Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cairan Pengelupas Cat Bikin Lapisan Ozon Terkikis

Reporter

Editor

Amri Mahbub

image-gnews
Ilustrasi lapisan ozon. telegraph.co.uk
Ilustrasi lapisan ozon. telegraph.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, East Angelia - Lebih dari tiga dekade berlalu sejak ditemukan ada lubang menganga di lapisan ozon. Berada di ketinggian 20-30 kilometer, lapisan ini merupakan pelindung utama penghuni bumi dari radiasi ultraviolet matahari yang merusak. Kini, para ilmuwan menemukan ancaman baru yang dapat membuat lapisan ozon kian rusak.

Para ilmuwan pertama kali memastikan ada lubang di lapisan ozon pada 1984. Mereka meyakini penggunaan senyawa kimia, seperti klorofluorokarbon dan hidrofluorokarbon--komponen yang digunakan dalam produk aerosol dan refrigerant untuk lemari pendingin, memicu kerusakan di ozon.

Tiga tahun setelah penemuan tersebut, para pemimpin negara menyepakati Protokol Montreal untuk menghapus penggunaan senyawa kimia yang mengancam keberadaan lapisan ozon. Pemulihan lapisan ozon berjalan sangat lambat. Meski tampak stabil dalam beberapa tahun terakhir, lapisan ozon sebenarnya tidak menunjukkan perbaikan yang signifikan akibat kerusakan sebelumnya.

Bahaya baru justru muncul dari penggunaan sejumlah senyawa kimia, antara lain diklorometana, yang tak diatur di dalam Protokol. Senyawa ini biasa digunakan dalam industri farmasi, pertanian, dan pembuatan cairan pengelupas cat. Laporan riset yang dimuat dalam jurnal Atmospheric Chemistry and Physics ini menyebutkan kandungan senyawa kimia itu meningkat tajam di atmosfer.

Senyawa kimia tersebut tak dimasukkan ke dalam Protokol karena awalnya dinilai tak merusak. "Daya tahan senyawa itu tadinya dianggap terlalu singkat untuk sampai ke stratosfer dalam jumlah besar," kata David Oram, pemimpin riset ini dari University of East Anglia, Inggris, seperti dilaporkan laman European Geosciences Union.

Kadar diklorometana di atmosfer meningkat hingga 60 persen dalam satu dekade terakhir. Padahal, pada periode 1990 hingga awal 2000-an, kadar diklorometana sempat menyusut. Kandungan substansi lain, 1,2-dikloroetana, yang biasa dipakai untuk memproduksi pipa PVC juga meningkat. Emisi terbesar senyawa itu diduga berasal dari sejumlah tempat di Cina, yang merupakan produsen terbesar pipa PVC.

Peningkatan emisi diklorometana sangat mengejutkan karena senyawa itu dianggap sebagai komoditas berharga tapi sangat beracun. "Seharusnya ada penanganan khusus untuk tidak melepaskannya ke atmosfer," kata Oram.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Polusi industri dan emisi senyawa kimia dalam jumlah besar itu bisa terbawa angin dingin dari Asia Timur menuju kawasan tropis. Substansi tersebut diperkirakan bisa mencapai ozon sebelum terdegradasi. "Di kawasan ini kemungkinan udara terangkat sampai ke stratosfer," kata Matt Ashfold, peneliti dari University of Nottingham Malaysia Campus.

Para peneliti melacak sumber emisi terbesar yang diperkirakan dari kawasan Asia Timur. Mereka mengumpulkan sampel lapangan di Malaysia dan Taiwan. Data yang dikumpulkan lewat pesawat komersial yang melintas di atas Asia Tenggara pada Desember 2012 hingga Januari 2014 juga menunjukkan keberadaan senyawa kimia itu pada ketinggian 12 kilometer.

Oram mengatakan pertumbuhan industri yang pesat di kawasan Asia Timur berperan besar dalam peningkatan kadar emisi diklorometana. Cina, menurut Oram, menyumbang 50-60 persen emisi diklorometana. “Sejumlah negara Asia lain, termasuk India, juga menghasilkan emisi yang signifikan,” katanya.

Oram berharap ada penanganan khusus terhadap temuan adanya senyawa perusak ozon yang ternyata tidak diatur dalam Protokol Montreal. "Kami menyoroti adanya kekurangan di dalam Protokol yang harus diperbaiki, terutama jika konsentrasi senyawa itu di atmosfer terus meningkat," katanya.

Simak artikel menarik lainnya tentang ancaman terkikisnya lapisan ozon hanya di kanal Tekno Tempo.co.

EUREKALERT | THE INQUISTR | THE WASHINGTON POST | ATMOSPHERIC CHEMISTRY AND PHYSICS | EUROPEAN GEOSCIENCES UNION

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

5 hari lalu

Lalat buah. Kredit: Wikipedia
Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.


Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

20 Februari 2024

Gedung-gedung diselimuti polusi udara di kawasan Kota Jakarta, Selasa 24 Oktober 2024. Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (24/10/2023) pagi tidak sehat dan menempati peringkat ke 4 terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di Ibu Kota berada di angka 170 AQI US pada pukul 06.00 WIB. Peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada di posisi ke-4 di dunia dengan indikator warna merah, yang artinya tidak sehat. Adapun indikator warna lainnya yaitu ungu yang berarti sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, kuning sedang, dan oranye tidak sehat bagi kelompok sensitif. TEMPO/Subekti.
Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

Polusi udara telah mendegradasi senyawa kimia di balik aroma memikat bunga-bunga. Simak hasil studi tim peneliti di Amerika Serikat ini.


Ahli Teknologi Pangan Bicara Viral Bahaya Bromat di Air Minum Dalam Kemasan

19 Februari 2024

Air minum isi ulang. TEMPO/Arif Fadillah
Ahli Teknologi Pangan Bicara Viral Bahaya Bromat di Air Minum Dalam Kemasan

Viral di media sosial mengenai isu bromat yang terkandung pada air minum dalam kemasan.


BRIN Sebut Teknologi Ozon Solusi Kurangi Sampah Makanan

25 November 2023

Pemulung memungut sayuran yang masih layak kunsumsi di dekat tempat pembuangan sampah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Jumat 23 September 2022. Menurut data FAO (Food and Agriculture Organization), setiap tahun Indonesia rata-rata membuang 13 juta metrik ton makanan karena makanan membusuk akibat distribusi yang lama. TEMPO/Subekti.
BRIN Sebut Teknologi Ozon Solusi Kurangi Sampah Makanan

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan teknologi ozon yang dipakai untuk pengawetan bisa menjadi solusi untuk mengurangi food loss.


KLHK: Lubang Ozon Antarktika 26 Juta Kilometer Persegi Tidak Berdampak Langsung ke Indonesia

10 Oktober 2023

Kapal pemecah es kutub milik Cina Xuelong 2 berlayar melintasi area es terapung di Laut Kosmonaut dan bertolak untuk melakukan perjalanan melalui
KLHK: Lubang Ozon Antarktika 26 Juta Kilometer Persegi Tidak Berdampak Langsung ke Indonesia

Kalau lubang ozon semakin meluas, baru Indonesia terdampak.


Hari Ozon Sedunia, Pemadaman Lampu Dilakukan di Lima Wilayah DKI Jakarta

24 September 2023

Kendaraan melintas saat lampu penerangan dipadamkan di Bundaran HI, Jakarta, Sabtu, 23 September 2023. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta memadamkan lampu gedung pemerintahan, simbol Ibu Kota, hingga jalan protokol, Sabtu 23 September. Pemadaman penerangan selama satu jam ini selain untuk memperingati Hari Ozon Sedunia, juga buat mengedukasi masyarakat soal hemat energi dan pengurangan emisi karbon. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Hari Ozon Sedunia, Pemadaman Lampu Dilakukan di Lima Wilayah DKI Jakarta

Pemadaman lampu hanya dikecualikan pada gedung pelayanan publik seperti rumah sakit, puskesmas dan klinik.


5 Lapisan Atmosfer dan Ciri-cirinya yang Penting Diketahui

17 September 2023

5 lapisan atmosfer dan ciri cirinya. Foto: Canva
5 Lapisan Atmosfer dan Ciri-cirinya yang Penting Diketahui

5 lapisan atmosfer dan ciri-cirinya yaitu: troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, dan eksosfer dengan karakteristik yang berbeda.


Sejarah Hari Ini: Kilas Balik Penandatanganan Protokol Montreal 1987

16 September 2023

Ilustrasi lapisan ozon (net)
Sejarah Hari Ini: Kilas Balik Penandatanganan Protokol Montreal 1987

Protokol Montreal berisi tentang komitmen tentang zat yang merusak lapisan ozon sebagai tanggapan terhadap iptek mengenai penipisan lapisan ozon.


Kadar Chlorofluorocarbon (CFC) Meningkat Lagi di Atmosfer, Sudah Dilarang Sejak 2010

10 April 2023

Ilustrasi lapisan ozon (net)
Kadar Chlorofluorocarbon (CFC) Meningkat Lagi di Atmosfer, Sudah Dilarang Sejak 2010

Konsentrasi beberapa senyawa chlorofluorocarbon (CFC) di atmosfer diketahui sedang meningkat dengan cepat. Perusak lapisan ozon


BRIN Tutup Balai Pengamatan di Pasuruan, Astronom Amatir Sedih

9 Februari 2023

Teropong sunspot sketch untuk observasi matahari yang dimiliki oleh Laboratorium BRIN Pasuruan, Pasuruan, Jawa Timur [istimewa]
BRIN Tutup Balai Pengamatan di Pasuruan, Astronom Amatir Sedih

Astronom amatir mengenang Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer di Watukosek, Pasuruan, Jawa Timur. BRIN telah meninggalkannya mulai awal bulan ini.