Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ratusan Ilmuwan Asia Berembug Bahas Perkembangan IPTEK

image-gnews
Para ilmuwan University of Central Florida, AS menganalisis 2.500 sampel dari organisme laut di labroratorium. Foto: sciencedaily.com
Para ilmuwan University of Central Florida, AS menganalisis 2.500 sampel dari organisme laut di labroratorium. Foto: sciencedaily.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Sebanyak 150 ilmuwan Asia bertemu dalam Konferensi Ilmiah Internasional Asian Association of Learning, Inovation, and Co-evolution Studies (ASIALICS) ke-12 di Yogyakarta untuk membahas perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi negara. 

"Ada 150 ilmuwan dari berbagai negara di Asia, 45 makalah ilmiah dipresentasikan di ASIALICS," kata Ketua Penyelenggara Konferensi Ilmiah Internasional ASIALICS ke-12 dan IPTEKIN ke-5 yang juga Sekretaris Utama LIPI Siti Nuramaliati Prijono di Yogyakarta, Selasa.

Selain itu 47 makalah hasil penelitian dipresentasikan di Forum Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi (IPTEKIN) ke-5 yang kebetulan dilaksanakan bersamaan.

Peserta yang hadir, menurut dia, berasal dari latar belakang yang beragam mulai dari pemerintahan, industri atau pihak swasta, akademisi, ilmuwan, hingga masyarakat yang datang dari Jepang, Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Singapura, India, Tiongkok, Filipina, dan Hongkong.

Ia mengatakan ASIALICS ke-12 ini membahas tentang perkembangan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi yang digunakan untuk meningkatkan level negara yang berbasis pada industri sumber daya alam.

Indonesia, lanjutnya, tidak bisa lagi bergantung pada eksploitasi dan eksplorasi sumber daya alam tetapi harus didorong menjadi negara berdasar pada industri sumber daya alam yang bergerak melalui inovasi.

Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain mengatakan konferensi ini menjadi ajang pertukaran perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, inovasi di Asia. 

Badan Pusat Statistik menyebutkan sumbangan industri berbasis sumber daya alam hanya 18 persen untuk Produk Domestik Bruto. Angka itu, menurut Iskandar masih jauh dari yang diharapkan.

Tingkat produktivitas di sektor industri berbasis sumber daya alam tersebut dapat dikatakan rendah. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sangat diperlukan sentuhan inovasi dan teknologi maju untuk bisa meningkatkan performa industri berbasis sumber daya alam ini, terutama bagi negara berkembang yang lebih banyak terperangkap hanya mengandalkan sumber daya alam untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. 

"Padahal kondisi tersebut terkadang berdampak pada ketidakadilan ekonomi, sosial, dan lingkungan," ujar dia.

Sementara itu, Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Muhammad Dimyati mengatakan ASIALICS benar dapat menjadi forum yang mendorong pertukaran pengetahuan, hasil penelitian, dan inovasi yang sudah dilakukan di kawasan Asia. 

"Jadi kita sebenarnya tidak perlu melakukan penelitian hal sama karena bisa berbagi di forum ini," katanya.

Ia mendorong melalui forum ini para peneliti dan ilmuwan mampu lebih banyak menghasilkan jurnal ilmiah hingga tingkat internasional. Lebih dari itu, jurnal ilmiah dan inovasi yang dihasilkan dapat dikembangkan hingga level komersialisasi sehingga manfaatnya dirasakan nyata untuk kemaslahatan masyarakat.

ASIALICS ke-12 yang digelar 15--16 September 2015 di Yogyakarta menghadirkan pembicara utama dari Universitas Malaya Malaysia Prof Dr Rajah Rasiah, UNU Merit PBB dan Universitas Belanda Dr Michiko Lizuka, dan dari PT Pertamina (Persero) Dr Eko Wahyu Laksono.

Sedangkan pembicara utama dari LIPI yakni Prof Dr Lukman Hakim dan Prof Dr Erman Aminullah.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.


Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia | Source foto: freepik
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia