Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BRIN Mengkaji Pemanfaatan Teknologi Nuklir untuk Atasi Polusi Udara

image-gnews
Masjid Istiqlal yang tertutup polusi di Jakarta, Jumat 21 Juni 2024. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 15.53 WIB, Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) di Jakarta berada pada angka 155 yang menempatkannya sebagai kota besar dengan kualitas udara terburuk kedua di dunia di bawah Kinshasa, Kongo. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Masjid Istiqlal yang tertutup polusi di Jakarta, Jumat 21 Juni 2024. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 15.53 WIB, Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) di Jakarta berada pada angka 155 yang menempatkannya sebagai kota besar dengan kualitas udara terburuk kedua di dunia di bawah Kinshasa, Kongo. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Badan Riset dan Indonesia Nasional atau BRIN menyatakan, teknologi nuklir dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi polusi udara, yaitu dengan melakukan karakterisasi terhadap partikel yang ada di udara yang membahayakan kesehatan. 

“Dengan teknologi canggih ini, kita berharap permasalahan polusi udara menjadi lebih terang,” kata Profesor Riset BRIN, Muhayatun Santoso melalui keterangan tertulis, Selasa, 13 Agustus 2024.

Polusi udara, kata Muhayatun, dapat terjadi karena adanya beberapa sumber, seperti dari alam atau aktivitas manusia. “Yang bersumber dari alam, Indonesia termasuk dalam ring of fire, banyak gunung berapi, kebakaran. Kemudian yang bersumber dari aktivitas manusia, seperti transportasi, industri, dan sebagainya,” katanya.

Di Indonesia sudah terdapat 17 lokasi alat pemantau polusi udara yang tersebar di beberapa provinsi dan kota besar. Sensor dan monitor pemantauan udara memberikan data konsentrasi udara di mana di dalamnya terdapat partikel yang berbeda-beda. Data partikel tersebut akan dianalisa oleh BRIN dengan menggunakan teknik nuklir.

“Karena partikelnya sangat kecil, maka membutuhkan teknologi yang benar-benar canggih. Partikulat-partikulat udara tersebut, dengan menggunakan energi nuklir sekali tembak, bisa menggunakan gamma, X-ray, atau proton, akan bisa terdeteksi semuanya. Dan uji ini non destructive, partikelnya masih utuh,” ucap Muhayatun.

“Teknologi ini dapat memberikan informasi komplet untuk pihak manajemen dalam membuat kebijakan sesuai data untuk daerah masing-masing. Hal ini karena karakteristik masing-masing daerah berbeda, sumber-sumbernya juga berbeda. Sehingga, misalnya sebuah kebijakan di Jakarta tidak bisa langsung diterapkan untuk kota yang lain,” kata dia menambahkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

BRIN telah berkolaborasi dengan berbagai negara berteknologi maju, untuk melakukan riset terkait polusi udara. "Tidak semua laboratorium berteknologi maju ada di Indonesia. Di Asia Pasifik, kita bekerja sama dengan 22 negara. Kita juga terlibat dalam proyek dengan International Atomic Energy Agency (IAEA), di mana, kita diberi kesempatan untuk menggunakan fasilitas canggih yang ada di Italia, Selandia Baru, dan Australia,” ungkapnya.

Menurut Muhayatun, pencemaran udara ini merupakan permasalahan global yang harus ditangani bersama. Partikel yang ada di udara sangat halus dan berada di atmosfer udara dalam jangka waktu cukup lama, serta bergerak dari satu negara ke negara yang lain tanpa batas. “Jadi, untuk menyelesaikan permasalahan polusi udara, dibutuhkan regional platform. Oleh karena itu, kita perlu berkolaborasi dengan siapapun,” ujarnya. 

Muhayatun berharap, BRIN dapat berkontribusi dalam menangani permasalahan ini. Ia juga berharap Indonesia dapat memanfaatkan teknologi nuklir untuk membantu memecahkan permasalahan polusi udara tersebut. 

Pilihan Editor: BMKG: Gempa Dahsyat Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut Tinggal Tunggu Waktu

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peneliti Minta Pemasangan Chattra Candi Borobudur Dibatalkan, Ini Alasannya

1 hari lalu

Candi Borobudur. Foto: Canva
Peneliti Minta Pemasangan Chattra Candi Borobudur Dibatalkan, Ini Alasannya

Kementerian Agama menunda pemasangan chattra di stupa induk Candi Borobudur, yang semula dijadwalkan untuk diresmikan pada 18 September 2024


BRIN Gagas Kandang Limbah Ternak untuk Pangkas Pencemaran di Sungai Citarum

2 hari lalu

Peternakan hewan di sekitar Sungai Citarum. Dok. Humas BRIN
BRIN Gagas Kandang Limbah Ternak untuk Pangkas Pencemaran di Sungai Citarum

BRIN kenalkan teknologi kandang khusus untuk mengatasi pencemaran limbah ternak di DAS Citarum.


Hujan di Jabodetabek Kamis Sore sampai Jumat Dinihari, Ini Sebaran dan Penyebabnya

2 hari lalu

Ilustrasi hujan. Pexels/Bclarkphoto
Hujan di Jabodetabek Kamis Sore sampai Jumat Dinihari, Ini Sebaran dan Penyebabnya

Hingga mendekati subuh nanti diperkirakan potensi hujan tersebut masih mugkin bertahan dan bahkan meluas.


BRIN: Potensi Kerugian Akibat Kebocoran Sampah Plastik ke Laut Hingga Rp 225 Triliun Per Tahun

3 hari lalu

Warga memungut sampah plastik di kawasan Pantai Kedonganan, Badung, Bali, Rabu 20 Maret 2024. Pantai Kedonganan dipadati sampah plastik kiriman yang terdampar terbawa arus laut yang mengganggu aktivitas warga dan nelayan setempat. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
BRIN: Potensi Kerugian Akibat Kebocoran Sampah Plastik ke Laut Hingga Rp 225 Triliun Per Tahun

Rata-rata sekitar 484 ribu ton per tahun sampah plastik bocor ke laut dunia dari kegiatan masyarakat.


BRIN Dorong Inovasi untuk Tangani Sampah Plastik di Laut

3 hari lalu

Petugas kebersihan membersihkan tumpukan sampah dengan cara membuang sampah di Sungai Ciliwung, Kampung Pulo, Jakarta, Senin, 9 September 2024.  Indonesia menempati urutan kelima dunia sebagai negara pembuang sampah plastik ke laut dengan volume 56,333 ton. TEMPO/Subekti.
BRIN Dorong Inovasi untuk Tangani Sampah Plastik di Laut

Sampah plastik mengancam kehidupan laut, ekosistem pesisir, dan kesehatan manusia yang bergantung pada hasil laut.


Potensi Gempa Megathrust Selat Sunda, Pemkab Bekasi Ikut Tingkatkan Kewaspadaan

3 hari lalu

Gempa mengguncang Selat Sunda, Banten, pada Rabu, 10 Mei 2023 pukul 11.24.49 WIB. (BMKG)
Potensi Gempa Megathrust Selat Sunda, Pemkab Bekasi Ikut Tingkatkan Kewaspadaan

Edaran dibuat meski wilayah Kabupaten Bekasi tak berbatasan dengan perairan Selat Sunda ataupun laut selatan Jawa, lokasi zona gempa megathrust


Pencemaran Sampah Plastik di Laut Semakin Mengkhawatirkan, Mengapa Berbahaya?

4 hari lalu

Sejumlah pekerja melakukan pensortiran berbagai jenis sampah plastik yang dapat didaur ulang di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Minggu, 18 Agustus 2024. TEMPO/Imam Sukamto
Pencemaran Sampah Plastik di Laut Semakin Mengkhawatirkan, Mengapa Berbahaya?

Setiap tahun, lebih dari 8 juta ton sampah plastik dibuang ke laut. BRIN mendorong pengembangan riset dan penguatan regulasi untuk menanganinya.


Hujan Malam Ini di Jabodetabek, Mungkinkan Capai GBK yang sedang Gelar Timnas Vs Australia?

5 hari lalu

Ilustrasi hujan. (REUTERS/Zoran Milich)
Hujan Malam Ini di Jabodetabek, Mungkinkan Capai GBK yang sedang Gelar Timnas Vs Australia?

Hujan lebat telah mengguyur sebagian wilayah Jabodetabek pada Selasa sore hingga memasuki malam ini, 10 September 2024.


Baru 5 Persen Spesies Anggrek Indonesia yang Diketahui Status Konservasinya

9 hari lalu

Spesies anggrek Dendrobium sagin, satu di antara delapan spesies baru tumbuhan yang ditemukan di Indonesia sepanjang 2020 lewat penelitian kolaborasi LIPI. (LIPI/REZA SAPUTRA)
Baru 5 Persen Spesies Anggrek Indonesia yang Diketahui Status Konservasinya

Total anggrek Indonesia yang sudah dievaluasi IUCN Red List baru sebatas 230 spesies. Padahal, Indonesia memiliki hingga 4.200 spesies anggrek.


Peneliti BRIN Jelaskan Prospek dan Kebutuhan Pengembangan Vaksin Hepatitis C

9 hari lalu

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock
Peneliti BRIN Jelaskan Prospek dan Kebutuhan Pengembangan Vaksin Hepatitis C

Peneliti BRIN mengatakan, pengembangan vaksin Hepatitis C bisa dilakukan jika peneliti dari berbagai disiplin ilmu bekerja sama.