TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia menggandeng perusahaan teknologi, Cisco, untuk menyelenggarakan program Country Digital Acceleration (CDA). Program akan fokus pada pemerintahan digital, industri digital, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) digital, keamanan siber dan inklusi digital.
Baca juga: Cisco Beberkan Sistem Jaringan Barunya
"Teknologi telah mengambil peran kunci dalam mendorong pertumbuhan sosial-ekonomi di Indonesia, untuk menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat. Visi Presiden Jokowi menjadikan Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di ASEAN pada tahun 2020 akan semakin cepat," ujar Presiden Cisco ASEAN Naveen Menon, dalam keterangan tertulis, Senin, 17 September 2018.
Pertumbuhan ekonomi digital bisa ditingkatkan dengan memperbaiki efisiensi layanan publik, membangun kemampuan inovasi lokal, dan digitalisasi Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia. Indonesia adalah negara pertama di Asia Tenggara yang menjadi bagian dari program ini.
Baca juga: Pembangkit Listrik Tenaga Langkah Kaki di Pameran Cisco Live
Kesepakatan tersebut diumumkan pada pertemuan antara Presiden Indonesia, Joko Widodo, dengan Presiden Cisco ASEAN, Naveen Menon, dan Managing Director Cisco Indonesia, Marina Kacaribu. Pertemuan ini berlangsung di sela-sela Forum Ekonomi Dunia tentang ASEAN (World Economic Forum on ASEAN) di Hanoi, Vietnam.
"Kami menyambut baik kesempatan untuk bermitra dengan pemerintah Indonesia dan berkontribusi untuk pertumbuhan jangka panjang," tambah Menon. "Tim CDA Cisco sudah bekerja sama dengan pemerintahan di seluruh dunia, baik di tingkat nasional maupun di tingkat negara bagian."
Menurut Managing Director Cisco Indonesia Marina Kacaribu, usaha untuk mewujudkan misi agenda digital Nasional, ada dua area utama yang menjadi penentu keberhasilannya. Pertama, perlu memastikan kemampuan keamanan siber di Indonesia sejalan dengan adopsi digital, sehingga tetap lebih maju dari para pelaku ancaman siber.
Baca juga: IoT Menopang Pengembangan Digitalisasi
"Kami akan bekerja sama dengan pemerintah dalam koordinasi dan pelaksanaan kebijakan keamanan siber nasional. Indonesia juga membutuhkan banyak tenaga kerja yang mahir teknologi," lanjut Marina.
Cisco melalui Networking Academy juga telah melatih lebih dari 212.000 siswa di Indonesia, dengan kontribusi dalam bentuk alat, sumber daya, dan instruktur. Total siswa itu merupakan partisipasi siswa Networking Academy terbesar kedua di kawasan ASEAN. "Kami berharap kerjasama dengan pemerintah ini akan mampu menciptakan tenaga kerja andal di masa depan," kata Marina.
Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM) Tom Lembong mengatakan bahwa perekonomian Indonesia sedang bertransformasi menjadi ekonomi digital. Seiring dengan tren yang terjadi dan meningkatnya jumlah penduduk kelas menengah serta tenaga kerja muda yang mahir teknologi.
"Kami memperkirakan sekitar dua hingga tiga miliar dolar per tahun akan diinvestasikan ke sektor e-commerce. Pemerintah harus menyediakan platform yang andal dan merumuskan peraturan untuk memastikan bahwa ekonomi digital mematuhi standar keamanan dunia maya serta memberikan kontribusi bagi kemakmuran masyarakat," ujar Tom. Tom percaya bahwa kolaborasi tersebut akan tidak hanya mendukung e-commerce dan ekonomi digital, tapi juga perkembangan Revolusi Industri 4.0 di Indonesia.
Baca juga: Cisco Kenalkan Webex, Virtual Space untuk Pekerja Milenial
Simak kabar terbaru Cisco hanya di kanal Tekno Tempo.co.