TEMPO.CO, Ternate - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Baabullah Ternate mengimbau masyarakat di Kota Ternate, Maluku Utara, mewaspadai curah hujan yang masih tinggi selama sepekan ke depan. Hujan berkepanjangan sebelumnya memicu banjir bandang di Kelurahan Rua, Kota Ternate, hingga menyebabkan 13 orang meninggal dunia.
Kepala Stasiun BMKG Kelas I Sultan Baabullah Ternate, Sukimin, mengatakan ada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di Ternate pada 27-30 Agustus 2024. “Karena itu kami menghimbau masyarakat, khususnya di wilayah Ternate, kenali kondisi lingkungan sekitar,” katanya kepada Tempo, Senin, 26 Agustus 2024.
Menurut Sukimin, masyarakat lokal harus memastikan kondisi daerah tempat tinggal masing-masing. Yang dilihat adalah tingkat kerawanan bencana hidrometeorologi, baik banjir maupun longsor.
Selama periode 27-30 September 2024, hujan dengan intensitas ringan hingga lebat, disertai petir dan angin kencang, bisa terjadi secara fluktuatif pada pagi hingga malam, bahkan dinihari. Cuaca itu merata di semua wilayah Maluku Utara.
Menurut Sukimin, saat ini Kota Ternate masih cenderung hujan dengan intensitas ringan. Suhunya 27 derajat Celcius, dengan tingkat kelembapan 78 persen. Adapun kecepatan angin mencapai 5 kilometer per jam dari tenggara. “Meski cuaca di Ternate ini hujan dengan intensitas ringan, namun masyarakat tetap diminta untuk waspada,” tuturnya.
Wali Kota Ternate, Tauhid Soelaiman, mengatakan lembaganya sudah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir bandang Rua selama dua pekan. Seluruh jajaran regulator di Ternate sudah minta untuk membantu pembersihan material tanah berlumpur dan batuan yang menimbun jalan.
“Saat ini Lurah, camat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Kota Ternate sudah turun lapangan,” kata Tauhid. “Saya juga sudah meminta masyarakat untuk tetap waspada dan terus berikhtiar.”
Pilihan Editor: Studi: Bermain Video Game Bisa Berdampak Positif bagi Kesehatan Mental
