TEMPO.CO, Jakarta - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Saya Mineral (ESDM) mengingatkan potensi bahaya erupsi freatik (letusan yang diakibatkan kontak uap magma dengan air hidrotermal) Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara.
"Potensi ancaman bahaya aktivitas Gunung Lokon untuk saat ini adalah terjadinya erupsi freatik secara tiba-tiba dan dapat diikuti dengan erupsi freatomagmatik magmatik," kata Kepala PVMBG P. Hadi Wijaya dalam laporan aktivitas Gunung Lokon periode 16-31 Agustus 2024 di Manado, Selasa, 3 September 2024, yang dilansir Antara.
Laporan aktivitas Gunung Lokon ini dibagikan Ketua Pos PGA Lokon Farid R. Bina dalam grup percakapan "BMKG dan Stakeholder". Erupsi eksplosif itu dapat disertai dengan lontaran material pijar berukuran lapili sampai bongkah. Potensi berikutnya adalah hujan abu tebal dengan atau tanpa diikuti aliran awan panas secara tiba-tiba.
Pada periode 16-31 Agustus 2024 tersebut, terekam empat kali gempa embusan, 38 kali gempa vulkanik dangkal, sembilan kali gempa vulkanik dalam, tiga kali gempa tektonik lokal, dan 51 kali gempa tektonik jauh.
Hasil evaluasi Badan Geologi, aktivitas vulkanik Gunung Lokon secara visual masih terlihat adanya kolom asap pada kawah Tompaluan maksimum setinggi 25 meter di atas kawah. Kondisi lainnya belum menunjukkan adanya perubahan.
Secara seismisitas aktivitas vulkanik masih didominasi gempa vulkanik dangkal. Kondisi ini tidak memengaruhi aktivitas Gunung Lokon, gempa lainnya belum menunjukkan adanya perubahan yang signifikan.
Badan Geologi menetapkan status Gunung Lokon berada dakan level II (waspada). Dengan status ini, masyarakat dan wisatawan diminta tidak mendekati dan melakukan aktivitas di dalam radius 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan. Warga juga diharapkan mewaspadai potensi lahar pada sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Lokon, terutama pada musim hujan.
Pilihan Editor: UGM Luncurkan Drone Palapa S-1 yang Dilirik Prabowo, Dipesan KLHK