Cina Kirim Alat Medis untuk Penanganan Covid-19 di Indonesia

Reporter

Antara

Rabu, 3 Juni 2020 01:00 WIB

Tim petugas medis di Kota Sorong, Papua Barat, saat melakukan tes cepat Covid-19. Pemeriksaan sampel swab di kota ini menggunakan mesin tes TBC karena alat PCR belum tersedia atau masih dalam proses difungsikan hingga Jumat 29 Mei 2020. (Foto Antara Papua Barat/ Ernes Kakisina)

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina menyatakan akan kembali memberi bantuan berupa peralatan medis untuk mendukung penanganan Covid-19 di Indonesia. Bantuan gelombang kedua ini disertai kerja sama penelitian dan pengembangan vaksin, obat-obatan, teknologi pengujian, serta produksi bersama peralatan medis senilai seluruhnya Rp 130 miliar.

Dalam konferensi pers yang digelar secara daring, Selasa 2 Juni 2020, Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian mengatakan segera mengirimkan bantuan tahap kedua tersebut. Dia termasuk menyebutkan bantuan yang segera disalurkan itu adakah masker dan alat pelindung diri.

“Berdasarkan kesepakatan yang dicapai pemimpin kedua negara, Cina bersedia terus secara tegas mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam melawan pandemi COVID-19 dengan sesegera mungkin mengirimkan bantuan tersisa gelombang kedua,” kata dia.

Dia pun mengatakan penyaluran bantuan tersebut akan diteruskan melalui partai politik, pasukan militer, pemerintah daerah, perusahaan dan saluran lainnya untuk memperkuat bantuan kepada Indonesia.

Sehari sebelumnya, Indonesia juga diberitakan akan menerima total 33 unit ventilator untuk pasien Covid-19. Peralatan bantu pernapasan itu berasal dari Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).

Pengiriman tahap pertama, yang mencakup dua ventilator masing-masing dari WHO dan IOM serta satu dari UNDP telah tiba di Jakarta pada hari itu juga, Senin 1 Juni 2020. Ventilator akan diserahkan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan selanjutnya disalurkan ke fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia.

“Peralatan medis, yang dibeli UNDP sebagai bagian dari inisiatif bersama dengan WHO dan IOM, akan membantu mengatasi salah satu kebutuhan paling mendesak dan akan memberikan perawatan kesehatan vital bagi para korban Covid-19,” kata Kepala Perwakilan UNDP Indonesia, Christophe Bahuet, dalam keterangan tertulis.

Kepala Perwakilan WHO untuk Indonesia, N. Paranietharan, mengungkapkan kalau secara global, ada permintaan tinggi akan peralatan medis tersebut. "Ventilator ini akan memberikan dampak yang signifikan untuk memberikan perawatan kritis kepada pasien yang paling terkena dampak Covid-19 di seluruh Indonesia,” katanya.

Sementara itu, Kepala Misi dari Organisasi Internasional untuk Migrasi Louis Hoffmann menyatakan pandemi penyakit virus corona 2019 tidak hanya berdampak signifikan terhadap kesehatan. Tetapi juga pada mobilitas masyarakat secara domestik maupun antarnegara, juga pada mata pencaharian, keamanan, dan kesejahteraan manusia.

Bersama-sama, UNDP, WHO dan IOM akan menyediakan total 33 ventilator selama empat minggu dengan perkiraan biaya sekitar Rp 11 miliar. Dari jumlah tersebut, WHO akan menyediakan 27 ventilator dengan dukungan kemitraan bersama pemerintah Jepang, sedangkan UNDP dan IOM masing-masing menyumbang tiga ventilator.

Operasi pengadaan logistik dilakukan oleh UNDP, dan pengiriman ventilator berikutnya diharapkan tiba dalam beberapa hari mendatang.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

4 jam lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

11 jam lalu

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

Cina menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, namun Taiwan bersikeras pihaknya sudah memiliki pemerintahan independen sejak 1949.

Baca Selengkapnya

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

19 jam lalu

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

Biden memutuskan menaikkan tarif impor produk Cina termasuk mobil listrik dan baterainya.

Baca Selengkapnya

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

22 jam lalu

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

Hubungan ekonomi Cina-Indonesia disebut mencapai masa keemasan di era Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

23 jam lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

1 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

1 hari lalu

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

Peneliti Unair menilai penarikan vaksin AstraZeneca dari pasar akan memicu pro dan kontra. Masyarakat bisa ragu terhadap program vaksinasi nasional.

Baca Selengkapnya

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

1 hari lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

1 hari lalu

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

AS membatasi izin ekspor teknologi untuk Cina. Qualcomm dan Intel tak lagi bisa memasok produknya ke perusahaan seperti Huawei.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

1 hari lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya