TEMPO.CO, Jakarta - Xiaomi 14T dan Xiaomi 14T Pro kemungkinan bakal dilengkapi dengan fitur Circle to Search. Layanan ini digadang-gadang menjadi bagian penting dari pemasaran perangkat baru Xiaomi yang akan debut pada 26 September nanti. Circle to Search bakal bersanding dengan fitur AI dari Google Gemini, seperti AI Notes, AI Interpreter, AI Subtitles, dan AI Voice Recorder.
Diluncurkan sejak awal Januari 2024, Circle to Search membantu penelusuran informasi tanpa harus berpindah aplikasi. Pengguna cukup melingkari, mencoret, atau mengetuk sesuatu di layar untuk memulai pencarian. Misalnya, pengguna yang menonton video dapat melingkari item pakaian untuk mencari informasinya. Circle to Search sebelumnya hanya tersedia pada Samsung Galaxy S24 dan seri Pixel
Google belakangan meningkatkan kemampuan Circle to Search untuk mengenali dan memindai segala barcode dan QR. Sebuah panel atau chip kecil akan muncul di atas kode sebagai tautan langsung ke situs web yang dibutuhkan oleh pengguna. Fitur itu bekerja secara otomatis sehingga pengguna tidak perlu melingkari kode secara manual.
Dilansir dari GSM Arena, 17 September 2024, gambar materi promosi Xiaomi seri 14T bukan hanya menyangkut Circle to Search. Gawai termutakhir Xiaomi itu bakal diperkuat chipset MediaTek Dimensity 8300-Ultra, terpasang dengan RAM 12 Gigabyte (GB) dan ruang penyimpanan berkapasitas 512 GB yang dapat diperluas.
Gambar yang bocor juga mengkonfirmasi rumor soal baterai 5.000 mAh Xiaomi 14T, yang didukung kemampuan pengisian daya 67 watt. Dengan perangkat charging tersebut, daya ponsel yang memakai sistem android 14 ini bisa terisi dari kosong hingga penuh dalam 45 menit.
Adapun kamera utamanya beresolusi 50 megapixel (MP), lengkap dengan sensor Sony IMX906, lensa telefoto 50 MP, ultrawide 12 MP, dan kamera depan 32 MP. Xiaomi 14T, baik model dasar maupun seri pro, akan memiliki layar OLED 6,67 inci 1120x2712, dengan refresh rate 144 Hz. Jenis layar ini tersertifikasi IP68 alias tahan debu dan air.
Pilihan Editor: Teror Lewat Pager dan Walkie Talkie di Lebanon, Dosen Binus Bandingkan dengan Serangan Stuxnet ke Iran