TEMPO.CO, Yogyakarta -Mendekati Lebaran 2019, Gunung Merapi sering mengeluarkan awan panas guguran dan guguran lava. Pada Minggu, 2 Juni 2019 gunung tersebut kembali mengeluarkan awan panas yang biasa disebut wedus gembel.
Baca: Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas 1.200 Meter
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menyatakan jarak luncur awan panas mencapai 1.100 meter ke arah hulu Kali Gendol.
“Awan panas guguran terjadi pada hari Minggu, 2 Juni 2019 pada pukul 22.45 WIB. Awan panas guguran tercatat di seismograf dengan amplitudo 65 mm dan durasi 110.23 detik,” kata Hanik, Senin, 3 Mei 2019.
Selain awan panas, Merapi juga mengeluarkan lava pijar. Sejak pukul 18.00 WIB, 2 Juni 2019 hingga pukul 06.00 WIB, 3 Juni 2019 Merapi tercatat mengeluarkan lava pijar hingga 11 kali. Untuk lava pijar, jarak luncur antara 450 meter hingga 1.000 meter. Guguran lava terjadi pada pukul 18.02, 21.37, 22.20, 22.25, 22.33, 22.40, 22.42, 03:59, 04.33, 04.57 dan pukul 05.30 WIB.
Pada Senin, 3 Juni 2019 dari pukul 06.00 hingga pukul 12.00 WIB terjadi satu kali guguran lava. Jarak luncurnya mencapai 1.000 meter juga mengarah ke hulu Kali Gendol.
Sedangkan untuk data kegempaan, selama 12 Jam juga tercatat 18 kali gempa guguran dengan amplitudo antara 3 hingga 55 mm. Meskipun Merapi sering mengeluarkan wedus gembel dan guguran lava, jarak 3 kilometer dari puncak masih aman.
“Status masih tetap pada level II atau Waspada,” kata dia.
Heru Suparwaka, salah satu petugas pengamatan Gunung Merapi menyatakan, aktivitas manusia di radius 3 kilometer dari puncak tidak diperbolehkan. Hanya untuk keperluan mitigasi dan penelitian saja yang dibolehkan mendekat ke radius 3 kilometer dari puncak Merapi.
“Lokasi wisata yang jaraknya lebih dari tiga kilometer dari puncak Merapi aman untuk dikunjungi,” kata dia.
MUH SYAIFULLAH