“Simpanse cukup untuk menirukan gerakan temannya dalam satu kelompok,” tulis dia dalam jurnal Biology Letters. Leeuwen dan rekannya memiliki kesimpulan, simpanse termotivasi untuk menirukan gerakan kawan satu kelompok.
Dalam eksperimen kali ini, selain mengamati 14 simpanse, Leeuwen dan rekan penelitiannya juga mengamati 23 anak prasekolah di Jerman. Para peneliti menempatkan tiga cangkir di atas meja dengan hadiah (mainan atau makanan), yang tersembunyi di dalam salah satu cangkir, kemudian meminta anak dan simpanse mengangkat satu cangkir.
Beberapa anak yang belum mendapat giliran akan memperhatikan dengan saksama kawannya yang sedang mengangkat cangkir. Begitu juga dengan simpanse. “Mereka akan melihat dulu sebelum mengangkat gelas,” ujar Leeuwen.
Kemudian para peneliti mengukur berapa anak dan simpanse yang melihat temannya masing-masing sebelum mengangkat gelas. Hasil penelitian menunjukkan, anak-anak manusia lebih rentan terpengaruh kegiatan temannya dibandingkan simpanse. Meski teman sesama simpanse telah menemukan hadiah, simpanse lain akan mengangkat gelas berbeda.
Paling mencolok, Leeuwen mengatakan, anak-anak yang melihat anak lain mengangkat cangkir tidak memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi insting mereka. Sementara simpanse sebaliknya.
LIVESCIENCE | AMRI MAHBUB
Terpopuler:
Ketika Geger Melanda Acara Puncak JFW 2015
Kopi Kolombia, Pilihan Menu Baru Minum Kopi
Begini Cara Terapi Target untuk Kanker Bekerja
Desember, Uji Klinis Terapi Ebola Pertama
Bogor Organic Fair Akan Digelar di Sempur