TEMPO.CO, Bandunga - Gunung Ibu di Maluku Utara meletus pada pukul 22.51 WIT, Senin malam, 30 September 2024. Erupsi yang dilaporkan oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu melontarkan lava pijar. Suara dentuman gunung yang berada di sebelah barat laut Pulau Halmahera ini terdengar kuat hingga pos pengamatan.
“Terdapat lontaran lava pijar lebih kurang 1,5 kilometer (Km) ke arah selatan dari kawah Gunung Ibu,” begitu bunyi keterangan resmi Badan Geologi, tak lama pasca-letusan.
Kolom abu hasil letusan tersebut juga mencapai ketinggian sekitar 1,5 Km. Hempasan abu yang berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong bergerak ke arah barat. Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi 2 menit 10 detik.
Badan Geologi juga mencatat erupsi Gunung Ibu sekitar satu jam sebelumnya, pada pukul 21.17 WIT. Perbedaannya hanya pada kolom abu yang juga berhembus ke barat laut, selain ke barat. Durasinya 15 detik lebih lama dibanding letusan teranyar.
Status Gunung Ibu kini ditetapkan pada Level III atau SIaga. Dengan kondisi ini, masyarakat diminta tidak beraktivitas dalam radius 4 Km dari kawah gunung tersebut, termasuk di area perluasan sektoral yang berjarak 5 Km ke arah bukaan kawah di bagian utara.
“Jika terjadi hujan abu, masyarakat yang beraktivitas di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut, dan mata,” begitu bunyi imbauan Badan Geologi.
Pilihan Editor: Peneliti BRIN: Panas Lokal Dampak dari Setiap Proyek Harus Terukur