TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Terkini pada Jumat, 30 Agustus 2024, diawali artikel tentang teknologi kecerdasan buatan atau AI yang bisa membangkitkan kenangan bersama orang terkasih yang sudah tiada. Aplikasi bernama Vidu AI bisa dipakai untuk membuat efek hug, menampilkan pengguna yang berpelukan dengan sosok dari sebuah foto lama.
Selanjutnya ada cerita dari kegiatan Refleksi Gempa Tsunami 1994 di Kabupaten Banyuwangi, yang diadakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 27 Agustus 2024. Sejumlah penyintas tsunami akibat gempa bermagnitudo 7,8 menceritakan pengalaman masing-masing pada hari insiden. Mereka berjuang tetap hidup di tengah terjangan gelombang air setinggi sekitar 13 meter.
Artikel ketiga mengenai tambang nikel di Halmahera, Maluku Utara, yang dianggap sebagai ancaman nyata bagi masyarakat pesisir, pedalaman dan pulau kecil. Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat (AEER) menilai proyek strategis nasional (PSN) itu membuat penduduk lokal tergusur. Konstruksinya juga menggerus daya dukung lingkungan.
Berikut ulasan yang lebih lengkap mengenai ketiga artikel tersebut:
1. Cara Membuat Tren AI Berpelukan Seperti Raffi Ahmad Memeluk Ayahnya yang Telah Tiada
Teknologi AI di TikTok belakangan kembali viral karena bisa menghidupkan kenangan bersama orang-orang terkasih. Dengan efek hug, pengguna bisa mengunggah video ketika berpelukan dengan kerabat atau saudara yang sudah tiada. Tampilan video itu merupakan hasil kreasi AI terhadap foto-foto dari masa lampau.
Fitur ini sempat juga dipakai Raffi Ahmad untuk “berpelukan” dengan Munawar Ahmad, ayahnya yang sudah meninggal pada 2006. Fitur pintar ini bisa diakses melalui aplikasi Vidu AI, dan hasilnya dapat diedit dengan ponsel maupun Google Chrome di PC.
2. Cerita Saksi Hidup Tsunami 13 Meter di Banyuwangi: Panjat Pohon Sirsak, Bergelayut Jeriken
Para saksi tsunami yang menghantam pesisir Selatan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, 30 tahun lalu, saling berbagi cerita. Pada 1994, gempa M7,8 memicu gelombang laut setinggi 13 meter yang menyapu Dusun Pancer di Kecamatan Pesanggaran, dan menyebabkan ratusan orang meninggal.
Susilowati adalah salah satu warga yang berhasil selamat dari insiden itu, saat masih berumur 11 tahun. Eko, warga lainnya, juga selamat ketika rumahnya dihempas ombak. Dia bertahan dengan mengapung di sebuah jeriken.
3. Tambang Nikel di Halmahera Dinilai Turunkan Daya Dukung Lingkungan
Koordinator Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat (AEER), Pius Ginting, mengatakan kawasan hutan wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) di Halmahera Tengah hilang akibat tambang, bila ditinjau dari hasil analisis spasial satu dekade, pada 2013-2023. Akibatnya, tekanan terhadap lingkungan hidup di wilayah Halmahera Tengah semakin besar.
“Aktivitas penambangan nikel Halmahera juga membuat sedimentasi tinggi. Sungai jadi keruh dan memperkecil daya tampung. Tak heran bila kondisi membuat wilayah itu dilanda bencana banjir,” kata Pius kepada Tempo, Rabu 28 Agustus 2024.
Dokumen Kajian Risiko Bencana Provinsi Maluku Utara mengungkapkan bahwa Halmahera Tengah menjadi tergolong sebagai daerah dengan potensi bahaya banjir tertinggi. Daerah ini juga berisiko terkena banjir bandang dengan kategori tinggi dengan luas ancaman 8.166 hektare.
Pilihan Editor: Kebakaran Hutan Ekstrem di Kanada 2023 Rilis 647 Megaton Karbon ke Atmosfer