TEMPO.CO, Pretoria - Pemerintah Afrika Selatan melontarkan ide kontroversial untuk mencegah kepunahan badak. Menghadapi tingkat perburuan yang terus meningkat, Afrika Selatan justru berniat memperdagangkan cula badak secara legal.
Mereka berharap memperoleh izin untuk menjual ratusan cula hasil sitaan yang selama ini disimpan. Permohonan penjualan cula akan diserahkan secara resmi saat Afrika Selatan menjadi tuan rumah pertemuan Konvensi Perdagangan Internasional atas Spesies Terancam Punah (CITES) pada 2016.
"Afrika Selatan tidak bisa terus disandera oleh sindikat perdagangan yang membantai badak-badak kami," kata menteri negara urusan air dan lingkungan Afrika Selatan, Edna Molewa, seperti dikutip Livescience, Selasa, 9 Juli 2013.
Ada alasan yang mendasari ide kontroversial ini. Molewa mengatakan, cula badak hasil sitaan kerap dibakar supaya tidak ada yang dapat dijual ke pasaran. Nah, alih-alih dimusnahkan, cula dapat dijual secara legal. Penjualan menyebabkan cula membanjiri pasaran, sehingga membuatnya tidak terlalu langka, dan pada akhirnya mengurangi permintaan. Dana yang terkumpul dari hasil penjualan itu akan digunakan untuk kegiatan konservasi dan penelitian badak.
Masalahnya, seperti yang dijumpai pada sebagian besar perdebatan seputar legalisasi barang selundupan, tidak semua orang setuju bahwa skema yang diusung pemerintah Afrika Selatan ini akan berjalan seperti yang direncanakan. Beberapa pihak justru khawatir cara ini semakin merangsang perdagangan cula badak.
Jason Bell, direktur regional International Fund for Animal Welfare untuk wilayah Afrika selatan, mengatakan konsep ini masih mungkin diterapkan untuk spesies yang jumlahnya melimpah. Namun cara ini tidak berlaku bagi populasi badak yang telah melewati titik kritis menuju kepunahan. "Ini adalah eksperimen yang sangat berbahaya dan bisa sangat merugikan," ucapnya.
CITES telah melarang perdagangan cula badak sejak 1977. Afrika Selatan termasuk negara dengan laju pembantaian badak tertinggi se-Afrika. Tahun lalu, 668 ekor badak telah dibunuh, naik drastis dari 448 ekor pada tahun sebelumnya. Adapun jumlah badak yang tewas hingga pertengahan tahun ini mencapai 96 ekor.
Afrika Selatan merupakan rumah bagi 83 persen populasi badak di Afrika dan 73 persen dari badak di seluruh dunia. Dua dari lima spesies badak di dunia, badak hitam (Diceros bicornis) dan badak putih (Ceratotherium simum), hidup di wilayah negara ini. Oleh karena itu Afrika Selatan memiliki peran yang sangat vital bagi upaya perlindungan dan konservasi badak.
Ledakan perburuan badak di Afrika diketahui terkait erat dengan permintaan cula dari negara-negara di Asia. Cula badak sejak lama diyakini memiliki khasiat obat dan dipandang sebagai simbol status sosial tinggi bagi yang memilikinya.
LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI
Topik Terhangat
Ramadan| Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | Bencana Aceh
Berita Lain:
Modus Baru, Bobol ATM Tanpa Mengurangi Saldo
Bos Sanex Steel Disebut Pernah Setor Anas 5 Miliar
Usut Korupsi, Jenderal Heru Malah Dihukum 6 Bulan
SBMPTN UGM tolak 62.088 Calon Mahasiswa