TEMPO.CO, Jakarta - Ilmu anestesi atau anestesiologi menjadi perbincangan publik menyusul kabar kematian seorang mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif Universitas Diponegoro (Undip). Mahasiswa PPDS bernama Aulia Risma Lestasi itu ditengarai mengalami perundungan oleh seniornya. Dia ditemukan meninggal di kamar kosnya pada 12 Agustus 2024.
Dugaan perundungan terhadap dokter muda asal Rumah Sakit Umum Daerah di Tegal, Jawa Tengah, itu terungkap dari catatan di buku hariannya. Dari hasil visum jenazah korban, ada tiga luka yang kemungkinan adalah bekas suntikan. Dugaan itu semakin kuat karena polisi memang menemukan alat suntik dan bekas botol Roculax, obat pereda rasa nyeri, di kamar Aulia.
Berbasis investigasi internal, saat ini Universitas Diponegoro membantah kabar adanya perundungan. Manajemen kampus menyatakan kematian korban berhubungan dengan faktor kesehatan.
Aulia diketahui sedang menyelesaikan studi anestesiologi untuk mengambil gelar spesialisnya. Jadi, sebenarnya apa itu ilmu anestesi?
Ilmu Redakan Nyeri, Butuh Belajar Belasan Tahun
Disadur dari laman RS Gleneagles Malaysia, anestesiologi merupakan ilmu sedasi yang memblokir gejala nyeri untuk sementara waktu. Dokter yang menjadi spesialis anestesiologi umumnya terlatih untuk menakar dan memberikan obat anestesi secara aman. Pekerjaan mereka juga diperluas, menyangkut perawatan pasien prabedah dan pascabedah.
Spesialisasi medis ini mencakup keahlian untuk evaluasi pra-bedah, konsultasi dengan tim, serta penyusunan rencana anestesi sesuai kebutuhan pasien. Ilmu medis ini juga mencegah nyeri saat operasi, dan membantu pengelolaan pasien pasca bedah.
Selama pembedahan, spesialis anestesiologi akan memantau tanda-tanda vital pasien, mulai dari detak jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh dan tanda lainnya. Setelah pembedahan, sang ahli anestesi ini akan mengawasi pemulihan pasien, serta mengelola rasa nyeri pasien yang sudah siuman.
Jenis Tindakan Anestesi
Tindakan medis anestesi terbagi menjadi tiga: anestesi umum, anestesi regional, dan anestesi lokal. Anestesi umum diterapkan kepada pasien yang sedang tidak dalam keadaan sadar. Prosesnya terkendali sepanjang durasi pembedahan.
Anestesi regional diterapkan melalui suntikan dan hanya mematikan rasa pada bagian tertentu. Artinya, pasien tetap sadar tapi bebas dari rasa nyeri. Adapun anestesi lokal merupakan suntikan anestesi pada bagian tubuh yang lebih kecil agar mati rasa.
Mengutip laman American University of The Caribbean School of Medicine, ahli anestesi dibekali ilmu manajemen nyeri dan mengobati pasien. Butuh masa belajar 12-14 tahun untuk menjadi ahli anestesi, mencakup pembelajaran teori dan praktik untuk memperdalam ilmunya. Durasi tersebut untuk 4 di tahun sekolah sarjana, 4 tahun di sekolah kedokteran spesialis, dan sisanya di residen atau pelatihan dari dokter senior di lembaga kesehatan.
Pilihan Editor: Waspada Banjir Rob Sepekan ke Depan, Berpotensi Muncul di Wilayah Ini Menurut BMKG