Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Puluhan Spesies Kumbang Baru Ditemukan di Tahiti

image-gnews
Kumbang kotoran. desktopcave.com
Kumbang kotoran. desktopcave.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan spesies kumbang baru ditemukan di Tahiti, Kepulauan Polinesia. Penemuan itu menambah panjang daftar kekayaan serangga unik yang ada di Tahiti. Meski Tahiti hanya seperti titik di Pasifik Selatan, luasnya cuma 45 kilometer, kepulauan itu menjadi habitat tersubur bagi populasi serangga di dunia.

Atas alasan itu, sekelompok ahli etimologi atau pakar serangga tertarik memperbarui klasifikasi spesies serangga di Tahiti. Dengan survei selama sebulan mereka menemukan 600 serangga tanah, yang telah kehilangan sayap akibat evolusi. Dari koleksi serangga itu, mereka menemukan 40 spesies baru, dan sekitar 28 di antaranya akan dipaparkan untuk pertama kali pada jurnal ZooKey bulan ini.

Serangga di Tahiti begitu beraneka ragam. Kebanyakan dari mereka hidup terpisah oleh dataran tinggi yang bergerigi. Habitat serangga pun tetap terjaga karena kondisi geografis mencegah terjadinya perkawinan atau perkelahian. “Ibaratnya, jika Anda berada di punggung suatu bukit, kemudian sepupu Anda berada di punggung bukit lainya, Anda akan terjebak dan tidak dapat terbang ke bukit lainnya,” kata Jim Liebherr, entimolog Cornell University. "Karena setiap serangga tinggal di rumah masing-masing, populasi serangga terjaga dari ancaman."

Dia menyebutkan, Tahiti memiliki kondisi tanah yang labil dan mudah longsor jika hujan badai. Kondisi itu juga membentuk fragmentasi yang mengisolasi habitat serangga, sehingga mereka akan menciptakan populasi baru. Untuk menjangkau lokasi, tim mendaki bukit yang dikelilingi hutan. Beberapa wilayah hanya dapat diakses menggunakan helikopter dengan tempat pendaratan di titik tertentu.

Banyak lokasi penemuan sebelumnya dikunjungi oleh penduduk lokal Tahiti, namun belum pernah dikunjungi oleh tim peneliti. “Kami bagaikan orang buta, sampai akhirnya mengetahui ada apa di sana,” ujar Liebherr. Dia menyimpulkan, ekspedisi ini merupakan yang pertama kalinya.

Kumbang tanah yang ditemukan rata-rata berukuran kecil, 3 sampai 8 milimeter, dan sulit terlihat jika berada di antara hutan. Untuk mengumpulkan kumbang ini, tim menyemprotkan bahan kimia organik di dedaunan. Ketika cairan disemprotkan, serangga menjadi lebih aktif, mereka merayap ke luar dedaunan. Tim kemudian membentangkan kain nilon putih untuk mengumpulkan kumbang tanah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para ilmuwan memilih menggunakan bahan kimia dibandingkan harus meluangkan waktu sekira tiga hari untuk mengumpulkan serangga. Jika tidak menggunakan cairan kimia, mereka harus memilah lumut dan menghilangkan jejak untuk mengumpulkan serangga. “Hutan terdiri dari lumut tebal yang sudah lama, dibutuhkan teknik untuk tetap melestarikan habitat,” kata Liebherr.

Usai meneliti kumbang di Tahiti, Liebherr akan terbang ke Paris untuk membandingkan dengan koleksi serangga di Paris Natural History yang berisi berbagai spesies dari seluruh dunia. Dia hendak meneliti ciri fisik yang membedakan, misalnya bentuk tubuh, rambut, dan alat kelamin. Liebherr berharap, penelitiannya dapat mengembangkan studi mengenai ekologi di pulau yang kaya akan jenis serangga. “Diperkirakan, masih banyak jenis serangga yang belum ditemukan,” katanya.

LIVESCIENCE | SATWIKA MOVEMENTI

Terhangat:
Suap SKK Migas | Sisca Yofie | FPI Bentrok

Berita terkait:
Uang Rudi Rubiandini Diserahkan dari City Plaza

24 Jam Kerja Tim KPK Geledah di Kantor SKK Migas

MS Hidayat: Kasus Rudi Rubiandini Ganggu Investasi
SKK Migas Guncang, Jero Jamin Investasi Migas Aman
Kernel Oil Terdaftar Sebagai Trader di SKK Migas

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Temukan Dua Spesies Burung Baru di Kalimantan Tenggara

29 Maret 2022

Cyornis kadayangensis (Sikatan Kadayang) dan Zosterops meratusensis (Kacamata Meratus) adalah dua spesies burung baru yang ditemukan. Penemuan tersebut dimulai dari penelitian yang dilakukan sejak tahun 2016. Upaya pendeskripsian yang dilakukan oleh tim peneliti di Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan mitra internasional akhirnya berhasil dipublikasikan tahun 2022.
BRIN Temukan Dua Spesies Burung Baru di Kalimantan Tenggara

Pegunungan Meratus yang terisolasi dari rantai pegunungan lain di Kalimantan membentuk komunitas fauna yang unik seperti yang terlihat pada kelompok burung


Cecak Jarilengkung Hamidy: Spesies Baru dari Kalimantan

12 September 2021

Cecak Jarilengkung Hamidyi (Crytodactilus Hamidyi) spesies cecak yang baru ditemukan di Pulau Kalimantan. Foto: Instagram/lipiindonesia
Cecak Jarilengkung Hamidy: Spesies Baru dari Kalimantan

Para peneliti berhasil menemukan spesies cecak baru di Pulau Kalimantan


LIPI Temukan Spesies Baru Burung Madu di Alor, Kicaunya Khas

15 Oktober 2019

Myzomela prawiradilagae., spesies baru burung pemakan madu yang ditemukan LIPI di Pula Alor NTT, Oktober 2019. (twitter/klhk)
LIPI Temukan Spesies Baru Burung Madu di Alor, Kicaunya Khas

Peneliti LIPI berhasil menemukan spesies baru burung pemakan madu di Pulau Alor, NTT. Diberi nama mengikuti nama peneliti senior Dewi Prawiradilaga .


Banyak Spesies Baru di Pulau Pejantan, KLHK Kirim Peneliti

9 Maret 2017

Seekor kupu-kupu harimau bertengger di atas daun, di Indonesia terdapat berbagai jenis kupu-kupu. Di pulau Jawa dan Bali saja, terdapat 600 jenis spesies kupu-kupu. London, Inggris, 31 Maret 2015. Carl Court / Getty Images
Banyak Spesies Baru di Pulau Pejantan, KLHK Kirim Peneliti

Tim Balitbang KLHK juga menemukan banyak flora dan fauna unik yang diduga spesies baru, semisal tupai tiga warna dan anggrek yang hidup di atas batu.


Donald Trump Jadi Nama Ngengat, Ada Maksud Tersembunyi

18 Januari 2017

Neopalpa donaldtrumpi. nbcnews.com
Donald Trump Jadi Nama Ngengat, Ada Maksud Tersembunyi

Vazrick Nazari memberi nama Donald Trump pada ngengat dengan sisik berwarna putih kekuningan di kepala.


Peneliti Temukan Spesies Baru Hiu Prasejarah

5 Oktober 2016

Gigi spesies hiu prasejarah Megalolamna paradoxodon, sepanjang 5 cm. Livescience.com/Kenshu Shimada
Peneliti Temukan Spesies Baru Hiu Prasejarah

Megalolamna paradoxodon diperkirakan hidup 20 juta tahun lalu dan kini sudah punah.


Spesies Baru Laba-laba Unik Ditemukan di Brasil  

18 Februari 2016

Foto udara hutan hujan Amazon (kanan), berbatasan dengan lahan gundul yang disiapkan untuk penanaman kedelai di Mato Grosso, Brasil, 4 Oktober 2015. Brasil akan memecahkan rekor menghasilkan 97.800.000 ton kedelai pada periode 2015/16, naik sebesar 3,2 persen dibandingkan dengan 2014/15. Pemerintah Brasil telah membuat komitmen untuk mengurangi deforestasi di Amazon hingga sebesar 80 persen pada 2020. REUTERS/Paulo Whitaker
Spesies Baru Laba-laba Unik Ditemukan di Brasil  

Delapan spesies baru laba-laba cambuk baru ditemukan di Brasil.


Hobbit yang Ditemukan di Flores Bukan Spesies Manusia?

18 Februari 2016

Homo floresiensis. Livescience.com
Hobbit yang Ditemukan di Flores Bukan Spesies Manusia?

Penelitian terbaru ini menggunakan alat pemindai tiga dimensi berteknologi tinggi buatan Jepang.


Spesies Hiu Ini Bisa Bercahaya dalam Air  

4 Januari 2016

Hiu termasuk di dalam ordo superordo Selachimorpha, selain itu hiu bernafas menggunakan 5 insang. Hiu termasuk predator yang ditakuti, karena kemampuan menyerang mangsa menggunakan gigi tajam. Florida, Amerika, 5 April 2015. Dailymail
Spesies Hiu Ini Bisa Bercahaya dalam Air  

Peneliti menemukan spesies baru hiu bercahaya di dasar samudera. Mereka menyebutnya hiu ninja karena warna tubuhnya hitam pekat.


LIPI Temukan 14 Spesies Baru Flora dan Fauna Pulau Enggano  

16 November 2015

Pulau Enggano. TEMPO/Arie Basuki
LIPI Temukan 14 Spesies Baru Flora dan Fauna Pulau Enggano  

LIPI telah mengidentifikasi 14 spesies flora dan fauna baru selama Ekspedisi Widya Nusantara 2015 di Pulau Enggano, Bengkulu.