TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, Rabu, 14 Agustus 2024, erupsi secara beruntun sejak dini hari.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto dalam keterangan tertulis yang dilansir Antara, Rabu, 14 Agustus 2024, mengatakan, erupsi awal terjadi pukul 00.20 WIB dan 00.39 WIB. Tinggi letusan hingga 800 meter.
Setelah itu erupsi terus berlanjut. Saat erupsi pukul 00.42 WIB, tinggi letusan abu vulkanik lebih tinggiyaitu kurang lebih 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Erupsi kembali tejadi pukul 01.03 WIB, 05.22 WIB, 05.37 WIB. Pada tiga erupsi ini visual letusan tidak teramati karena tertutup kabut.
Erupsi gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali terjadi pada pukul 06.09 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 500 meter di atas puncak.
Pada pukul 07.35 WIB, erupsi kembali terjadi dengan tinggi letusan sekitar 500 meter di atas puncak dan terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 111 detik.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru lainnya, Sigit Rian Alfian mengatakan, erupsi juga kembali terjadi pukul 08.06 WIB dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 800 meter di atas puncak.
"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan timur laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 132 detik," kata Sigit.
Pada pukul 08.36 WIB Gunung Semeru kembali erupsi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 600 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 100 detik.
Sigit mengatakan status Gunung Semeru pada Level II atau Waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh delapan km dari puncak (pusat erupsi).
Masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terkena perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak.
Masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam radius tiga km dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Selain itu masyarakat diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.
Pilihan Editor: Jokowi Klaim Udara Bersih IKN Lebih Baik Dibanding Singapura, Begini Kualitas Udara di Kota-Kota Besar Indonesia