Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jejak Sejarah Austronesia Dipamerkan di Bali  

image-gnews
Seorang perempuan melihat lukisan manusia purbakala berbentuk seekor babi. Lokasi peninggalan berada di dalam kawasan gua, sehingga pengunjung membutuhkan lampu penerangan untuk melihat sisa-sisa peninggalan manusia purba. Pangkep, Sulsel, 20 Agutus 2015. TEMPO/Iqbal Lubis
Seorang perempuan melihat lukisan manusia purbakala berbentuk seekor babi. Lokasi peninggalan berada di dalam kawasan gua, sehingga pengunjung membutuhkan lampu penerangan untuk melihat sisa-sisa peninggalan manusia purba. Pangkep, Sulsel, 20 Agutus 2015. TEMPO/Iqbal Lubis
Iklan

TEMPO.CO, Denpasar - Sebuah pameran bertajuk “Kita, Austronesia, dan Gambar Cadas Prasejarah di Indonesia” digelar di Bentara Budaya Bali, yakni di Gianyar. Pameran yang dibuka pada, Senin, 18 Juli 2016, dan ditutup pada 20 Juli 2016 itu merupakan bagian dari acara International Symposium on Austronesian Diaspora.

Pameran yang digelar Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) serta Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini menampilkan artefak-artefak hasil penelitian, replika, poster, dan gambar-gambar lukisan gua prasejarah.

Tak sekadar sebuah perhelatan keilmuan, pameran ini mengajak publik sadar terhadap kekayaan Nusantara. "Yang ada di acara ini semuanya merupakan akar peradaban Indonesia," kata Kepala Puslit Arkenas I Made Geria.

Selain pameran, digelar simposium internasional yang mengusung tema Diaspora Austronesia di Ayodya Resort, Nusa Dua, Bali, 18-23 Juli 2016. Simposium internasional ini diikuti 200 peserta dari 19 negara. Sebanyak 45 orang di antaranya merupakan pakar di bidang Austronesia dari berbagai disiplin ilmu, seperti arkeologi, antropologi, sejarah, geologi, geokronologi, paleiklim, paleogeografi, paleoantropologi, linguistik, dan genetika.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Austronesia adalah sebuah rumpun bahasa, mencakup 1.200 bahasa yang dituturkan oleh populasi setengah kawasan dunia, mulai Madagaskar di ujung barat bumi hingga Kepulauan Paskah di ujung timur Pasifik, dari Taiwan dan Mikronesia di batas utara sampai Selandia Baru di batas selatan.

"Inilah rumpun bahasa dengan sebaran terluas sebelum terjadi kolonialisasi Barat menjangkau berbagai bagian dunia," ujar Made Geria.

ROFIQI HASAN

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Keistimewaan Gedung Museum Nasional yang Berusia 245 Tahun

8 hari lalu

Halaman depan Museum Nasional yang beralamat di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Minggu, 17 September 2023. Tempo/M. Faiz Zaki
Keistimewaan Gedung Museum Nasional yang Berusia 245 Tahun

Museum Nasional yang kemarin alami kebakaran disebut museum gajah. Ini keistimewaan gedung yang berusia 245 tahun.


Perkumpulan Ahli Arkeologi: Kerusakan Akibat Kebakaran Museum Nasional Tak Tergantikan

9 hari lalu

Anggota Polisi saat melakukan olah TKP lokasi kebakaran Museum Nasional, Jakarta, Minggu, 17 September 2023. Kebakaran tersebut mengakibatkan empat ruangan terbakar yakni dua ruangan di sayap sebelah kanan dan dua ruangan di bagian tengah.  TEMPO/M Taufan Rengganis
Perkumpulan Ahli Arkeologi: Kerusakan Akibat Kebakaran Museum Nasional Tak Tergantikan

Dari peristiwa kebakaran di Museum Nasional Indonesia, IAAI Komda Jabodetabek berharap masih banyak koleksi artefak yang bisa terselamatkan.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: BRIN Rancang Program Arkeologi, Rektor Sebut Alumni UGM Jadi Presiden

33 hari lalu

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko pada peluncuran Pusat Kolaborasi Riset di Padang, Kamis, 3 November 2022. (Antara/Ikhwan Wahyudi)
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: BRIN Rancang Program Arkeologi, Rektor Sebut Alumni UGM Jadi Presiden

Topik tentang BRIN rancang program khusus arkeologi menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


BRIN Rancang Program Khusus Arkeologi, Terbuka untuk Fresh Graduate

34 hari lalu

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko pada peluncuran Pusat Kolaborasi Riset di Padang, Kamis, 3 November 2022. (Antara/Ikhwan Wahyudi)
BRIN Rancang Program Khusus Arkeologi, Terbuka untuk Fresh Graduate

BRIN sedang menggodok program untuk memajukan bidang arkeologi di Indonesia.


Ekskavasi PATI V di Situs Manyarejo Sragen Temukan Artefak dan Fosil Fauna Berusia 800 Ribu Tahun

49 hari lalu

Sejumlah artefak ditemukan di lokasi ekskavasi dalam kegiatan PATI V yang dilaksanakan di kawasan Situs Manyarejo, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, 1-8 Agustus 2023. Foto diambil Selasa, 8 Agustus 2023. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Ekskavasi PATI V di Situs Manyarejo Sragen Temukan Artefak dan Fosil Fauna Berusia 800 Ribu Tahun

Artefak tulang dan fosil yang ditemukan merupakan hasil dari kegiatan ekskavasi di lokasi Edukasi dengan membuka 1 Trench dan 1 kotak ekskavasi.


Mengenal Epigrafi, Ilmu untuk Mengungkap Misteri Prasasti dan Peninggalan Kuno

52 hari lalu

Sejumlah pengunjung menikmati keindahan peninggalan sejarah candi Arjuna bercorak Hindu aliran Syiwa, bangunan keagamaan tertua di Jawa berdasarkan prasasti bertuliskan Jawa Kuno menunjukkan tahun 808 M, di Kompleks Candi pegunungan Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Kamis, 22 Desember 2022. Para ahli Arkeologi memperkirakan bahwa Candi Dieng dibangun melalui tahap pertama meliputi Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, dan Candi Gatotkaca, diperkirakan dilakukan akhir abad 7 hingga abad 8 dan tahap kedua sampai sekitar tahun 780 M terdiri dari 8 bangunan candi, atas perintah Raja-raja Wangsa Sanjaya dari Kerajaan Kalingga (594-782 Masehi). Kompleks Candi Dieng pertama kali ditemukan oleh tentara Inggris yang sedang berwisata di kawasan pegunungan Dieng pada tahun 1814. TEMPO/Imam Sukamto
Mengenal Epigrafi, Ilmu untuk Mengungkap Misteri Prasasti dan Peninggalan Kuno

Untuk mengungkap misteri pada prasasti, dibutuhkan Epigrafi cabang ilmu arkeologi. Di Indonesia, bisa dipelajari di lima kampus berikut ini.


Iseng Ukir Nama Diri dan Pacarnya di Colosseum, Pria Inggris Ini Terancam Hukuman 5 Tahun

30 Juni 2023

Ladang bunga di sebelah Colosseum saat musim semi dimulai di Roma, Italia, 21 Maret 2023. REUTERS/ Remo Casilli
Iseng Ukir Nama Diri dan Pacarnya di Colosseum, Pria Inggris Ini Terancam Hukuman 5 Tahun

Seorang pelatih kebugaran Inggris ketahuan menggoreskan anak kunci ke dinding colosseum berusia 2.000 tahun setelah difilmkan pengunjung lain.


Mengenal Filologi, Apa Hubungannya dengan Teks Kuno?

2 Juni 2023

Program DREAMSEA bertujuan untuk mendigitalisasi naskah kuno di Asia Tenggara, khususnya terhadap manuskrip-manuskrip yang disimpan oleh masyarakat Indonesia. Kredit: DREAMSEA
Mengenal Filologi, Apa Hubungannya dengan Teks Kuno?

Filologi sejak abad ke-3 SM oleh sekelompok Aleksandria yang kemudian dikenal sebagai ahli filologi. Berikut penjelasan disiplin ilmu ini.


Ada Jebakan Maut, Arkeolog Takut Bongkar Makam Kaisar Cina

6 Februari 2023

Seorang petugas berjaga di tempat yang berisi ribuan prajurit terakota yang berada di Pit 1 dengan formasi menghadap ke timur untuk melindungi Kaisar Qin Sh Huang di kompleks pemakamannya di Lintong, Xi'an, Provinsi Shaanxi, Cina, 27 September 2018. Kompleks pemakaman Kaisar Qin Shi Huang merupakan salah satu situs arkeologi terbesar di dunia dan menjadi tujuan pariwisata terbesar di Republik Rakyat Cina (RRC). ANTARA FOTO/Hermanus Prihatna
Ada Jebakan Maut, Arkeolog Takut Bongkar Makam Kaisar Cina

Arkeologi terpenting sepanjang masa ditemukan di Cina. Namun, tak ada yang berani bongkar makam Kaisar Cina. Mengapa? Simak selengkapnya


Penemuan Kota Tua Suku Maya Berusia 2.000 Tahun di Guatemala, Ada Jalan, Piramida Hingga Waduk

19 Januari 2023

Rendering seniman menunjukkan rekonstruksi kota Maya kuno yang terletak di area yang dikenal sebagai Mirador-Calakmul Karst Basin (MCKB) di Guatemala utara dan Campeche selatan, Meksiko, setelah penelitian menggunakan teknologi laser LiDAR oleh tujuh yayasan dan organisasi. FARES USA/Handout via REUTERS
Penemuan Kota Tua Suku Maya Berusia 2.000 Tahun di Guatemala, Ada Jalan, Piramida Hingga Waduk

Temuan tentang kota tua suku Maya itu dipublikasikan dalam jurnal Ancient Mesoamerica pada bulan Desember.