Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Anda Penikmat Pemanis Buatan? Studi: Hati-hati Pembekuan Darah dan Jantung

Reporter

Editor

Abdul Manan

image-gnews
Sekelompok peneliti telah mengembangkan sensor untuk mendiagnosis serangan jantung dalam kurun waktu kurang dari 30 menit.
Sekelompok peneliti telah mengembangkan sensor untuk mendiagnosis serangan jantung dalam kurun waktu kurang dari 30 menit.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bukan rahasia lagi bahwa pemanis buatan secara bertahap menggantikan gula dalam makanan sehari-hari dam semakin umum pemakaiannya dalam berbagai produk makanan dan minuman.

Salah satu pengganti gula yang paling umum digunakan adalah Erythritol, yang dapat ditemukan di kopi pagi, protein batangan, dan berbagai macam produk diet rendah karbohidrat.

Menurut Earth.com, alternatif gula ini sering dipuji sebagai solusi ajaib bagi individu yang ingin mengelola berat badan atau mengurangi asupan kalori. Namun studi baru yang dipimpin oleh Dr. Stanley Hazen, seorang ahli dalam ilmu kardiovaskular dan metabolisme, menunjukkan bahwa pemanis ini mungkin tidak seaman seperti dugaan sebelumnya.

Erythritol adalah pilihan populer bagi siapa pun yang mencoba mengurangi gula. Anda akan menemukannya dalam banyak produk rendah kalori, rendah karbohidrat. Rasanya sekitar 70 persen semanis gula, tetapi kalorinya jauh lebih sedikit. Tidak seperti gula, erythritol tidak benar-benar diproses tubuh, Ia hanya masuk ke aliran darah dan dikeluarkan melalui urin.

Di permukaan, erythritol tampaknya tidak berbahaya. Terutama karena Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) dan Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) telah melabelinya sebagai "umumnya diakui aman" (GRAS). Ini berarti ia dapat digunakan dalam produk makanan tanpa batasan apa pun.

Meskipun erythritol secara alami terdapat dalam buah-buahan dan sayuran dan diproduksi dalam jumlah kecil selama metabolisme glukosa, kadar yang dapatkan dari pemanis buatan jauh lebih tinggi. Perbedaan inilah yang membuat ilmuwan seperti Hazen meneliti soal ini lebih lanjut.

Studi terbaru oleh tim Dr. Hazen di Klinik Cleveland meneliti bagaimana erythritol mempengaruhi pembentukan bekuan darah. Hasil studinya menunjukkan, relawan sehat yang mengkonsumsi erythritol pada tingkat yang biasanya ditemukan dalam soda atau muffin "tanpa gula", mengalami lonjakan yang mengejutkan dalam kadar erythritol darah hingga lebih dari 1.000 kali lipat dari kadar dasar.

Yang lebih memprihatinkan, konsumsi ini disertai dengan peningkatan signifikan dalam pembentukan bekuan darah. Ketika peserta yang sama mengonsumsi glukosa, darah mereka tidak menunjukkan kecenderungan yang sama untuk menggumpal.

Temuan ini memiliki implikasi serius, terutama bagi individu dengan risiko kardiovaskular tinggi, yaitu mereka yang memiliki kondisi seperti obesitas, diabetes, atau sindrom metabolik. "Banyak perkumpulan profesional dan dokter secara rutin merekomendasikan orang-orang dengan risiko kardiovaskular tinggi untuk mengonsumsi makanan yang mengandung pengganti gula daripada gula," kata Hazen. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan semakin banyaknya bukti soal potensi bahaya dari erythritol, saatnya untuk mempertimbangkan kembali saran tersebut. Penelitian Hazen bukanlah yang pertama meneliti soal keamanan erythritol. Sebuah penelitian sebelumnya yang diterbitkan Nature Medicine tahun lalu mengungkapkan bahwa pasien jantung dengan kadar erythritol tinggi dua kali lebih mungkin mengalami kejadian jantung mayor dalam waktu tiga tahun.

Hasil ini menunjukkan bahwa erythritol, bahkan dalam jumlah yang biasa dikonsumsi, mungkin tidak seaman yang diperkirakan sebelumnya.

Mengingat potensi risikonya, para ahli menghimbau masyarakat untuk berhati-hati. “Penelitian ini menimbulkan kekhawatiran bahwa sajian standar makanan atau minuman yang dimaniskan dengan erythritol dapat secara langsung merangsang efek pembentukan bekuan darah,” kata Dr. W. H. Wilson Tang, salah satu penulis penelitian dan direktur penelitian untuk Heart Failure and Cardiac Transplantation Medicine di Cleveland Clinic.

Wilson menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut, terutama penelitian jangka panjang, untuk benar-benar memahami keamanan kardiovaskular dari erythritol dan pengganti gula lainnya.

Earth.com menambahkan, yang menambah kekhawatiran adalah bahwa xylitol, pemanis buatan populer lainnya, menunjukkan efek serupa dalam sebuah penelitian. Sama seperti erythritol, xylitol dikaitkan dengan kadar plasma yang lebih tinggi dan memengaruhi agregasi trombosit pada relawan yang sehat. Kesamaan antara pemanis ini mengisyaratkan bahwa risiko mungkin tidak hanya datang dari erythritol.

"Penyakit kardiovaskular berkembang seiring waktu, dan penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian secara global. Kita perlu memastikan bahwa makanan yang kita makan tidak secara diam-diam berkontribusi terhadap krisis ini," kata Hazen.

Pilihan Editor: Pakai Data Satelit, BRIN Teliti Dampak Erupsi Gunung Merapi terhadap Kekeruhan Atmosfer

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jangan Abaikan Rheumatoid Arthritis, Berisiko Komplikasi ke Jantung

11 jam lalu

Ilustrasi radang sendi. Shutterstock
Jangan Abaikan Rheumatoid Arthritis, Berisiko Komplikasi ke Jantung

Dokter mengatakan radang sendi rheumatoid arthritis yang tak diobati dapat berisiko komplikasi di organ selain sendi, termasuk jantung.


Waspada Masalah Jantung di Usia Muda, Lakukan Skrining Penyakit Kronis Sedini Mungkin

3 hari lalu

Ilustrasi cek kesehatan (Pixabay,com)
Waspada Masalah Jantung di Usia Muda, Lakukan Skrining Penyakit Kronis Sedini Mungkin

Penyakit jantung tidak hanya menjadi ancaman bagi kelompok usia lanjut, tetapi juga dapat menyerang mereka yang masih muda.


Pernah Terinfeksi Covid-19? Peneliti Ingatkan Risiko Lebih Besar Alami Penyakit Jantung dan Stroke

4 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Pernah Terinfeksi Covid-19? Peneliti Ingatkan Risiko Lebih Besar Alami Penyakit Jantung dan Stroke

Penelitian mengungkapkan orang yang pernah terinfeksi Covid-19 lebih berisiko mengalami penyakit jantung, stroke, bahkan kematian.


Pakar Bagi Tips Menjaga Kesehatan Pembuluh Darah di Kaki

8 hari lalu

Ilustrasi wanita mengangkat kaki. Freepik.com/Yanalya
Pakar Bagi Tips Menjaga Kesehatan Pembuluh Darah di Kaki

Berikut pendapat para pakar bedah vaskular mengenai hal-hal yang sebaiknya tak dilakukan agar kesehatan pembuluh darah terjaga.


Perlunya Bantuan Hidup Dasar untuk Menolong Pasien Jantung dan Lainnya

10 hari lalu

Ilustrasi pertolongan pertama orang yang terkena Serangan Jantung. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo. 20120403
Perlunya Bantuan Hidup Dasar untuk Menolong Pasien Jantung dan Lainnya

Pakar menjelaskan bantuan hidup dasar berusaha mencegah atau memperlambat kerusakan otot jantung hingga penyebab masalah dapat diperbaiki.


Pentingnya Rehabilitasi Kardiovaskular untuk Pemulihan Pasca Prosedur Jantung

12 hari lalu

Prof. Dr.dr. Budhi Setianto, Sp.JP, Subsp. PRKv(K), dokter spesialis jantung dan pembuluh darah; subspesialis preventif-rehabilitasi kardiovaskular (konsultan) RS Siloam Jantung Diagram Cinere. Dok. RS Siloam
Pentingnya Rehabilitasi Kardiovaskular untuk Pemulihan Pasca Prosedur Jantung

Dengan pendekatan terpadu pasien tidak hanya mendapatkan dukungan medis yang komprehensif tetapi juga dibekali dengan alat dan pengetahuan untuk menjaga kesehatan mereka di masa depan


Diduga Dialami Marissa Haque, Berikut Penjelasan tentang SDS

12 hari lalu

Marissa juga tekun melanjutkan pendidikannya. Ia adalah peraih gelar Doktor Pengelolaan Lingkungan dari IPB. Marissa juga menempuh sejumlah pendidikan magister. Di antaranya program magister Kajian Timur Tengah dan Islam Konsentrasi Keuangan Syariah di Universitas Indonesia, S2 di bidang Ekonomika dan Bisnis UGM, S2 di konsentrasi Hukum Bisnis UGM, dan S2 di bidang Linguistik Terapan Bahasa Inggris Unika Universitas Katolik Atmajaya. Adapun Marissa adalah lulusan sarjana Hukum Perdata dari Universitas Trisakti Jakarta. Instagram/marissahaque
Diduga Dialami Marissa Haque, Berikut Penjelasan tentang SDS

Apa itu sindrom kematian mendadak (SDS) seperti yang diduga dialami Marissa Haque dan penyebabnya? Simak penjelasan berikut.


Marissa Haque Meninggal, Diduga karena SDS. Apa Itu?

12 hari lalu

Seorang kerabat menaburkan bunga di atas makam Marissa Haque usai prosesi pemakaman di TPU Tanah Kusir, Jakarta, Rabu, 2 Oktober 2024. Aktor dan politikus Marissa Haque meninggal dunia pada usia 61 tahun. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Marissa Haque Meninggal, Diduga karena SDS. Apa Itu?

Marissa Haque meninggal dunia, diduga mengalami sindrom kematian mendadak (SDS). Berikut penjelasan mengenai sindrom tersebut.


Perlunya Rehabilitasi Kardiovaskular pada Penderita Penyakit Jantung

15 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Perlunya Rehabilitasi Kardiovaskular pada Penderita Penyakit Jantung

Rehabilitasi kardiovaskular bertujuan untuk meningkatkan fungsi jantung, mengurangi faktor risiko penyakit jantung, hingga mencegah masalah kesehatan.


Usia Ideal Anak untuk Operasi Penyakit Jantung Bawaan Menurut Pakar

17 hari lalu

Anastasia Solodkova, perawat anestesi melakukan operasi pada bayi yang baru 20 hari dengan penyakit jantung bawaan di Federal Pusat Bedah Kardiovaskular di Siberia Krasnoyarsk, Rusia, 28 September 2016. REUTERS/Ilya Naymushin
Usia Ideal Anak untuk Operasi Penyakit Jantung Bawaan Menurut Pakar

Spesialis bedah toraks kardiovaskular menjelaskan usia ideal anak menjalani operasi apabila didiagnosa penyakit jantung bawaan.