TEMPO.CO, San Francisco - Ilmuwan telah menemukan puluhan hingga ratusan gempa, yang tersembunyi dan terkubur di bawah es Antartika, sebagaimana dilaporkan laman Live Science, Selasa, 5 Juni 2018.
Baca:
Penguin Kaisar Cetak Rekor Menyelam Selama 32 Menit di Antartika
Koloni 1,5 Juta Penguin di Antartika Ditemukan Lewat Satelit
Makin Berubah, Sebetulnya Berapa Usia Antartika?
Antartika Dulunya Sebuah Hutan, Ini Buktinya
Hampir satu dekade lalu, para ilmuwan telah menghabiskan waktu berbulan-bulan terbang ke sekitar Antartika Timur. Hasilnya menunjukkan Antartika Timur memiliki banyak gempa, sama seperti bagian lain yang secara fisik serupa di planet ini.
"Akhirnya, sedikitnya kegempaan yang tercatat bukan karena kurangnya penelitian, tapi kurangnya instrumen yang cukup dekat untuk merekam peristiwa itu," kata Amanda Lough, peneliti dari Departemen Biodiversitas, Bumi, dan Ilmu Lingkungan Drexel University di Pennsylvania, dalam sebuah pernyataan.
Hasil tersebut bertentangan dengan hipotesis geologi sebelumnya. Para peneliti dulu mempercayai berat lapisan es raksasa di benua itu menyematkan kerak di bawah untuk mencegahnya bergerak.
Bahkan saat ini situs resmi Survei Geologi Amerika (USGS) melaporkan benua itu memiliki sedikit gempa dibandingkan dengan benua lain. Meskipun begitu, USGS mengakui segelintir sensor seismik di wilayah tersebut mungkin tidak cukup untuk menghitung semua gempa.
Lough dan tim penelitinya melakukan perjalanan dari titik ke titik di seluruh benua, menyiapkan susunan sensor yang mendeteksi 27 gempa bumi kecil pada 2009 mulai magnitude 2.1 hingga magnitude 3.9. Gempa tersebut belum pernah terdeteksi sebelumnya karena tantangan penelitian di tempat yang kosong dan dingin.
"Itu menempatkan Antartika Timur sebagai kategori yang sama dengan kawah-kawah lainnya," ujar Lough. "Potongan batu besar dan stabil di kerak bumi membentuk inti lempeng tektonik dengan sistem keretakan atau tempat di mana tekanan dapat menarik benua terpisah."
Antartika Timur, kata Lough, memiliki celah yang melintasi wilayah pegunungan Subglacial Gumburtsev dan mengalir melalui tengah benua. Para peneliti membandingkan wilayah tersebut khususnya dengan Kanada Shield, sebuah kawah di Amerika Utara yang mencakup sebagian besar Quebec dan East African Rift.
Penelitian itu menyebukan keretakan Antartika Timur bergerak sangat lambat dan berumur sekitar 100 juta tahun. Hasil penelitian baru tersebut dipublikasikan pada 4 Juni 2018 dalam jurnal Nature Geoscience.
LIVE SCIENCE | JOURNAL NATURE GEOSCIENCE