Top 3 Tekno Berita Kemarin: Gempa Terkini Mentawai dan Batu Meteor Tapanuli

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 21 November 2020 00:27 WIB

Suasana kepulauan Mentawai Sumatra Barat saat pemantauan lewat udara di pusat gempa yang terjadi di Kepulauan Mentawai dengan menggunakan pesawat pengintai Boeing 737, Mentawai, Sumatra Barat, 3 Maret 2016. TEMPO/M iqbal Ichsan

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Kemarin diawali dari informasi gempa terkini pada pagi bahwa telah terjadi gempa kembali di Mentawai, Sumatera Barat. Sebelumnya, sepanjang pekan ini sudah terjadi setidaknya dua kali gempa, yakni pada 17-18 November lalu.

Artikel sisanya diisi perihal batu meteor yang jatuh di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengkonfirmasi bongkahan meteorit yang berhasil menembus atmosfer Bumi tersebut sekalipun tidak berhasil mendeteksi peristiwanya.

Baca juga:
Vaksin Covid-19 AstraZeneca Beri Harapan Perlidungan Lansia

Tapi bukan peristiwanya yang menyita lebih banyak pemberitaan belakangan ini, melainkan 1,7 kilogram batu meteor itu yang kemudian diperjual belikan. Seorang ekspatriat asal Amerika yang bermukim di Bali mengaku mengetahui persis harga jual-beli itu dan meluruskan isi ramai pemberitaan yang menyebutkan angkanya Rp 200 juta atau bahkan Rp 25 miliar.

Berikut Top 3 Tekno Berita Kemarin selengkapnya,

Advertising
Advertising

1. Gempa Terkini dari Mentawai, Padang Merasakan Guncangan Lagi

Gempa dengan Magnitudo 4,9 mengguncang Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, Jumat 20 November dinihari, sekitar pukul 01.10 WIB. Berdasarkan informasi dari laman resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa terkini dari wilayah yang telah beberapa kali berguncang itu bersumber dari kedalaman 24 kilometer.

Pusat gempa berada pada koordinat 1,45 Lintang Selatan (LS) dan 99,69 Bujur Timur (BT) atau di laut, 68 kilometer tenggara Pulau Siberut. Gempa dirasakan di beberapa daerah sekitar pulau tersebut sampai skala III MMI di Padang dan lebih lemah lagi di Pasaman, Tanah Datar, hingga Agam.

Skala Mercalli merupakan salah satu satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi, terutama jika tidak terdapat peralatan seismometer di tempat kejadian. Dalam skala III, getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa seakan-akan ada truk berlalu.

2. Batu Meteor Miliaran Rupiah dari Tapanuli, Ini Keterangan Saksi Jual-Beli

Jareed Collins, warga Amerika Serikat yang bermukim di Bali, memberikan keterangannya menanggapi ramai pemberitaan jual beli batu meteor (meteorit atau meteoroid) seberat 1,7 kilogram asal Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Diberitakan, batu itu telah dibeli seharga Rp 200 juta dari pemiliknya dan kini kembali dijual oleh kolektornya dengan harga yang ditawarkan Rp 14,1 juta per gram atau setara total sekitar Rp 25 miliar.

Collins, yang menyebut dirinya sebagai seorang penggemar meteorit---batuan utuh dari pecahan komet ataupun asteroid yang menembus astmosfer Bumi, membenarkan telah berangkat ke Sumatera Utara dan bertemu dengan Joshua Hutagalung, si pemilik batu. Dia yang menjadi perantara antara Joshua dengan pembeli yang disebutnya sebatas kolega di Amerika Serikat.

Baca juga:
Tiga Meteor Menuju Bumi, Satu Diduga Meledak di Atas New York

Collins menuturkan dihubungi dan dimintai bantuan koleganya itu pada 7 Agustus 2020 tapi dia membantah koleganya itu bernama Jay Piatek seperti yang ada di pemberitaan. Pun dengan harga Rp 200 juta yang dibayarkan koleganya itu kepada Joshua. Angka itu disebutkannya sama sekali tidak benar dan tidak tepat--sekalipun Joshua di ramai pemberitaan telah menyebut angka itu.

3. Batu Meteor Jatuh di Tapanuli Tak Terdeteksi LAPAN

Batu meteor dari Tapanuli, Sumatera Utara, dijual seharga Rp 200 juta sedang ramai diberitakan. Batu seberat 1,7 kilogram yang kabarnya dijual lagi oleh kolektornya senilai Rp 1,4 juta per gram itu telah dibenarkan keasliannya sebagai meteorit--bagian dari asteroid atau komet yang mampu menembus atmosfer Bumi.

Ilustrasi asteroid. Kredit: PA/AOL

Konfirmasi sebagai batu meteor diberikan peneliti di Pusat Ilmu Antariksa, Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) Rhorom Priyatikanto. “LAPAN sudah mengkonfirmasi bahwa benda tersebut merupakan meteor berdasarkan foto yang beredar beberapa bulan lalu,” ujar dia saat dihubungi, Jumat 20 November 2020.

Baca juga:
Tambah Akurasi Pantauan Gunung Merapi, BNPB Sediakan Helikopter

Sayang, Rhorom mengatakan, LAPAN tak berhasil mendeteksi peristiwa saat meteorit itu jatuh menimpa rumah milik Joshua Hutagalung di Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah. Dia menjelaskan, di sekitar wilayah temuan tidak ada kamera langit yang beroperasi.

Berita terkait

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

14 jam lalu

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan awan atau terjadinya hujan di sebagian wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

14 jam lalu

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada

Baca Selengkapnya

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

21 jam lalu

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

BMKG mencatat gempa terkini yang guncangannya bisa dirasakan terjadi di Bawean, Gresik, Jawa Timur, pada Minggu pagi ini, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

23 jam lalu

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

Prediksi cuaca Jakarta hari ini, Minggu 5 Mei 2024, diawali dengan cerah berawan merata di seluruh wilayahnya pada pagi ini.

Baca Selengkapnya

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

1 hari lalu

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

Saat tubuh terpapar suhu ataupun hawa panas, respons alami tubuh adalah dengan memproduksi keringat untuk mendinginkan diri.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

1 hari lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

1 hari lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

1 hari lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

1 hari lalu

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

BMKG memprakirakan kondisi cuaca suatu area berdasarkan data numerik. Hujan ringan, sedang, dan lebat dibedakan berdasarkan intensitas airnya.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

1 hari lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

Prakiraan cuaca BMKG memperkirakan cuaca Jakarta hari ini cerah berawan dan hujan ringan. Sebagian wilayah waspada potensi hujan disertai petir.

Baca Selengkapnya