TEMPO Interaktif,Simpel. Inilah kesan pertama Tempo saat pertama kali melihat tampilan Sony Cyber-shot TX1. Salah satu kamera kompak yang dirilis PT Sony Indonesia baru-baru ini tersebut memang tampak sederhana. Lensanya dilindungi penutup geser. Desainnya ramping, dengan panjang 14,1 milimeter dan ketebalan 19,8 milimeter saja.
Lantaran tipisnya bodi perangkat ini, menggenggam TX1 serasa tak menggenggam sebuah kamera digital. Seperti sebuah telepon seluler tipis saja. Walhasil, TX1, yang diklaim Sony sebagai kamera digital kompak paling tipis saat ini, bisa dengan mudah dikantongi di saku celana atau baju.
Kesan sederhana lain, TX1 tak dilengkapi banyak tombol pengaturan di bodinya, tidak seperti kebanyakan kamera digital lain. Sony Cyber-shot seri TX1 memang minim tombol. Ini bukan karena fiturnya yang terbatas, melainkan karena TX1 dilengkapi layar sentuh. Semua pengaturan bisa dilakukan lewat fitur ini, kecuali untuk menghidupkan atau mematikan kamera, pengguna harus menekan tombol on/off.
Ketika pertama kali menghidupkan kamera juga akan ada nada pembuka seperti pada ponsel. Kesan pertama yang begitu "menggoda". Selain tombol on/off, kamera ini hanya memiliki dua tombol, yaitu tombol shutter dan display. Namun, tombol display sepertinya bakal jarang digunakan karena semua pengaturan display gambar bisa dilakukan lewat layar sentuhnya.
Sejauh pengujian Tempo, layar sentuh kamera ini cukup responsif, bahkan lebih peka ketimbang beberapa merek ponsel atau komputer jinjing yang dilengkapi fitur layar sentuh sekalipun. Cukup dengan sentuhan ringan saja, kita sudah bisa mengoperasikan menu-menu yang dimilikinya, tidak perlu repot men-tap atau agak mengetuknya.
Untuk menampilkan gambar, tinggal sentuh lambang panah arah kanan di layar. Jika ingin mencari atau mengganti foto yang ditampilkan, tinggal sentuh menu berlambang panah kiri dan kanan. Untuk membesarkan (zoom in) atau mengecilkan (zoom out) gambar, sentuh saja tanda (+) dan (-). Begitupun untuk melihat satu bagian dari foto, layar sentuh TX1 menyediakan menu bertanda panah atas/bawah atau kiri/kanan. Selain dengan menyentuh tanda panah itu, untuk menampilkan foto, kita bisa menggeser-geser secara langsung dengan jari.
Selain menampilkan gambar dengan cara biasa, kamera ini menyediakan menu slideshow sebagai variasi menampilkan gambar. Ada dua pilihan moda, yakni continuous playback dan slideshow with music. Pilihan kedua itu menyediakan empat pilihan: simple, stylish, nostalgic, dan active. Setiap moda menampilkan slideshow dengan musik pengantar yang berbeda-beda.
Pada moda simple, gambar yang ditampilkan akan bergeser perlahan. Moda stylish lebih dinamis, foto-foto hasil jepretan akan ditampilkan dari samping kiri/kanan, atau dari atas/bawah. Adapun moda nostalgic menampilkan slideshow dengan warna foto hitam-putih dan diiringi lagu bermuatan nostalgia.
Untuk memilih moda pemotretan, Anda tinggal mengaktifkannya dengan menyentuh menu Mode di layar. Ada beberapa moda yang disediakan: intelligent auto-adjustment, sweep panorama, movie mode, program auto (P), anti-motion blur, hand-held twilight, dan scene selection.
Hand-held twilight dan anti-motion blur adalah moda pemotretan baru di kamera digital Sony. Kedua moda ini membuat gambar hasil jepretan tampak lebih hidup. Dengan kedua moda itu, kamera mampu menjepret sampai enam bingkai pada satu scene dengan kecepatan tinggi. Noise-nya juga dikurangi hingga 50 persen agar hasil lebih optimal.
Moda pemotretan menarik lainnya adalah sweep panorama. Fitur ini sebelumnya diadopsi Sony Cyber-shot DSC-HX1, kamera kompak dengan zoom optik hingga 20 kali perbesaran. Dengan fitur ini, pengguna bisa menangkap gambar panorama dengan mudah. Baik pemandangan alam dengan sudut pandang sangat lebar maupun tingginya gedung pencakar langit yang tak bisa ditangkap utuh oleh lensa standar atau lensa zoom pada kamera kompak biasa.
Untuk moda ini, TX1 menyediakan dua pilihan menu, yakni standar dan wide, yang memiliki jangkauan lebih lebar. Untuk menggunakan moda sweep panorama juga mudah. Setelah menekan tombol shutter, kita tinggal "menyapu" obyek yang hendak difoto dengan cara menggeser kamera, baik secara horizontal maupun vertikal. Untuk memilih arah sapuan, sebelumnya pilih tanda panah (kiri/kanan atau atas/bawah) di menu. Ingat, gerakkanlah kamera sesuai dengan arah yang dipilih. Jika tidak sinkron, kamera akan memberi "peringatan" di layar.
Sebelum memotret, hendaknya kita menyesuaikan moda yang sesuai dengan obyek. Pilihan untuk menu ini ada pada scene selection. Di sini kita bisa mengatur sensitivitas (ISO), moda soft snap (untuk memotret manusia), landscape (pemandangan alam), twilight portrait (memotret orang di bawah cahaya remang), twilight, gourmet, pet (hewan), beach (memotret di pantai, yang memiliki cahaya berlebihan), atau snow (pemotretan di lokasi bersalju).
Perangkat ini mampu memotret di bawah cahaya remang karena telah dilengkapi sensor CMOS "Exmor R" terbaru. Sensor ini memiliki sensitivitas cahaya dua kali lebih besar dibanding sensor konvensional, dan bisa mengurangi 50 persen noise pada gambar. Hal itu juga memungkinkan pengguna mengambil gambar dengan definisi lebih tinggi, meski dalam cahaya temaram. Prosesor BIONZ-nya turut membantu meningkatkan kecepatan dan mendapatkan gambar dengan resolusi tinggi itu.
Nah, yang tak kalah menarik adalah menu paint yang dimilikinya. Pada menu ini, pengguna bisa menambahkan hiasan atau bingkai pada hasil foto. Kita bisa menambahkan foto dengan garis atau sapuan warna-warna yang bisa kita buat dengan sentuhan jari. Kita juga bisa menambahkan gambar hati, binatang, mahkota, pita, bola, atau berbagai bentuk lain.
Cukup dengan menyentuh gambar tersebut, lalu sentuh di mana saja kita ingin menempatkannya. Hasil foto jadi lebih berwarna, seakan telah dipoles atau diedit dengan Photoshop di komputer. Di balik bentuk simpelnya, kamera berbanderol Rp 5,5 juta ini memang memiliki segudang fitur menarik yang layak dicoba.
DIMAS