TEMPO.CO, Jakarta - Infinix akhirnya ikut meramaikan pasar ponsel lipat melalui perilisan Infinix Zero Flip pada 27 September lalu. Pabrikan yang berada di bawah naungan Transsion Holdings ini menonjolkan kemampuan ponsel yang mampu terhubung ke kamera GoPro, lengkap dengan AI Vlog Mode.
Dirangkum dari ulasan Gizchina, Senin, 30 September 2024, Zero Flip memiliki beberapa fitur yang mirip dengan Phantom V Flip2, produk besutan Tecno. Namun, perangkat lipat pertama dari Infinix menawarkan sejumlah keunggulan kepada pasar.
Bisa terintegrasi dengan perangkat ketiga seperti GoPro, kecerahan layar Zero Flip mencapai 1400 nits. Artinya masih terlihat jelas meski penggunanya sedang berada di bawah terik matahari. Ketika terhubung, layar Zero Flip bakal menjadi viewfinder yang menampilkan hasil tangkapan GoPro secara real-time. Adapun AI Vlog Mode memberikan panduan untuk menghasilkan rekaman ala vlog. Kamera utamanya beresolusi 50 Megapixel (MP) dengan kualitas 4K. Gawai ini dilengkapi optical image stabilization (OIS) untuk memastikan video tangkapannya tetap bagus meski dalam kondisi bergerak.
Layar utama Infinix Zero Flip merupakan low temperature polycrystalline oxide (LTPO) AMOLED berukuran 6,9 inci, dengan refresh rate 120Hz. Layarnya sangat responsif tanpa menguras baterai yang kapasitasnya juga sudah besar, menembus 4.720mAh, lengkap dengan fast charging 70 watt.
Untuk bersaing dengan ponsel lipat merk lain, Infinix Zero Flip mengandalkan chipset MediaTek Dimensity 8020 dengan RAM 8 GB dan penyimpanan 512 GB. Produk Infinix ini memakai XOS 14, sistem operasi orisinal Infinix yang berbasis android 14. Produk baru Infinix ini sudah terintegrasi AI Gemini dari Google. Kualitasnya suaranya juga mumpuni karena disokong oleh speaker buatan JBL.
Soal fisiknya, berat Zero Flip hanya 195 gram, dengan ketebalan 16 milimeter (mm) saat dilipat dan 7,6 mm saat dibuka lebar. Infinix menyediakan dua warna untuk seri ini, yaitu rock black dan blossom glow, Infinix masih berencana memperluas distribusi Zero Flip di ke banyak negara. Harga pasaran produk ini sebesar $ 645 atau sekitar 9,8 juta rupiah.
Bayu Mentari berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Peneliti BRIN: Panas Lokal Dampak dari Setiap Proyek Harus Terukur
