holistik yang mencakup pendidikan, kampanye kesadaran, dan kebijakan pendukung kesehatan mental sangat penting,” katanya.

Pilihan Editor: Apakah Kampus Muhammadiyah Juga Berminat Membuka Jurusan Tambang? Ini Jawabnya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


CDC Afrika dan WHO Luncurkan Rencana Bersama Lawan Wabah Mpox

20 jam lalu

Nsimire Nakaziba, 34, mengobati ruam pada saudara perempuannya, Sifa Mwakasisi, 32, untuk meredakan rasa sakit di dalam tenda tempat dia menjalani perawatan melawan mpox di rumah sakit Kavumu di wilayah Kabare, provinsi Kivu Selatan, Republik Demokratik Kongo, 29 Agustus 2024. Untuk menghadapi wabah cacar monyet, salah satu strategi efektif yang bisa diterapkan adalah peningkatan kesadaran diri serta isolasi bagi individu yang terinfeksi. REUTERS/Arlette Bashizi
CDC Afrika dan WHO Luncurkan Rencana Bersama Lawan Wabah Mpox

Inisiatif ini berfokus pada peningkatan pengawasan, diagnostik laboratorium, dan upaya vaksinasi untuk menekan penyebaran mpox


7 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Arus Deras Kampanye Negatif di Media Sosial

1 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
7 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Arus Deras Kampanye Negatif di Media Sosial

Kampanye negatif di media sosial semakin rawan saat pilkada.


Baru 5 Persen Spesies Anggrek Indonesia yang Diketahui Status Konservasinya

2 hari lalu

Spesies anggrek Dendrobium sagin, satu di antara delapan spesies baru tumbuhan yang ditemukan di Indonesia sepanjang 2020 lewat penelitian kolaborasi LIPI. (LIPI/REZA SAPUTRA)
Baru 5 Persen Spesies Anggrek Indonesia yang Diketahui Status Konservasinya

Total anggrek Indonesia yang sudah dievaluasi IUCN Red List baru sebatas 230 spesies. Padahal, Indonesia memiliki hingga 4.200 spesies anggrek.


Hilang Timbul Penyakit Polio di Indonesia, Imunisasi Polio Terus Digalakkan Sejak 1995

2 hari lalu

Petugas kesehatan meneteskan vaksin polio kepada balita saat Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Posyandu Citra, Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa 20 Agustus 2024. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur menyiapkan vaksinasi polio kepada 521.923 anak usia 0-7 tahun di 10 kabupaten/kota guna memberantas penyakit polio dan melindungi generasi muda dari risiko cacat permanen akibat infeksi virus polio. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Hilang Timbul Penyakit Polio di Indonesia, Imunisasi Polio Terus Digalakkan Sejak 1995

Imunisasi Polio secara besar-besaran telah dilakukan di Indonessia lewat kegiatan PIN yang pernah dilakukan 3 tahun berturut-turut pada 1995-1997.


Apa Pentingnya Imunisasi Polio Secara Menyeluruh?

2 hari lalu

Petugas kesehatan meneteskan vaksin polio kepada balita saat Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Posyandu Citra, Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa 20 Agustus 2024. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur menyiapkan vaksinasi polio kepada 521.923 anak usia 0-7 tahun di 10 kabupaten/kota guna memberantas penyakit polio dan melindungi generasi muda dari risiko cacat permanen akibat infeksi virus polio. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Apa Pentingnya Imunisasi Polio Secara Menyeluruh?

Empat kasus polio kembali terjadi di Indonesia pada 2024. Berikut pentingnya lakukan imunisasi polio secara menyeluruh.


Peneliti BRIN Jelaskan Prospek dan Kebutuhan Pengembangan Vaksin Hepatitis C

2 hari lalu

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock
Peneliti BRIN Jelaskan Prospek dan Kebutuhan Pengembangan Vaksin Hepatitis C

Peneliti BRIN mengatakan, pengembangan vaksin Hepatitis C bisa dilakukan jika peneliti dari berbagai disiplin ilmu bekerja sama.


Pekerja Gen Z Diklaim Lebih Sering Izin Sakit Dibanding Generasi Sebelumnya

3 hari lalu

Ilustrasi surat keterangan sakit / sehat dari dokter. Nieuwsblad.be
Pekerja Gen Z Diklaim Lebih Sering Izin Sakit Dibanding Generasi Sebelumnya

Dibanding generasi sebelumnya, pekerja Gen Z disebut lebih sering meminta izin sakit dan tak masuk kerja. Pakar sebut alasannya.


Kongo Terima Vaksin Cacar Monyet Tahap Pertama

3 hari lalu

Nsimire Nakaziba, 34, mengobati ruam pada saudara perempuannya, Sifa Mwakasisi, 32, untuk meredakan rasa sakit di dalam tenda tempat dia menjalani perawatan melawan mpox di rumah sakit Kavumu di wilayah Kabare, provinsi Kivu Selatan, Republik Demokratik Kongo, 29 Agustus 2024. Untuk menghadapi wabah cacar monyet, salah satu strategi efektif yang bisa diterapkan adalah peningkatan kesadaran diri serta isolasi bagi individu yang terinfeksi. REUTERS/Arlette Bashizi
Kongo Terima Vaksin Cacar Monyet Tahap Pertama

Kongo telah menjadi episentrum wabah cacar monyet yang dinyatakan WHO sebagai darurat kesehatan dunia pada bulan lalu.


Kajian di Bawah WHO: Tak Ada Hubungan antara Ponsel dan Kanker Otak

4 hari lalu

Ilustrasi ponsel dapat meningkatkan kanker. media.mercola.com
Kajian di Bawah WHO: Tak Ada Hubungan antara Ponsel dan Kanker Otak

Kajian komprehensif yang dilakukan di bawah WHO menegaskan kalau penggunaan ponsel aman dari risiko peningkatan kanker otak atau kanker lain di kepala


Ridwan Kamil Mau Buat Program Mobil Curhat, Psikolog Minta Maksimalkan Layanan Puskesmas

4 hari lalu

Mobil anti galau atau mobil curhat dari Kemensos untuk cegah narkoba dan seks bebas. yokeepo.com
Ridwan Kamil Mau Buat Program Mobil Curhat, Psikolog Minta Maksimalkan Layanan Puskesmas

Sejumlah psikolog belum bisa melihat program mobil curhat ala Ridwan Kamil bisa membantu mengatasi permasalahan kesehatan mental.